Mengenai ancaman saya kira yang perlu diwaspadai ada dua; ancaman dari dalam dan dari luar.
Menurut saya justru ancama dari dalam lebih berbahaya dibanding ancaman dari luar. Kehancuran sebuah perusahaan, sebuah dinasti bahkan sebuah negara, lebih banyak disebabkan karena kebobrokan dan salah urus orang-orang didalamnya ketimbang karena serangan dari luar.
Saya akan menekankan budaya bersih, jujur, penegakan disiplin, tanggung jawab dan kepedulian di jajaran managemen, karyawan dan di setiap komponen perusahaan.
Untuk mengatasi ancaman dari luar--saya lebih suka menyebutnya tantangan--baik dari kompetitor maupun pihak-pihak yang tidak senang dengan kemajuan perusahaan, saya tak akan menggunakan strategi konfrontatif, sebaliknya saya akan menggunakan strategi persuasif dan kemitraan.
Saya akan menjalin kemitraan dengan kompetitor dan pihak-pihak yang bersentuhan dengan bidang usaha perusahaan. Saya juga akan mendekati dan menjalin komunikasi dengan pihak-pihak yang disinyalir tidak senang dengan Grup Bakrie.
Itulah visi, konsep dan strategi yang akan saya jalankan selama saya menjadi CEO Grup Bakrie. Tentu saja semua itu bukan sekedar teori di atas kertas, namun akan saya jalankan dengan sepenuh hati segenap jiwa, karena saya mencintai perusahaan ini.
Karena itu, mulia besok--hari kedua saya sebagai CEO--saya tak akan hanya duduk manis di kursi empuk ini, tapi saya akan langsung terjun ke lapangan untuk melihat kondisi rill perusahaan.
Saya akan berkomunikasi dengan jajaran komisaris, top managemen, karyawan dan konsumen, agar visi, konsep dan strategi yang saya rancang bisa difahami dan dijalankan.
Untuk itu saya mohon do’a dan dukungan semua pihak di Grup Bakrie. Mari kita bersama-sama membangun dan memajukan Grup Bakrie agar menjadi perusahaan yang dicintai, saat ini dan dimasa yang akan datang.
Saya tak ingin banyak bicara, mari kita mulai bekerja!
Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil, dan mulai saat ini juga.