Mohon tunggu...
Ridha Harwan
Ridha Harwan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Linguistik dan terjemahan, Bandung. https://tarjiem.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Analisis Status Facebook Pak SBY Hari Ini

28 April 2015   18:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:35 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • “… 4 tahun lebih cepat dari jadwal yang ada.”

    • Beliau tampaknya ingin mengatakan, berapa jumlah dana yang dapat disimpan apabila kita lebih cepat melunaskan hutang.

  • ” … tidak lagi jadi pasien IMF.”

    • Pemilihan kata “pasien” ini bisa menjadi multi tafsir. Beberapa ada yang menganggap kalau kata “pasien” bisa bermakna positif atau negatif. Tafsiran pemilihan kata “pasien” ini, tafsirannya seolah-olah dikembalikan oleh para pembaca. Namun arah maknanya dapat terlihat dari informasi yang akan disampaikan kalimat-kalimat berikutnya.

  • “… ,kita tidak lagi didikte oleh IMF …”

    • Nah, jika kita melihat frasa di atas, maka akan terlihat ke mana arah tafsiran makna kata “pasien” sebelumnya. Apakah menjadi positif atau sebaliknya.

  • “… Menteri Pertambangan dan Energi (tahun 1999-2000), …”

    • Beberapa kali saya perhatikan kalau Pak SBY sering menulis kalau sebelumnya ia pernah menjadi Menteri. Umumnya Presiden Republik Indonesia akan menjabat menjadi seorang menteri sebelum ia dipilih dan mencalonkan diri sebagai Presiden RI. Hal ini berbeda dengan Presiden RI yang ke-7 ini. Penekanan makna frasa ini akan terlihat dalam kalimat terakhir di “… bersama-sama saya di pemerintahan, sebagai Walikota Surakarta, …”

  • … “‘melaporkan'”

    • Dari sini sudah jelas ke mana arah makna kata “pasien” sebelumnya. Terlebih lagi informasi yang terpaksa diberitahukan pada kata lanjutan “melaporkan” ini.

  • “… menaikkan harga BBM dan Tarif Dasar Listrik …”

    • Pada periode awal Pemerintahan Bapak Jokowi, beliau telah menaikkan harga BBM. Pernah saya membaca kalau Pak SBY “tidak terlalu sering” menaikkan harga BBM. Isu BBM ini sendiri merupakan isu yang cukup ramai jika diperbincangkan.

  • “Bahkan IMF-lah yang dianggap …”

    • Sekali lagi ini merupakan penekanan, di mana posisi IMF yang sebenarnya, sebagai topik utama yang sedang dibahas oleh Pak SBY.

  • “… tangan kita tidak lagi berada di bawah, tetapi sudah berada di atas.”

    • Penekanan makna IMF itu sendiri dan penekanan Pak SBY terkait bangsa Indonesia yang berhutang kepada IMF. Bagian ini juga merupakan penjelasan kondisi hutang Bangsa Indonesia kepada IMF saat beliau memerintah 2 periode.

  • “Utang Indonesia ada sejak era Presiden Soekarno.”

    • Pak SBY seolah-olah ingin menjelaskan kepada masyarakat umum kalau “Dari dahulu sejak Bangsa Indonesia merdeka, Indonesia memang sudah berhutang, tidak peduli siapa presiden yang memimpin kala itu. Termasuk pemerintahan saat ini”

  • “… ,ketika saya memimpin Indonesia (2004-2014) …”

    • Bagi mereka yang memiliki penilaian yang berbeda dengan pemerintahan yang ada sekarang, frasa ini dapat dikatakan sebagai “angin segar”. Masyarakat umum sudah tahu kalau Pak SBY mampu memimpin Bangsa Indonesia selama sepuluh tahun. Sebuah waktu yang maksimal bagi seorang kepala negara memimpin Indonesia. Pak SBY ingin mengatakan, kalau ia mampu memimpin bangsa ini selama dua periode. Ia pun seolah-olah bertanya, apakah Saudara mampu memimpin bangsa ini selama dua periode. Terlebih dengan kondisi yang ada saat ini.

  • “… rasio hutang terhadap GDP itu sekitar 50,6 %, … tinggal sekitar 25 %.”

    • Penjelasan yang mudah dicerna pencapaian topik “hutang” kali ini. Dimana Pak SBY mampu menurunkan rasio hutang terhadap GDP sekitar 25%. Tentu beliau berharap pemerintahan saat ini dapat mengurangi bahkan menghabiskan rasio hutang tersebut hingga 0%. Kalau boleh saya katakan ini semacam tantangan bagi pemerintahan yang ada saat ini. Angka ini pula dapat dikatakan sebuah fakta dan data pendukung status Pak SBY kali ini.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
    Lihat Bahasa Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
  • LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun