[caption id="attachment_384857" align="aligncenter" width="600" caption="Interior Masjid Pusdai Jawa Barat gambar:hiresstock.com"][/caption]
Kurang lebih dua minggu yang lalu saat sebelum salat jumat, para jemaah Masjid Pusdai (Pusat Dakwah Islam) Jawa Barat diberitahu kalau 2 minggu yang akan datang akan ada acara nikah massal dalam rangka menyambut ulang tahun Masjid Pusdai yang ke-17. Saya jadi penasaran, bagaimana sih acara nikah massal itu?
Maka hari minggu pagi kemarin (21 Desember 2014), pagi harinya saya datang ke Pusdai yang lokasinya berseberangan dengan tempat saya tinggal, hanya beda tembok saja. Sekitar pukul 08:30, suara pengeras suara terdengar dari kamar saya, yang memberitahukan bahwa prosesi acara nikah massal akan segera dimulai. Saya agak bingung, padahal di spanduk pemberitahunnya tertulis acara nikah massal ini yaitu 09:00-14:00. Wah tumben nih acaranya tepat waktu. :D
[caption id="attachment_384859" align="aligncenter" width="300" caption="Spanduk pengumuman acaranya."]
Saya masuk ke masjid sekitar pukul 09.15, waktu itu acara sudah dimulai. Terlihat para pasangan pengantin telah duduk berdampingan membentuk huruf U yang dihadapan mereka ada para saksi nikah. Ternyata hadir pula Bapak Ahmad Heryawan (Aher), Gubernur Jawa Barat. Padahal saat pengumuman acara nikah massal ini tidak diberitahu kalau Bapak Gubernur akan datang. Dalam pengeras suara sebelumnya juga disebutkan undangan yang akan hadir dalam acara ini sebanyak 700 undangan, namun saya lihat yang hadir dalam acara ini tidak terlihat ada 700 orang, mungkin sekitar 200-300 orang saja, atau mungkin kurang dari itu.
Setelah saya duduk sebentar, tidak beberapa lama kemudian Bapak Ahmad Heryawan, memberikan sambutannya. Sambutannya seperti memberi khotbah nikah saja. Beliau berkata kalau tahun ini 27 pasang, kalau bisa tahun depan 100 pasang (mantap).
[caption id="attachment_384860" align="aligncenter" width="300" caption="Peserta nikah massal, para saksi di bagian depan (kiri)"]
Setelah selesai memberi kata sambutan acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci alquran dan terjemahannya dan dilanjutkan dengan khotbah nikah bagi 27 pasangan pengantin ini. Dalam khotbah nikah , disebutkan pula kalau bisa acara nikah massal ini dimasukkan ke dalam APBN pemerintah. Selesai khotbah nikah selesai, tiba acara yang ditunggu-tunggu, akad nikah atau prosesi ijab-kabul.
Saya sangat penasaran sekali dengan teknis acara nikah massal ini.
Ternyata Bapak Aher menjadi salah satu saksi pada pasangan pengantin yang pertama kali mengucap ijab-kabul. Suasana pada saat acara ijab-kabul yang pertama kali ini, cukup meriah. Beberapa orang yang sebelumnya hadir duduk rapi di belakang para pengantin, namun agak berjauhan, hampir berdiri semuanya menyaksikan acara akad nikah ini. Setelah Bapak Aher menjadi saksi pasangan pengantin yang pertama kali ini, tampaknya beliau langsung meninggalkan tempat acara.
[caption id="attachment_384861" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu pasangan yang menikah, saat ijab-kabul"]
Setelah selesai acara ijab-kabul pengantin yang pertama kali, barulah beberapa penghulu lainnya melakukan prosesi ijab-kabul bagi pasangan pengantin lainnya. Seorang penghulu tampaknya menikahkan lebih dari 2 pasangan pengantin secara bergiliran.
Prosesi akad nikah ke-27 pasangan pengantin ini hanya berlangsung 30 menit saja, cukup cepat. Karena begitu penghulu menikahkan dan memberikan doa kepada pasangan pengantin ini maka ia tinggal bergeser ke meja sebelahnya di mana pasangan pengantin beserta para saksi dan wali lainnya sudah menunggu. Saya lihat pukul 10:35 acara akad-nikah ini sudah selesai. Lalu dilanjutkan dengan acara resepsi atau makan-makan di gedung yang terletak di sebelah masjid ini.
Saya dengar di awal pemberitahuan oleh pembawa acara, acara menyediakan 1.000 porsi untuk para hadirin yang datang menyaksikan acara ini. Padahal tampaknya jumlah yang hadir tidak sebanyak itu. Para pengantin yang menikah, tidak dipungut biaya, sebagaimana yang saya dengar pada saat pengumuman dua minggu yang lalu. Selain tidak dipungut biaya, para pengantin ini mendapatkan kupon menginap di hotel gratis dari para sponsor, beserta bingkisan kecilnya atau seserahannya.
Ada hal lain yang menarik. Tidak semua pasangan pengantin ini baru pertama kali menikah. Ada juga yang janda atau duda, bahkan saat saya ingin pulang saya lihat pasangan kakek-nenek juga ikut sebagai peserta nikah massal ini. Hal ini saya tidak sengaja saya lihat pada saat saya akan keluar masjid, kalau ada panitia yang ingin berfoto dengan salah satu pengantin. Setelah saya perhatikan ternyata pasangan pengantin kakek dan nenek. Jika ingin menjadi salah satu peserta acara nikah massal (dan gratis) ini, mungkin bisa menjadi salah satu peserta tahun depan.
PS:"Maaf, kalau fotonya kurang bagus"
Foto diambil dari blog saya pribadi Nikah Massal 27 Pengantin di Masjid Pusdai Bandung Jabar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H