Mohon tunggu...
Riza Finnie
Riza Finnie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Content Writer

Halo! Aku adalah seorang penulis konten lepas yang sudah mulai menulis konten sejak tahun 2021. Aku suka membahas topik seputar pengembangan diri, keuangan, dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Sebelum Konsumen Membeli Produkmu

9 Oktober 2022   17:58 Diperbarui: 9 Oktober 2022   18:06 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ada seseorang yang menawarkan suatu produk kepada kamu, biasanya kamu tidak akan langsung membeli. Seringkali, kamu hanya berpikir "oh, iya". 

Nah, hal itu pula yang terjadi kepada konsumenmu. Saat kamu menawarkan suatu produk, biasanya mereka akan berpikiran yang sama dengan kamu. Kemungkinan kecil mereka akan tertarik.

Ternyata, sebelum konsumen memutuskan untuk membeli produk, ada perjalanan yang mereka lewati yang disebut Customer Journey. 

Berikut perjalanannya:

1. Awareness

Ini adalah saat, dimana konsumen baru mengetahui bisnismu. Mereka baru saja tahu bahwa kamu ada. Sama seperti ketika kita berkenalan dengan orang baru, kita cenderung untuk membatasi diri, jaga jarak, dan sebagainya. Begitu pula dengan konsumenmu. Mereka akan menjaga jarak antara dirinya dengan penawaran yang kamu lakukan.


Pada tahap ini, tidak semua produk langsung pecah telur. Namanya juga baru kenal. Sering-seringlah melakukan promosi dan edukasi supaya target pasar semakin familiar dengan produkmu!

2. Consideration

Nah, berangkat dari seringnya promosi yang kamu lakukan, semakin sering konsumen mendengar brandmu berulang kali. Tentu akan menimbulkan rasa penasaran untuk mengetahui bisnismu lebih jauh. Mereka akan mempelajari mulai dari fitur dan manfaat, keunikan, hingga testimoni dari orang lain.

Pada tahap ini pula, produkmu akan mulai dibanding-bandingke dengan produk dari merk lain. Usahakan produkmu memiliki keunikan atau value yang berbeda dari brand lainnya. Karena banting harga saja tidak cukup untuk menarik minat pasar.

3. Riset

Setelah puas membanding-bandingkan, konsumen akan meneliti jauh lebih dalam. Mereka akan mulai memperhatikan harga, testimoni orang lain, valid atau tidaknya data yang kamu sajikan, dan sebagainya. Jika konsumen sudah mencapai tahap ini, artinya ketertarikannya dengan produkmu semakin besar. Kemungkinan untuk terjadi penjualan juga semakin meningkat

4. Purchase

Setelah dirasa cocok, mereka akan mencoba untuk membeli produkmu. Hati-hati dengan barang atau jasa yang kamu berikan. Selalu periksa ulang sebelum sampai kepada konsumen. Mungkin saja ada bagian yang cacat, mungkin ada alat yang lupa untuk melayani konsumenmu. Keteledoran-keteledoran semacam ini bisa mempengaruhi first impression bisnismu di mata konsumen, lho!

Makanya, berikan pelayanan yang terbaik ya!

5. Review

Setelah membeli produk, ulasanlah yang akan muncul dari tulisan maupun ucapan konsumenmu. Jika produk atau jasamu bagus, tentu akan membuat citra usahamu juga bagus. Konsumen-konsumen selanjutnya bisa jadi akan terus berdatangan. 

Begitu pula sebaliknya. Jika produk atau jasamu buruk, bisa jadi itu adalah awal rusaknya bisnismu.

Nah, itu tadi adalah apa yang dirasakan oleh konsumenmu sebelum benar-benar membeli produkmu. Jadi, apabila produk yang kamu promosikan belum ada penjualan, jangan berkecil hati! Teruslah melakukan promosi sampai mereka tergerak untuk melakukan pembelian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun