Karya lain dari Mantra Kriya Festival 2024 terdapat media lidi dengan teknik anyaman yang karyanya berjudul “Wayang Sodo”. Karya seni Wayang Sodo Bejiharjo Karangmojo merupakan karya seni yang terbuat dari sodo (lidi). Pemanfaatan ini menggunakan bahan ramah lingkungan dari limbah lidi atau batang daun kelapa. Kualitas dari karya ini dijamin tahan lama karena bahan lidi di anyam membentuk wayang yang berguna untuk pajangan dinding, hiasan meja, untuk pertunjukan layaknya wayang.
Asal “Wayang Sodo” berawal dari Mbah Marsono yaitu penggiat seni sekaligus pemerhati difabel. Saat kecil Mbah Marsono menyukai wayang dan mendalang, tetapi karena keterbatasan ekonomi ia tidak dapat membeli wayang. Oleh karena itu, beliau berinovasi membuat wayang dari lidi. Pada saat ini generasi “Wayang Sodo” di wariskan kepada Rofitasari Rahayu seorang difabel murid Mbah Marsono. Rofitasari Rahayu merupakan tuna rungu wicara tetapi ia memiliki kelebihan dalam melukis dan pandai membuat wayang sodo.
Salah satu pengunjung Mantra Kriya Festival 2024 yaitu Rahma membagikan kesannya saat melihat pameran “Pamerannya seru ya, berbagai macam. Makna dan cerita yang disampaikan lewat seni juga berhasil. Sempat dengar suara tokek, ternyata itu salah satu karya yang dipamerkan. Seru dan unik pamerannya” ujarnya.
Adanya Mantra Kriya Festival 2024 dapat memberikan dampak positif karena dapat memperkenalkan berbagai bentuk seni kriya kepada masyarakat yang lebih luas. Pameran ini menjadi wadah bagi para seniman kriya untuk menampilkan karya-karya terbaik mereka, berinteraksi dengan sesama seniman, dan mendapatkan umpan balik dari masyarakat. Secara keseluruhan, Pameran Mantra Kriya Festival 2024 memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif bagi berbagai aspek kehidupan, baik dari segi seni dan budaya, ekonomi, maupun sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H