Dosen dan mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I Tahun 2024 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan emping mlinjo sebagai Upaya meningkatkan kemandirian ekonomi di RT 05 RW 08 Karanggawang, Tempel, Sleman beberapa hari lalu tepatnya Minggu, 21 Juli 2024.
Program dari proyek kepemimpinan termasuk ke dalam salah satu mata kuliah dari program Pendidikan Profesi Guru yang bertujuan memberikan pemahaman konseptual dan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam menyusun atau membuat rancangan, melaksanakan, serta mengevaluasi suatu proyek. Dengan adanya mata kuliah ini, mahasiswa dapat berkontribusi dan bekerja sama dalam menyusun dan membuat rancangan berbagai proyek yang kreatif dan inovatif serta memberikan partisipasi aktif kepada pihak-pihak yang menjadi sasaran.
Adapun proyek kepemimpinan ini dilaksanakan oleh kelompok A dari mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 tahun 2024/2025 di RT 05 RW 08 Karanggawang, Tempel, Sleman. Pada kegiatan proyek kepemimpinan ini, kami mengambil tema "Peningkatan Kapasitas Warga dalam Pembuatan Emping Melinjo Berkualitas Menuju Kemandirian Ekonomi."
Dr. Anang Sudigdo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) sekaligus narasumber kegiatan menyampaikan bahwa, program ini bertujuan untuk melatih jiwa kepemimpinan pada mahasiswa serta mampu menjawab berbagai persoalan yang ada di lingkungan masyarakat. Kegiatan pengabdian ini juga menghadirkan dua narasumber, Elyas Djufri, M.Pd dari program studi PGSD UST dan Irham Taufik, M.Sc dari Program Studi PPG UST sebagai narasumber terkait nilai jual yang tinggi mlinjo jika di olah menjadi emping. Proyek kepemimpinan ini juga di usung oleh Tarisa Jayanti, Ardhyansyah Wahyu Setiaji, Fini May Putriani, Laras Pandini, Putri Ika Nurjanah, Anggita Putri Hutami, Rita Kurniawati, Syamsi Wulandari, Axnes Putrima Wirayani, dan Hardika Putri Ana Sari.
Proyek ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat Karanggawang dengan meningkatkan kesadaran mereka tentang potensi ekonomi melinjo yang berlebih di desa tersebut. Melinjo yang selama ini dianggap sebagai hasil panen biasa sebenarnya memiliki nilai jual yang tinggi jika diolah menjadi emping melinjo. Dengan pemahaman ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan melinjo secara lebih optimal untuk meningkatkan perekonomian mereka.
Melimpahnya melinjo di desa Karanggawang sering kali diabaikan oleh masyarakat setempat, bahkan buah melinjo yang melimpah dibiarkan jatuh begitu saja. Padahal, jika melinjo diolah menjadi emping, maka akan memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini diakui oleh salah satu masyarakat ketika diwawancarai oleh mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 tahun 2024. "Pohon melinjo di sini sangat melimpah, akan tetapi masyarakat enggan untuk mengolahnya menjadi emping melinjo. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara pengolahan, maupun nilai jual yang tinggi ketika emping ini diolah. Bahkan, masyarakat sering 'ndandakke' atau membayar orang untuk mengolah melinjo menjadi emping," Ujar Sri Puji (21 Juli 2024)
Proyek ini dipilih karena melihat potensi melinjo yang melimpah di Karanggawang, namun kurangnya perhatian terhadap pengolahan dan pemanfaatan melinjo yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Melinjo yang tersedia dalam jumlah besar sering kali diabaikan oleh masyarakat, padahal jika diolah dengan baik, melinjo dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan. Dengan memanfaatkan potensi melinjo secara optimal, diharapkan masyarakat Karanggawang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui produk olahan seperti emping melinjo.
Proses pendampingan dari pelatihan pembuatan emping melinjo yang dilakukan oleh mahasiswa berjalan dengan lancar dan memberikan pengalaman yang bermakna bagi para ibu-ibu di Karanggawang. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan ketua PKK yang turut berpartisipasi dalam kegiatan proyek tersebut. "Saya merasa kegiatan ini sangat bermanfaat, membuka mata masyarakat di sini bahwa melinjo yang selama ini kurang mendapat perhatian ternyata memiliki nilai jual yang tinggi jika diolah menjadi emping. Saya mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa PPG UST yang telah mengadakan pelatihan ini, sehingga memberikan pengetahuan kepada warga tentang pengolahan dan nilai jual yang tinggi dari emping melinjo ini," ujar Muslimatun (21 Juli 2024)
Pendampingan pelatihan yang dilakukan oleh para mahasiswa berhasil memberikan pengalaman yang bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga, tetapi juga memberikan praktik baik yang dapat diterapkan untuk keberlanjutan masyarakat di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H