Di kala ramainya berita petani tambak di Lamongan yang kembali menggelar aksi unjuk rasa terkait dihapusnya pupuk bersubsidi bagi petambak, PPK Ormawa DPM FMIPA Universitas Negeri Surabaya 2022 mengusung gagasannya mengenai program PURIGAMI (Pupuk Organik dari Limbah Jerami) sebagai alternatif permasalahan tersebut.
Para petani tambak mendesak Pemkab Lamongan agar memperjuangkan nasib mereka untuk bisa mendapatkan kembali jatah pupuk bersubsidi. Sejak diterbitkannya Permentan No 10 tahun 2022.
"Petani tambak di Lamongan kesulitan memperoleh pupuk. Akibatnya, petani tambak terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga yang lebih mahal," kata salah satu koordinator aksi petambak, Yusuf Fadli dalam orasinya, Rabu (24/8/2022).
Setelah melihat permasalahan tersebut, Tim PPK DPM FMIPA mengusulkan sebuah inovasi dengan tajuk "Pemberdayaan Kelompok Tani Muda Desa Tawangrejo Lamongan melalui program PURIGAMI (Pupuk Organik dari Limbah Jerami) sebagai alternatif ketergantungan pupuk anorganik".
Beliau juga menambahkan, dengan ide yang digagas akan mengurangi beban petani di masa pemuihan ekonomi pasca pandemi dan meilhat peluang pada limbah jerami yang dihasilkan dari panen sangat melimpah dan kurang maksimal dalam pemanfaatanya.
Program yang diketuai Masrurotul Ilmiah beserta 14 anggota lain bertempat di Desa Tawangrejo Kabupaten Lamongan tersebut bertujuan untuk membentuk dan memberdayakan kelembagaan kelompok tani muda di desa Tawangrejo melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengeani inovasi pembuatan pupuk organik dari limbah jerami dan proses pemanfaatanya melalui sosialisasi, pelatihan, pengolahan pupuk dan pembinaan.
"Kedepannya luaran dari produk tersebut juga dapat diimplementasikan ke masyarakat sekitar yang tentunya dari kegiatan mahasiswa seperti sosialisasi, praktik, dan sebagainya," ujar dosen yang kerap dipanggil Bu Sari.
Dalam pelaksanaannya, tim PPK DPM FMIPA mengajak keanggotaan kelompok tani muda yang dibentuknya dengan nama "Sanggar Tani Millenial Tawangrejo", dengan adanya petani muda ini diharapkan dapat memunculkan berbagai inisiatif di sektor pertanian Indonesia kedepannya.
Inovasi produk PURIGAMI ini memiliki manfaat yang besar karena dalam kandungan pupuknya telah disesuaikan untuk dipergunakan di lahan pertanian tambak sawah, sehingga pupuk ini aman untuk digunakan pembudidayaan ikan di kala masa pertanian tambak, sesuai apa yang dikeluhkan para petani tambak sawah di Kabupaten Lamongan sebelumnya.
Harapannya dengan program yang berjalan ini dapat membawa dampak dan manfaat bagi masyarakat Desa Tawangrejo dengan inovasi yang digagas oleh DPM FMIPA UNESA. "Saya juga berharap DPM juga terus berinovasi dengan kreasi lainnya yang tidak hanya berhenti pada program ini," papar dosen pembimbing tim ini.
Penulis : Tarisa Alfr
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H