Mohon tunggu...
Tarisa Ainun Yasmin
Tarisa Ainun Yasmin Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya menukis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi dan Eksistensi Bahasa Indonesia di Kalangan Anak Muda Milenial

19 Juni 2023   13:40 Diperbarui: 19 Juni 2023   13:42 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia memegang peranan penting pada semua aspek kehidupan warga negara Indonesia, khususnya dalam hal berkomunikasi yang menghubungkan berbagai macam perbedaan latar belakang dan sosial budaya yang ada. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan bahasa Indonesia di dalam kehidupan sehari-hari sudah mulai pudar. Hal ini disebabkan oleh adanya kontaminasi bahasa yang berasal dari unsur-unsur bahasa asing yang masuk ke Indonesia. Kontaminasi bahasa ini berdampak langsung terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari

Salah satu dampak dari globalisasi adalah masuknya kebudayaan dan bahasa asing ke Indonesia. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional menjadi bahasa yang paling banyak dipelajari di Indonesia. Bahasa Inggris dipelajari mulai dari jenjang SD sampai perkuliahan. Selain itu, fenomena bahasa campur atau bahasa gaul yang disebut "Anak Jaksel" semakin marak di kalangan anak muda milenial. Bahasa campur ini merupakan campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

Di era globalisasi, keberadaan bahasa Indonesia dilihat sebagai bagian dari penghambat proses komunikasi global. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia tidak digunakan secara global dan tidak memfasilitasi globalisasi. Sehingga, keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional menjadi terancam Salah satu dampak dari globalisasi ini adalah penggunaan Bahasa Inggris yang dianggap lebih berkelas dan memiliki nilai kebanggaan tersendiri oleh kaum milenial

Namun, bukan berarti bahasa Indonesia tidak memiliki eksistensi di kalangan anak muda milenial. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia di kalangan anak muda milenial. 

Pertama, dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti menggunakan Bahasa Indonesia sesuai kaidah yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, banyak membaca buku Bahasa Indonesia dan meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dan benar Kedua, para generasi penerus bangsa dapat mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Ketiga, pemerintah dapat memperkuat pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah dan mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia di media sosial

Dalam era globalisasi, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia harus tetap dipertahankan dan dijaga eksistensinya. Anak muda milenial sebagai generasi penerus bangsa harus memahami pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan memperkuat penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah juga harus memperkuat pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah dan mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia di media sosial. Dengan demikian, eksistensi bahasa Indonesia di kalangan anak muda milenial dapat terjaga dan tetap menjadi bahasa nasional yang kuat dan bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun