Sama seperti halnya novel Habiburrahman El-Shirazy laku keras pada saat rilis tahun 2005 karena beliau muncul dengan sudut pandang yang berbeda. Apa yang membedakan novel Ayat-Ayat Cinta? Orang dikejutkan bahwa ternyata novel roman bisa muncul dengan setting islami.Â
Saat itu tidak ada cerita romansa yang bernuansa islami. Ya, novelnya berlatar di Mesir dimana saat itu orang-orang sedang marak membuat cerita berlatar Korea Selatan atau Eropa.
Sebenarnya, dalam menulis novel atau fiksi itu dari dulu rumusnya sama. Oleh sebab itu, perlu digaris bawahi bahwa penulis yang baik selalu menggunakan sudut pandang yang berbeda. Apapun tulisan kita nanti, akan selalu muncul sesuatu yang berbeda.Â
Tampil berbeda jauh lebih efektif dibandingkan tampil lebih baik. Kalau kita hanya memperbaiki sesuatu pasti orang berpikir 'Ahh kemarin sudah ada yang menulis itu, meskipun tulisanmu itu lebih bagus'.Â
Tapi, ketika kamu tampil dengan sesuatu yang baru dan berbeda sekali seperti Habiburrahman El Shirazi yang datang dengan Ayat-Ayat Cinta, Hati Suhita yang mempu membius pembaca dengan romansa berbau pesantren, maka kalian bisa mengubah jalan cerita dunia kepenulisan kalian. Ingat...
In order to be irreplaceable one must always be different. ~Coco Chanel