Mohon tunggu...
Tarhadi Tabure
Tarhadi Tabure Mohon Tunggu... karyawan swasta -

No bodys perfect, Allahu Akbarrrr!!!\r\n \r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resensi Film di Timur Matahari (Edukatif, Komedi, Sosial, dan Kritik untuk Pemerintah)/Tontonan Wajib Nih!

1 Januari 2015   08:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:03 8629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="452" caption="Cover film"][/caption] Kemarin sempat saya buka media sosial, dan ada salah satu yang menjadi trending topic atau gosip panas di media sosial dengan hastag Di timur Matahari. Saking penasarannya dengan topik pembicaraan itu maka saya pun menelusurinya. Ternyata yang menjadi buah bibir di media sosial tersebut adalah film mengenai papua dan saya mengira kawasan indonesia timur lagi pada rusuh. Memang, setelah saya menonton film tersebut bahwa film ini memang ssalah satu film Indonesia terbaik menurutku, sedih, cinta, komedi, sosial, pendidikan, perang pokoknya lengkap deh jenrenya. Salut sama sutradaranya mas Ari Sihasale yang bisa mengeluarkan film-film berkualitas seperti ini. Saya terkadang malas nonton film dalam negeri karena menurut saya sendiri dan orang lain "bukan film Indonesia namanya kalau tidak ada HANTU dan SUSUnya" (Tren perfileman tanah air.), dan memang itu menjadi kenyataan di dunia perfilman tanah air. Disutradarai oleh Ari Sihasale, film yang mengambil lokasi shooting di daerah di Tiom Kabupaten LanyJaya, salah satu daerah terpencil di pedalaman Papua. Film ini juga dibintangi oleh artis-artis papan atas nasional sebut saja Ringgo, Ririn Ekawati, Lukaman sardi, Laura Basuki, Michael Jakarimilena,  Putri Nere serta anak-anak lokal asli papua yaitu; Lucky Martin, Simson Sikoway, Abetnego Yogibalomdan masih banyak lagi pemuda lokal yang turut ambil bagian dalam film ini. Dikemas dalam bahasa Indonesia yang berdialeg Timur, dan adat istiadat warga lokal serta pemandangan alam lokasi shooting, menambah nilai plus bagi siapa saja yang menonton film ini. Film ini sebenarnya sudah lama dirilis yaitu sekitar pertengahan tahun 2012, akan tetapi tidak ada salahnya kalau saya menciritakan ulang film tersebut. Sekedar untuk mengingatkan kembali bahwa ada film indonesia yang bermutu lahir di tahun 2012 serta mengingatkan kembali pemerintah akan pesan sosial yang disampaikan lewat film ini. [caption id="attachment_344295" align="aligncenter" width="542" caption="Mas Ucok kena denda adat 50 jt karena tidak injak rem motor saat menabrak Mazmur"][/caption] Langsung  saja kita mulai ke TKP Film ini menceritakan tentang perjuangan dan semangat anak-anak di pegunungan Papua untuk mengenyam pendidikan dasar dengan berbagai keterbatasan dan persoalan adat setempat. Salah satu persoalan yang mereka hadapi ketika mereka ingin belajar yaitu; tidak adanya guru pengganti yang bersedia mengajari mereka setiap hari sebagai akibat kerasnya alam dan kehidupan di lingkungan Tiom dan seringnya terjadi perang antar warga kampung yang ditimbulkan dari hal yang sepele, sehingga guru kerap kali mengurungkan niatnya untuk mengajar di daerah tersebut. Di tengah keterbatasan yang mereka alami, akan tetapi semangat anak-anak di desa Tiom untuk bersekolah sungguh luar biasa. Mazmur yang diperankan oleh  Simson Sikoway (pemeran utama), hampir setiap hari menanti datangnya guru pengganti yang akan mengajari mereka sambil menoleh ke arah bukit dan berharap-harap cemas. Tatkala guru yang dinantinya tak kunjung datang, Mazmur pun segera masuk ke kelas sekolah dan memberitahukan kepada teman sekelasnya bahwasanya guru pengganti tidak  datang. Akan tetapi kecerian dan kepolosan anak-anak papua tidak hilang begitu saja. Untuk mengisi kekosongan, terkadang mereka bermain bola di dalam ruang kelas dan murid perempuannya bernyanyi bersama. Lagu “DiSini Senang Di Sana Senang” juga “Hymne Guru” jadi favorit mereka. Karena guru tidak pernah datang akhirnya Mazmur dan teman-temannya terkadang mencari pelajaran di alam dan lingkungan sekitar. Lewat pendeta Samuel (Lukman sardi), ibu dokter Fatimah (Ririn ekawati), om Ucok(Ringgo) dan om Jolex mereka mendapatkan banyak pengetahuan. Masa anak-anak mereka begitu indah yang selalu bermain bersama dan sesekali membantu orang tua bercocok tanam di ladang atau membantu ibu ke pasar. Kejadian lucu juga ditonjolkan di film ini juga lewat karakter dan tingkah Ucok (Ringgo) dan asistennya Jolex. Ucok pemuda asal Sumatra Utara, yang bertugas sebagai kontraktor proyek di Tiom. Selalu saja mengeluh resah. Akibat tingkah masyarakat menuntut diberikan kerjaan. Sepak terjangnya selalu berhati-hati selama melakukan kegiatan proyek di lokasi proyek. Ketika itu camp proyek mas Ucok kedatangan sekelompok pemuda masyarakat yang ingin menuntut pekerjaan kepada mas Ucok. Berikut dialognya :

Om Jolex(Asisten ucok) bertanya kpd kelompok pemuda : "Ko mo bikin apa?"

Warga : "Cari kerja"

Om jolex : "Tidak ada kerjaan untuk kamuorang"

Warga : "Kami butuh kerja, kami butuh makan bapa! klo yang lain bisa diterima knp kami tidak, sapu2 jalankah, gali2 tanahkah, masa kami tidak bisa"

Melihat asistennya sedang berdialog dengan warga, datanglah mas ucok menengahi perdebatan warga tersebut.
Ucok : "Hah bisa bapa"
Warga : "itu sudah, kami kerja sekarang"
Ucok : "Ehh maksud saya bapa2 bisa gali2 tanah, sapu2 jalan, bakar rumah aspal, tapi siapa yang bisa gaji toh??"
Warga :  "Bos yang gaji kuli toh, masa kuli yang gaji bos"
Om Jolex : "kamu di sini mau cari kerja atau mau cari ribut!!" Jolex Sudah mulai naik pitam.
Warga : "Mau kasi kerja ka tidak, bicar terus terang!!" dengan nada tinggi, tensi perbincangan mulai meninggi.
Ucok yang tidak mau terjadi keributan, akhirnya memenuhi permintaan warga.
Ucok : "Ehh sudah sudah!! tidak ada yg ribut2 di sini, semua bisa bicara baik2 toh? Ahh sudah, tiga orang saja yang tinggal di sini, yang lain pulang!! saya tidak punya uang lagi untuk gaji, hitung stengah hari saja iyo? Jolex pilih mereka!"
Jolex : "Ehh kamu tiga kerja yang lain puuulangg!"
Akhirnya warga mulai yang lain pulang akan tetapi, ketiga warga yang terpilih kembali bertanya kepada Om Jolex dan Ucok yang memerintahkan mereka kerja.
Warga : "Maaf, saya mo tanya?"
Ucok : "Hah, apa lagi?" dengan muka kecut.
Warga : "Seragam kerja kami mana?"
Ucok : "Seragam???"
Warga : "iya, sergam toh! seperti di kantor2, PT2 itu, dong pake seragam semuaa"
Jolex : "Tidak ada seragam!!!"
Ucok sudah mulai dibuat stres dengan tingkah warga yang ngotot menginginkan seragam kerja.
Ucok : "Eh bapa, itu yang lain dong tidak pake seragam itu!" sambil menunjuk ke arah pekerja yg lain yang sebelumnya telah di terima sebagai kuli.
Warga : "Mereka itu tidak tau bapa, tolong ee jangan tipu tipu kami!!"
Saking stresnya meladeni kemauan warga, ucok melimpahkan semuanya kepada asistenya sembari mengucapkan kata-kata.
Ucok : "ahhh,, ko urus itu jolex, mau mereka pake seragam kek, telanjang kek terserah??"

[caption id="attachment_344273" align="aligncenter" width="509" caption="Kondisi sekolah di desa Tiom"]

14200397871155002234
14200397871155002234
[/caption] [caption id="attachment_344274" align="aligncenter" width="509" caption="Murid yg sedang mendengar penyampaian Mazmur"]
14200399281353308985
14200399281353308985
[/caption] Konflik Persoalan mengemuka karena Blasius memergoki mama Mazmur (Putri nere) berboncengan dengan seorang pria dari pasar, padahal mama Mazmur hanya minta tolong kepada pria tersebut. Seketika ayah Mazmur marahnya minta ampun. Kekerasan pun diterima mama Mazmur dari sang ayah, Mazmur hanya bisa menangis dan meratapi nasib mamanya. Mazmur merangkul sang mama yang masih kesakitan setelah kejadian itu.
Mazmur berkata: "Kenapa mama kena pukul dan kenapa mama tidak balas"
Mama mazmur, sembari menasehati: "Kasih itu tidak boleh membalas, laki2 tidak boleh pukul perempuan, perempuan jg tidak boleh pukul laki2 mazmur! itu toh. tuhan bilang perempuan itu diambil dr tulang rusuk laki2, jd kalau laki2 dengan perempuan baku pukul, itu sama sj ko pukul diri sendiri mazmur"
Mazmur: "klo laki2 sama laki2"
Mama: "Tuhan menciptakan manusia itu untuk saling mengasihi, ko mengerti itu mazmur?"

[caption id="attachment_344287" align="aligncenter" width="509" caption="Kesedihan mazmur thdp kekerasan yg diterima ibunya"]

14200464491448410891
14200464491448410891
[/caption] [caption id="attachment_344289" align="aligncenter" width="509" caption="Nasehat mama kepada Mazmur"]
14200466591832577016
14200466591832577016
[/caption] Masalah berlanjut ketika terjadi pertengkaran antara Blasius (ayah Mazmur) dengan warga kampung sebelah karena Blasius merasa telah ditipu oleh seorang warga kampung sebelah akibat transaksi penjualan burung dengan sejumlah uang yang diterima oleh Blasius adalah uang palsu. Warga kampung yang merasa tidak terima atas pemukulan yang dilakukan oleh Blasius, dan kemudian mereka hendak membalas perlakuan yang telah diterimanya. Akibatnya, ketika Mazmur dan ayahnya hendak menyeberang jembatan, dua orang kawanan kampung sebelah menghadang sambil mengenakan busur panah. Sambil menenangkan Mazmur, bahwa tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya, seketika itu pula salah satu kawanan tersebut melepaskan anak busur panah ke arah Blasius dan Mazmur pun berhasil menyelamatkan diri dari kawanan itu dengan cara melompat dari jembatan ke arah sungai. Kabar kematian Blasius pun sampai ke telinga Michael, adik dari Blasius yang sejak kecil diambil oleh mama Jawa yang tinggal dan belajar di Jakarta, Michael terpukul mendengar itu, bersama Vina (Laura Basuki) istrinya, dia memutuskan untuk kembali ke Papua dan mencoba menyelesaikan permasalahan ini. Pasca kematian Blasius, perkampungan pun mencekam akibat warga kampung yang saling serang satu sama lain. Korban pun berjatuhan dari kedua bela pihak dan rumah rumah warga (Honai) pun tidak luput dihancurkan. Melihat banyaknya korban akibat pertikaian, Dokter Fatimah sempat kewalahan mengobati para warga. Namun tidak segampang yang dipikirkannya, karena adik bungsunya Alex menentang semua pemikiran modern dari Michael. Perang! Itu jalan satu-satunya bagi Alex untuk membalas kematian Blasius. Orang dewasa bisa saja bertikai, namun tidak bagi Mazmur, Thomas dan ketiga sahabatnya, walaupun kampung mereka bermusuhan, ayah Mazmur terbunuh oleh ayah Agnes, tapi mereka tetap berkawan dan berusaha mendamaikan kedua kampung ini. [caption id="attachment_344292" align="aligncenter" width="509" caption="Anak-anak papua berlari mengejar mimpi tanpa ada raut lelah di wajah mereka"]
142004846648479072
142004846648479072
[/caption]

[caption id="attachment_344294" align="aligncenter" width="509" caption="Pemandangan yang terlalu indah untuk dilupakan"]

1420049924343225344
1420049924343225344
[/caption]

Kesimpulan

  1. Program pemerintah mengenai pemerataan pendidikan seolah menjadi pekerjaan rumah belum tuntas untuk kerjakan di Kawasan Indonesia Timur. Bisa dibayangkan guru yang mengajar di sana sudah 6 bulan tidak mengajar, mau di kemanakan marid-muridnya.
  2. Perikaian tidak akan memberikan solusi, balas dendam akan melahirkan suatu rantai penyakit yang tidak ada habisnya. Memaafkan adalah sifat kesatria dari seorang manusia.
  3. Tampilan pemandangan alam Papua yang begitu eksotik. Padang rumputyang terhampar begitu luas. Laksana bentangan permadani hijau. Diselingi pegunungan batuan kars yang membentang satu sama lain. Tempat Mazmur dan Thomas, biasa melepaskan merpati jantan. Di biarkan terbang, untuk mencari sang betina. Ada juga gunung-gunung yang menjulang tinggi. Juga lembah-lembah yang ditumbuhi segala macam pepohonan.
  4. Yang belum nonton? saya rekomendasikan untuk agan/aganwati... Pokoknya bintang 4 deh buat film ini.

WE LOVE PAPUA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun