Pada saat musim panas saja suhu mesir mencapai 45 derjat celcius, hal ini membuat kondisi tubuh tidak stabil dan membuat bibit penyakit yang sudah ada di tubuh kita menjadi berkembang, jika hal ini terjadi, tak hanya badan yang merasakn sakit, akan tetapi pendidikan kita di Mesir juga menjadi taruhannya.
Pun juga dimusim dingin, yang suhu udaranya mencapai 5 Derajat Celcius. Jika tidak berhati-hati bisa membuat kita jatuh sakit dengan kondisi cuaca yang begitu ekstrem. oleh karena itu, pola hidup sehat menjadi kewajiban bagi mahasiswa Indonesia disini.
Memulai hidup sehat dengan mengatur pola makan dan  waktu istirahat yang cukup adalah satu-satunya solusi agar Masisir bisa terhindar dari penyakit berbahaya. Ini adalah tantangan yang besar bagi Masisir agar bisa menyelesaikan pendidikannya dengan baik tanpa harus terjegal oleh penyakit.
- Malas Pergi ke Kampus
Sedikit informasi, perkuliahan di universitas Al-Azhar memang tidak menerapkan sistem absensi, hal ini sudah saya jelaskan di tulisan diatas dengan judul "4 fakta Perkuliahan di Al-Azhar". Tidak adanya system absensi di Universitas ini membuat mahasiswa menjadi bebas apakah ingin hadir ke kuliah atau tidak.
Ini merupakan tantangan bagi masisir untuk melawan rasa malas, karena ketika berkuliah di Al-Azhar dibutuhkan keteguhan niat dan tekad belajar yang kuat sehingga bisa menghindarkan kita dari rasa malas dan dari hal-hal yang tidak penting. Sebab-sebab malasnya masisir ke kampus itu banyak, mulai dari malas, kegiatan organisasi, bekerja. Memang sebagian ada yang libur kuliah demi belajar di talaqqi di masjid.
Kuliah adalah tujuan utama kita ke Mesir, sehingga harusnya menjadi prioitas utama dibanding kegiatan lainnya, ini hal yang wajib diingat selalu.
Selain rasa malas, ada tantangan lain yang harus dihadapi masisir, yaitu menjaga niat. Banyak masisir yang kehilangan niat awal tatkala sudah berada bertahun-tahun di Mesir, seperti bekerja dan berbisnis.
Sebenarnya tidak ada hal yang salah dari dua hal itu, bahkan penulis sendiri pun juga berbisnis, akan tetapi jangan sampai meninggalkan perkuliahan sama sekali. Memang harus diakui bahwa keadaan finansial kita berbeda-beda, oleh karena itu bekerja dan berbisnislah sewajarnya, setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari.
Yang menjadi masalah adalah tatkala kita sudah bernafsu untuk mencari uang sebanyak banyaknya, padahal disatu sisi ada kuliah yang mesti diselesaikan. Disinilah kekuatan niat kita diuji, apakah mampu bertahan dengan tetap konsisten berkuliah, atau banting stir bekerja dan berbisnis di Mesir serta meninggalkan perkuliahan.
Maka, sejatinya sebagai mahasiswa, para mahasiswa Indonesia di Mesir mesti memprioritaskan pendidikannya di Al-Azhar, jika terpaksa bekerja maka bekerjalah seperlunya saja agar pembelajaran di Kampus, agar bisa segera kembali ke tanah air dan mendidik masyarakat kita dalam hal keagamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H