Berkuliah di luar negeri tidaklah seindah yang dibayangkan oleh banyak orang. Kampus top, fasilitas lengkap, hidup di Negara maju  dan peluang kerja yang menjanjikan, semua itu memang terlihat indah akan tetapi juga seimbang dengan rasa capek, tekanan dan air mata yang terurai selama menjalani pendidikan jauh dari tanah air.
Sama halnya yang saya rasakan selama berkuliah di Mesir, memang enak rasakan bisa merasakan suasana yang baru di negeri asing, namun hal yang tidak mengenakkannya juga banyak, namun banyak orang tidak mengetahuinya. Pernah suatu ketika saya bertanya alasan salah seorang adik kelas, kenapa ia begitu ingin ke Mesir? "Ingin jalan-jalan gratis bang" ada juga yang menjawab "Kelihatannya seru bang, seperti yang saya lihat di instagram" dan jawaban lain yang bikin saya geleng-geleng kepala.
Berkuliah dan hidup di Mesir memang terlihat indah di instagram, karena memang media sosial tempatnya orang memamerkan kebahagiaan saja. Adik-adik ini tidak tahu betapa tertekannya para mahasiswa di luar negeri karena beban kuliah yang berat, apalagi perkuliahan menggunakan bahasa asing yaitu Bahasa Arab.
Banyak kisah-kisah sedih para mahasiswa Indonesia di Mesir, berbagai tantangan yang setiap harinya harus dilalui dan diselesaikan. Mulai dari tantangan keseharian di Mesir, mulai dari keamanan, sistem administrasi yang masih manual, serta tantangan yang paling sulit adalah ketika harus menghadapi musim ujian di Al-Azhar.
Ada ungkapan yang masyhur dikalangan mahasiswa Indonesia di Mesir, bahwa kata Mesir itu dalam bahasa Arab tersusun dari 3 huruf ( ), Huruf pertama adalah "Mim" yang artinya adalah Masalah, lalu huruf kedua adalah "Shad" yang berarti Sabar , lalu huruf ketiga adalah "Raa'" yang berarti Rahmat.
Maksud yang terkandung dalam ungkapan tersebut adalah, tatkala memulai hidup di Mesir, Â maka kita akan selalu dihadapkan dengan Masalah atau tantangan, baik itu masalah dengan teman, masalah dengan orang Mesir, dan berbagai masalah lainnya. Tugas tatkala berhadapan dengan masalah adalah bersabar, ketika kita mampu bersabar dengan berbagai masalah itu, pada akhirnya kita akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT dan semua masalah itu kelak akan menjadi cerita paling berharga bagi kita untuk anak cucu nanti.Â
Lalu seperti apa saja sih tantangan yang dihadapi oleh Mahasiswa di Indonesia? Dan bagaimana tips untuk mengatasinya? Wajib dibaca bagi kamu yang sedang atau ingin berkuliah di Mesir.
- Kurang Menghargai Waktu
Problem yang paling umum bagi Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) adalah masalah pengaturan waktu. Banyak sekali mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan untuk mengatur waktu antara waktu pribadi, organisasi dan kegiatan lainnya.
Sehingga sering kegiatan mahasiswa Indonesia di luar kampus dan didalam kampus yang berbenturan karena acara tersebut molor sehingga menganggu jadwal yang lain, terpaksa harus ada satu kegiatan yang terkorbankan. Saya sendiri pun pernah kewalahan karena ada sebuah kegiatan yang waktunya molor hingga dua jam dan membuat saya tidak bisa mengikuti pembelajaran.
 Jam karet adalah hal yang "biasa" bagi Masisir, bahkan hampir tidak pernah ada acara yang dilakukan dengan tepat waktu. Jam karetnya pun bukan 10 atau 20 Menit, tapi sampai 1 atau 2 jam lamanya. Hal ini menjadi catatan penting bagi mahasiswa Indonesia di Al-Azhar.
Sebenarnya molornya jadwal kegiatan tersebut bukan sepenuhnya kesalahan mahasiswa, ada faktor macet dan jarak dan lokasi berkegiatan dengan perkuliahan itu berjarak lumayan jauh sehingga menyulitkan mobilitas para mahasiswa dalam bergerak. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang mobilitas bisa efisien dengan kendaraan pribadi seperti motor, sedangkan di Mesir hampir tidak ada mahasiswa yang menggunakan kendaraan pribadi. Oleh karena itu sangat perlu masisir melatih kemampuan manajemen waktu.