Mohon tunggu...
Tareq Albana
Tareq Albana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nominee of Best Citizen Journalism Kompasiana Awards 2019. || Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. Jurusan Hadits dan Ilmu Hadits.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Sumpah Pemuda dan Keresahan Pelajar Indonesia di Luar Negeri

28 Oktober 2019   15:13 Diperbarui: 27 Oktober 2020   07:12 4350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada 5 komitmen yang memperkuat Sumpah Pemuda yang disepakati didalam kongres tersebut (Dokumentasi: Yaumal Akbar)

Oleh karena itu Sumpah Pemuda saya sebut sebagai Never Ending Goals karena narasi Sumpah pemuda menjadi afirmasi positif kepada setiap insan bangsa. Afirmasi atau bisikan positif inilah yang akan meningkatkan rasa nasionalisme pemuda, selamanya.

Sesuai namanya "Sumpah Pemuda" adalah sebuah sumpah yang mana wajib dilaksanakan dan akan menerima ganjaran jika tidak mematuhinya. 

Dinamakan sumpah agar ada penekanan yang kuat akan teks yang dibaca pada konferensi tersebut. Sebagai bangsa yang religius, orang Indonesia tidak berani melanggar sumpah, itulah kenapa istilah "sumpah" sangat tepat untuk menunjang visi merdeka yang digaungkan.

Tak dipungkiri, dahulu banyak orang yang meninggalkan Indonesia karena tak tahan akan derita penjajahan, mereka tidak mau kembali bahkan melupakan Indonesia sebagai bangsanya, sebab itulah kita bisa menemukan banyak keturunan Indonesia yang ada di puluhan negara, bahkan PM Kanada pun dikabarkan berasal dari keturunan Indonesia juga.

Sebab itulah Sumpah Pemuda diperingati setiap tahunnya, agar kapanpun dan dimanapun anak bangsa berada, ia tetap menjunjung tinggi bangsa, tumpah darah dan bahasa Indonesia sebagai jati dirinya dan tentu saja menunaikan kewajiban untuk mengabdi kepada bangsa.

Keresahan Para Ilmuwan dan Pelajar Indonesia di Luar Negeri
Refleksi Sumpah Pemuda lebih banyak dirasakan oleh pemuda Indonesia di luar negeri. 

Bagaimana tidak, mereka hidup jauh dari tanah air, bertahun-tahun lamanya, berinteraksi dengan masyarakat global bahkan tak jarang sudah memiliki keturunan di negeri asing tersebut, akan tetapi mereka tetap mengingat sumpah pendahulunya untuk tetap mengakui Indonesia sebagai bangsa, bahasa dan tumpah darahnya.

Kita mengetahui bahwa banyak anak muda Indonesia yang berprestasi dan pintar luar biasa berada di luar negeri, mereka belajar di sana dan sebagian besar bekerja sebagai ilmuwan di negara-negara maju selama puluhan tahun terakhir. 

Pertanyaannya apakah mereka telah melupakan Indonesia? Kenapa tidak pulang untuk memajukan negeri? Jawabannya adalah "Tidak"

Sebagaimana yang saya katakan di atas, bahwa salah satu amanat tersirat yang ada didalam sumpah pemuda ialah amanat untuk memajukan dan mensejahterakan Indonesia serta mengabdi untuk kepentingan bangsa, dan amanat inilah yang menjadi sumber kegalauan Ilmuwan dan Mahasiswa kita di luar negeri.

Mereka sangat memahami bahwa memajukan bangsa adalah kewajiban mereka, akan tetapi kembali ke Indonesia adalah pilihan yang sangat berisiko, kenapa? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun