Mohon tunggu...
Tareq Albana
Tareq Albana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nominee of Best Citizen Journalism Kompasiana Awards 2019. || Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. Jurusan Hadits dan Ilmu Hadits.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Fakta Unik Perkuliahan di Al-Azhar yang Jarang Diketahui

13 April 2019   17:12 Diperbarui: 1 Juli 2021   07:29 9692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kamu pernah mendengar tentang Universitas Al-Azhar di Mesir?

Saya yakin 100% bahwa secara umum masyarakat Indonesia sudah akrab dengan salah satu universitas tertua di Dunia ini. Apalagi bagi masyarakat yang sering mendengar ceramah Ustad Abdul Somad yang selalu viral di jagad dunia maya dan ditonton oleh jutaan orang.

Akhir-Akhir ini nama Universitas Al-Azhar di Mesir semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia, pasalnya beliau seringkali menyebut Universitas Al-Azhar didalam ceramahnya, baik itu menyebutkan tentang ulama-ulamanya ataupun sejarah dan kisah-kisah hikmah tentang negeri ini.

Hal ini juga tak membuat kita heran, karena beliau sendiri memang alumni Universitas Al-Azhar, lalu kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Darul Hadits Maroko.

Namun beliau sendiri mengakui bahwa Universitas Al-Azhar sangat berkesan dalam kehidupan dan memberikan dampak yang sangat besar dalam keilmuan beliau sendiri, hal itulah yang membuat beliau sering bernonstalgia dihadapan jamaah mengenang masa-masa beliau menuntut ilmu di Mesir.

Masih banyak lagi lainnya tokoh-tokoh di Indonesia maupun dunia yang merupakan alumnus Al-Azhar, karena Universitas ini merupakan salah satu universitas yang paling banyak memiliki mahasiswa asing di dunia.

Nah semakin penasaran kan dengan universitas yang satu ini? Yuk baca sejarah singkatnya!

Baca juga: 4 Fakultas yang Bisa Kamu Pilih Jika Berkuliah di Universitas Al-Azhar

Sejarah Universitas Al-Azhar
Universitas ini kerap disebut-sebut sebagai tertua di dunia, karena Al-Azhar didirkan pada tahun 932 M dibawah kekuasan Khalifah Bani Fathimiyyah yang menguasai Kairo kala itu. Sebenarnya masih ada universitas yang lebih tua dari Al-Azhar ini, namun gaung dan pengaruhnya belum sebesar Universitas Al-Azhar.

Bani fathimyyah merupakan kekhalifahan yang menguasai Jazirah Arab dan Timur Tengah sekitar tahun 400 Hijriah. Kekhalifahan ini menganut Aliran Syiah, sehingga dahulunya Universitas AL-Azhar berpaham Syiah, loh! Raja yang memimpin ketika itu bernama Jauhar Al-Siqli.

Universitas ini sudah sangat eksis sejak awal pendiriannya, dahulu khalifah Bani Fathimiyyah menggunakan AL-Azhar sebagai pusat pendidikan Da'i dan Ilmuwan yang bertujuan untuk menyebarkan Paham Syiah ke seluruh dunia.

Saat Dinasti bani Fathimyyah runtuh dan digantikan oleh Ayyubiyyah, Universitas Al-Azhar sempat ditutup selama hampir 100 tahun untuk membersihkan paham Syiah, dan juga agar Al-Azhar berpegang ke Ahlu Sunnah wal-Jamaah yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhamma SAW.

Selanjutnya Universitas semakin berkembang pesat dengan paham sunni yang diterima oleh seluruh dunia, sehingga banyak ulama-ulama dari penjuru dunia yang datang untuk mengajar ataupun memperdalam ilmu dengan ulama-ulama Mesir.

Al-Azhar masih menggunakan system pendidikan Talaqqi (seperti majlis keilmuan di Masjid) tanpa menggunakan ruang kelas ataupun tingkatan seperti S1, Magister atau Doktoral.

Uniknya, Pembaharuan Sistem Al-Azhar dilakukanpada awal abad 19 oleh Muhammad Abduh yang juga dikenal sebagai tokoh pembaharu Mesir. Sejak saat itulah universitas ini mulai menggunakan ruangan kelas, pemberian Ijazah dan Gelar serta memiliki sistem Administrasi seperti yang kita rasakan hari ini.

Penggunaan ruang kelas dan lokasi kampus yang baru dimaksudkan agar Al-Azhar bisa menampung lebih banyak mahasiswa.

Selain itu pembaharuan ini dilakukan agar Al-Azhar diterima dan diakui oleh publik internasional sebagai lembaga pendidikan yang kredibel dan dipercaya.

Kampus tua ini sekarang telah memiliki ratusan ribu mahasiswa Asing, hal ini merupakan bukti bahwa Azhar menjadi pusat keilmuan islam yang moderat dan diakui oleh seluruh dunia.

Menara Universitas Al-Azhar (Dokumentasi pribadi)
Menara Universitas Al-Azhar (Dokumentasi pribadi)

Banyak tokoh-tokoh Indonesia lulusan Al- Azhar diantaranya Dr. Qurays Shihab, Ustad Abdul Somad, Hanan At-Taki dan TGB Zainul Majdi (ex-Gubernur Lombok) dan masih banyak lagi tokoh Indonesia lulusan Al-Azhar.

Di beberapa Negara banyak alumni AL-Azhar yang menjadi pemimpin, bahkan ada salah satu Negara di afrika yang dipimpin oleh presiden yang alumni Al-Azhar.

Tahukah kamu bahwa Universitas Al-Azhar ternyata memiliki system perkuliahan yang sangat unik dan berbeda dengan Indonesia ataupun Negara lain secara umum? Saya sendiri pun awalnya juga terheran-heran dengan gaya pembelajaran yang jauh berbeda dengan apa yang dibayangkan sebelumnya.

Nah supaya kamu tidak penasaran, disini akan saya paparkan 5 fakta unik seputar dunia perkuliahan di Al-Azhar Mesir, supaya kamu bisa tahu, mana yang lebih seru antara Al-azhar dengan kampus tempat kamu berkuliah sekarang, hehe.

Universitas Al-Azhar tidak menggunakan Sistem Absensi.
Kuliah di Al-Azhar gak pakai Absensi? Ah masa?!

Pada awalnya memang banyak orang yang kaget dengan sistem yang tak biasa ini. Apalagi sangat jarang Kampus yang tidak memberlakukan Absensi di dunia ini.

Pihak kampus memang tidak memberlakukan absen kepada seluruh mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak memiliki kewajiban untuk hadir di kelas. Otomatis, Al-Azhar tidak akan menghitung nilai dari kehadiran mahasiswa tersebut.

Al-Azhar hanya menghitung nilai para mahasiswa dari setiap ujian yang diadakan kampus setiap semesternya. Jadi mahasiswa hanya wajib hadir ketika ujian saja, ketika pembelajaran di hari biasa para mahasiswa tidak ditunutut untuk hadir.

Enak sekali bukan? Jadi kamu bisa libur sepanjang tahun dan cukup datang ke kampus pada saat ujian saja, hehe. Akan tetapi jangan sampai meniru hal ini ya teman-teman! Karena akan sangat sulit memahami diktat jika tidak hadir didalam kelas.

Walaupun tidak menerapkan system absensi, pihak kampus selalu menyeru para mahasiswanya untuk hadir di kampus demi mengikuti pembelajaran.

Alasan Al-Azhar tidak menerapkan Absensi salah satunya karena pihak kampus ingin ada kesadaran dari dalam diri para mahasiswa yang datang dan belajar kesana, bahwasanya mereka adalah calon ulama masa depan yang sudah harus mencari dan menggali khazanah keilmuan, sehingga system absensi hanya akan membuat mahasiswa terpaksan berkuliah, dan Al-azhar tidak ingin mahasiswa menuntut ilmu agama dalam keadaan terpaksa.

Menurut sumber lain, jumlah mahasiswa yang sangat banyak. Diperkirakan jumlah mahasiswa Asing Al-Azhar saja sudah mencapai 400.000 orang lebih, belum lagi dengan jumlah mahasiswa Mesir yang berasal dari penjuru negeri.

5 Fakta Unik Perkuliahan di Al-Azhar yang Jarang Diketahui | Dokpri
5 Fakta Unik Perkuliahan di Al-Azhar yang Jarang Diketahui | Dokpri
Sehingga jika diwajibkan hadir dan menggunakan system absensi, maka kelas-kelas di Kampus akan penuh sesak oleh mahasiswa dari 100 negara. Memang banyak versi mengenai alasan kenapa Al-Azhar tidak mewajibkan kehadiran di kampus.

Namun alasan paling kuat yang saya dapatkan ialah karena Al-Azhar itu terdiri dari 2 unsur utama. Unsur itu adalah Jami' dan Jami'ah, yang artinya 2 unsur Lembaga pendidikan Al-Azhar itu terdiri dari Masjid (Jami') dan Universitas (Jami'ah)

Maksudnya, pembelajaran di Al-Azhar itu tidak hanya di Universitas saja, namun juga mempertahankan sistemn perkuliahan Turats (tradisional) yang berlansung di masjid Al-Azhar.

Sehingga tanpa system absensi ini, mahasiswa bisa belajar dan mengikuti majlis keilmuan yang diadakan didalam Masjid Al-Azhar.

Hal ini akan saya uraikan secara mendalam di fakta selanjutnya.

Al-Azhar itu Masjid (Jami') dan Universitas (Jami'ah)
Nah inilah alasan kuat kenapa Al-Azhar tidak menerapkan system absensi di kampus. Karena Al-Azhar itu memiliki Unsur Masjid dan Universitas, dan 2 hal ini tidak terpisahkan sejak 1000 tahun yang lalu.

Sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa dahulu dari awal berdiri hingga abad 19, Universitas Al-Azhar menggunakan motede pembalajaran Tradisional (Turast) dalam mendidik para mahasiswanya.

Metode Turast ini maksudnya sebuah metode pendidikan yang berbentuk seperti halaqah keilmuan dimana para murid mendengarkan syekh atau guru menjelaskan materi keilmuan, dan media yang digunakan pun kitab-kitab Turast dari abad pertengahan.

Didalam Masjid Al-Azhar pun terdapat Ruwaq (Kelas) yang digunakan para mahasiswa untuk belajar keilmuan umum dan sains.

Sedangkan Masjid Al-Azhar digunakan untuk pembelajaran Agama dan Syariat. Nah ketika Muhammad Abduh mengusulkan agar Universitas ini menggunakan kelas dan dibuat lokasi kampus khusus yang terletak disebelah masjid Al-Azhar agar bisa menampung lebih banyak mahasiswa lagi.

Baca juga: Sejarah Singkat Berdirinya Masjid dan Universitas Al-Azhar

Sehingga semua majlis keilmuan dipindahkan ke lokasi kampus yang baru dengan system administrasi yang baru.

Walaupun begitu, Pihak Al-Azhar masih mempertahankan system pendidikan Turast (cara pembelajaran berbentuk halaqah dan majlis) yang telah digunakannya selama hampir 1000 tahun. Tak heran Masjid Al-Azhar tetap eksis hingga sekarang dengan halaqah keilmuannya.

Pembelajaran yang ada di Masjid Al-Azhar sekarang ini pun hanya terfokus kepada kelimuan agama dan syariat, sedangkan kelimuan umum dipelajari di kampus saja.

Jadi jika berkuliah di Al-Azhar, kamu akan merasakan system pendidikan modern dan kuno secara lansung.

Tidak Ada Tugas Tulis ataupun Skripsi bagi Mahasiswa S1 di Al-Azhar.
Ini merupakan kabar baik bagi kamu yang berkuliah dengan tenang tanpa tugas tulis ataupun skripsi sebagaimana yang terdapat hampir diseluruh kampus di Indonesia.

Skripsi memang menjadi momok sebagian besar mahasiswa Indonesia, apalagi jika kita mendapatkan dosen yang killer ataupun yang punya segudang kesibukan, berkuliah dengan tenang tanpa tugas tulis ataupun skripsi sebagaimana yang terdapat hampir diseluruh kampus di Indonesia.

Nah karena di Al-Azhar tidak ada tugas skripsi bagi mahasiswa S1 nya, maka ujian kelulusan hanya ujian lisan dan ujian tulis saja, setelah ,mengikuti dua ujian tersebut para mahasiswa cukup menunggu hasil dan mendapatkan ijazah, simple kan?

Karya Tulis ilmiah hanya diwajibkan bagi mahasiswa Magister dan Doktoral di Al-Azhar, sedangkan Mahasiswa S1 tidak dibebankan tugas tulis ataupun skripsi selama 4 tahun.

Salah satu alasan kenapa Universitas ini tidak mewajibkan karya ilmiah bagi masiswa S1, karena pembelajaran saat S1 adalah masa bagi mahasiswa untuk mengisi dirinya dengan keilmuan dasar di berbagai disiplin keilmuan agama. Sehingga mahasiswa tidak dituntut untuk menorehkan wawasannya dalam sebuah karya tulis.

Setelah tamat dari S1 dan melanjutkan ke jenjang Magister, Al-Azhar mulai memberikan tugas tesis sebagai syarat kelulusan magisternya.

Lucunya, karena tidak ada tugas Skripsi, banyak juga orang yang beranggapan bahwa kuliah di Al-Azhar itu mudah. Padahal, walaupun tidak ada tugas tulis atu skripsi, ujian di Al-Azhar itu terkenal sulit dan sangat panjang.

Bayangkan saja, ujian tulisannya saja bisa berlansung hingga 1 bulan lebih, belum dihitung dengan ujian lisan.

Selain itu, perbedaan iklim juga menjadi tantangan berat bagi mahasiswa ketika ujian. Ujian semester genap biasanya dilaksanakan di Musim panas yang suhunya mencapai 45 derjat celcius.

dokpri
dokpri
Ujian Semester ganjil pun dilaksanakan di musim dingin yang menusuk yang suhunya bisa mencapai dibawah 5 derjat celcius. Jadi baik Semester ganjil ataupun genap, kedua ujian di Al-Azhar menjadi semakin berat dengan cuaca ekstrem ini.

Meskipun tidak ada tugas skripsi, mahasiswa Indonesia di Al-Azhar harus menghadapi tantangan lainnya yang tidak kalah sulitnya dengan teman-teman Mahasiswa di Indonesia.

Kuliah berlansung hanya sekitar 7 bulan selama 1 tahun.
Selain tidak ada absensi dan skripsi, waktu perkuliahan di Al-Azhar punya berlansung selama 7 bulan selama 1 tahun loh! Sangat sedikit sekali kan?

Jadi jika kamu berkuliah disini, maka dalam 1 tahun kamu hanya akan belajar selama 7 bulan saja

Nah itulah salah satu ciri khas jika berkuliah di Negara 4 Musim, kita kana sedikit lebih banyak menikmati liburan, hal ini dikarenakan cuaca ekstrem yang selalu mendatangi Negara-negara ini.

Berbeda dengan Indonesia yang cuacanya sangat stabil dan jarang berubah-ubah, Mesir memiliki iklim yang sangat ekstrem , suhu di Musim panas bisa mencapai 46 derjat celicus sedangkan di musim dingin bisa dibawah 5 derjat atau bahkan minus 1 celcius.

Karena cuaca ekstrim itulah, jam perkuliahan di Mesir lebih sedikit dibandingkan Negara-negara tropis lainnya.

Walaupun perkuliahan di kampus libur, mahasiswa tetap disarankan untuk mengikuti pembelajaran dan halaqah keilmuan di Masjid Al-Azhar yang selalu tersedia sepanjang tahunnya, sehingga mahasiswa tetap bisa meningkatkan kapasitas keilmuannya.

Baca juga: Serba-serbi Kuliah di Universitas Al Azhar, Mesir

Satu Kelas Bisa Mencapai Ratusan Orang.
Sebagai kampus yang memiliki mahasiswa asing terbanyak di dunia, Al-Azhar telah mengantisipasi hal ini dengan mempersiapkan ruang kelas yang sangat luas, bahkan lebih terlihat seperti aula yang mampu menampung hingga 100 orang mahasiswa.

Dokpri
Dokpri

Namun kelas-kelas yang berukuran kecil juga tetap ada dan juga digunakan oleh tingkatan pendidikan tertentu. Pembelajaran di kelas raksasa tersebut juga didukung dengan sound system yang bagus sehingga tidak menyulitkan para mahasiswa dalam menyimak penjelasan dosen yang berada di depan.

Selain itu, Al-Azhar juga tidak hanya memiliki 1 lokasi kampus, namun Al-Azhar memiliki puluhan cabang kampus yang tersebar diseluruh Negara Mesir. Sehingga universitas ini mampu menampung ratusan ribu mahasiswa yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Itulah 5 fakta unik mengenai system perkuliahan di Universitas Al-Azhar yang jarang diketahui, semoga bisa menambah wawasan kamu mengenai kampus tertua di dunia ini ya! Silahkan Share jika artikel ini dirasa bermanfaat.

Tareq Albana, Kairo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun