Mohon tunggu...
Tardi Setiabudi
Tardi Setiabudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Rendah Hati Motivasi Diri

Tardi Setiabudi, berasal dari salah satu desa di Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Praktik Kerja Mahasiswa (PKM) STISIP Setia Budhi dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa

29 Januari 2022   11:15 Diperbarui: 30 Januari 2022   16:14 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua Minggu yang lalu, kami mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung mendatangi salah satu desa di Kecamatan Cirinten, yaitu Desa Karoya dalam rangka rencana Praktik Kerja Mahasiswa (PKM) sebagai salah satu tugas akhir dalam perkuliahan.

Perjalanan dari kampus menuju Desa Karoya kurang lebih satu jam setengah. Sepanjang perjalanan kami melihat pemandangan yang indah seperti bukit-bukit layaknya pegunungan, dan di bawahnya pesawahan menghijau oleh padi yang baru ditanam.

Foto perjalanan menuju Cirinten
Foto perjalanan menuju Cirinten

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, tibalah kami di rumah kediaman pemimpin desa. Kalau di kota biasa disebut "Lurah" karena tidak dipilih secara langsung oleh masyarakat desa. Berbeda dengan di desa, seorang pemimpin dipilih oleh masyarakat desa dengan proses yang panjang kemudian panggilannya adalah "Kepala Desa" atau "Jaro". Beliau menyambut kami yang berjumlah 15 orang dengan ramah dan menerima kami untuk melaksanakan PKM pada tanggal 07 s.d 20 Februari 2022.

***

Selama dua minggu nanti kami sebagai Mahasiswa yang berstatus Praktik Kerja Mahasiswa (PKM) dari STISIP Setia Budhi Rangkasbitung akan belajar beradapatasi dengan lingkungan pedesaan, dan mencoba membantu pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Selain itu kami pun membawa program kerja yang fokusnya pada bidang pemberdayaan masyarakat desa secara umum. Lebih spesifiknya pada perempuan dan anak yang merujuk pada tema besar kampus; Peningkatan Partisipasi Perempuan dan Anak dalam Proses Pembangunan Desa Melalui Optimalisasi Program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak.

Kami pun berbincang panjang dengan Kepala Desa dan salah satu Perangkat Desa Karoya, mulai dari jumlah kampung, wilayah dan kegiatan apa saja yang biasa dilakukan. Dan ternyata banyak yang harus diselesaikan ke depan oleh pemerintah desa, mulai infrastruktur, kelembagaan dan sebagainya. Namun fokus kami sebagai mahasiswa PKM bukan pada hal itu, tapi kami sangat menghargai dan mengapresiasi apa yang sudah disampaikan Kepala Desa kepada kami.

Setelah observasi dari Desa Karoya Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak, kami mulai merencanakan gagasan atau program-program yang akan diimplementasikan secara sederhana sebagai berikut:

Penyuluhan Gizi Bagi Bayi dan Balita

Penyuluhan gizi bagi bayi dan balita merupakan hal yang sangat penting, mengingat selama ini Presiden Republik Indonesia pernah menyampaikan kepada masyarakat melalui media televisi tentang pencegahan stunting. Kebanyakan orang mengetahui bahwa stunting adalah seseorang yang mempunyai postur tubuh pendek atau kecil, namun yang sebenarnya bukan itu saja. Misalnya stunting pada anak; Pertumbuhan melambat, wajah tampak lebih muda seusianya, pertumbuhan gigi terlambat, performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya, berat badan tidak naik cenderung menurun, perkembangan tubuh terhambat, dan anak mudah terserang berbagai penyakit.

Dari itulah kami sebagai mahasiswa Praktik Kerja Mahasiswa (PKM) mencoba untuk memberikan program kegiatan penyuluhan kepada ibu kader Pemberdayaan Kesejateraan Keluarga (PKK) atau kader Posyandu pentingnya asupan gizi yang baik untuk mencegah dan mengobati stunting. Dan hasil penyuluhan dari pemateri dapat disampaikan kembali kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu orang tua bayi dan balita di desa.

Peningkatan Literasi Bagi Anak-Anak

Minat baca anak-anak di usia Sekolah Dasar dengan (SD) menggunakan buku bacaan saat ini terlihat sudah mulai menurun tidak seperti zaman dulu perpustakaan selalu ramai oleh anak sekolah. Ada salah satu faktor yang menghambat minat baca anak, yaitu tingginya anak menggunakan teknologi bukan untuk belajar, kebanyakan untuk bermain game atau media sosial. Itu bukan kesalahan teknologi yang saat ini sudah berkembang pesat yang dapat mempermudah segalanya, tapi karena bimbingan orang tua dalam pembatasan anak menggunakan teknologi tidak terkontrol.

Untuk itu kami mempunyai program meningkatkan minat baca pada anak di pedesaan menggunakan buku bacaan, agar anak-anak sedikit demi sedikit bisa memahami isi buku dan pentingnya belajar menggunakan buku yang ada. Bila anak-anak di usia Sekolah Dasar sudah bisa mencintai buku, tidak menutup kemungkinan minat baca akan meningkat dan bertambah pengetahuannya. Selain itu bisa mengurangi penggunaan teknologi di usia yang masih kecil, terutama bermain game dan media sosial.

Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Pemanfaatan lahan pekarangan oleh masyarakat di setiap desa yang tanahnya subur pun jarang sekali dilakukan, misal menanam cabai, tomat, sayur-sayuran dan sejenisnya. Masyarakat sekarang terutama ibu rumah tangga lebih memilih yang instan atau membeli langsung kepada pedagang keliling setiap pagi atau sore. Sedikitnya minat masyarakat menanam bahan pokok karena peminat jadi petani saat ini sudah mulai rendah. Mulai dari anak muda sampai pada orang tua semua lebih memilih bekerja di perusahaan demi menghasilkan gaji ketimbang jadi petani yang kadang berpenghasilan tidak menentu atau naik turun.

Padahal pemanfaatan lahan pekarangan bisa tinggi hasilnya, baik itu dilakukan di depan atau di belakang rumah walaupun tidak memerlukan lahan yang luas. Hasilnya bisa dijual kepada warga setempat yang dekat atau hanya untuk dikonsumsi sendiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus membeli ke pedagang keliling. Sehingga uang dari hasil bekerja yang harusnya untuk membeli kebuthan sehari-hari bisa ditabung untuk kebutuhan lainnya.

Kami mahasiswa mempunyai insiatif program pemanfaatan lahan pekarangan untuk mewujudkan ramah lingkungan, ibu rumah tangga mandiri, dan menambah penghasilan keluarga. Pemanfaatan lahan pekarangan sebenarnya tidak sulit, bisa menggunakan polibag ataupun ember yang terpenting menyesuaikan halaman yang kosong. Tidak harus menanam langsung ke tanah menggunakan cangkul seperti berkebun pada umumnya.

Kemudian untuk pemeliharaan tanaman agar tetap kuat dan tumbuh subur bisa mengolah sisa makanan dari dapur menjadi pupuk organik, baik menjadi cairan ataupun ampas. Kalau dilakukan secara rutin tentu tidak sulit tinggal kemuannya dilakukan.

Rangkasbitung,   Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun