Dari itulah kami sebagai mahasiswa Praktik Kerja Mahasiswa (PKM) mencoba untuk memberikan program kegiatan penyuluhan kepada ibu kader Pemberdayaan Kesejateraan Keluarga (PKK) atau kader Posyandu pentingnya asupan gizi yang baik untuk mencegah dan mengobati stunting. Dan hasil penyuluhan dari pemateri dapat disampaikan kembali kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu orang tua bayi dan balita di desa.
Peningkatan Literasi Bagi Anak-Anak
Minat baca anak-anak di usia Sekolah Dasar dengan (SD) menggunakan buku bacaan saat ini terlihat sudah mulai menurun tidak seperti zaman dulu perpustakaan selalu ramai oleh anak sekolah. Ada salah satu faktor yang menghambat minat baca anak, yaitu tingginya anak menggunakan teknologi bukan untuk belajar, kebanyakan untuk bermain game atau media sosial. Itu bukan kesalahan teknologi yang saat ini sudah berkembang pesat yang dapat mempermudah segalanya, tapi karena bimbingan orang tua dalam pembatasan anak menggunakan teknologi tidak terkontrol.
Untuk itu kami mempunyai program meningkatkan minat baca pada anak di pedesaan menggunakan buku bacaan, agar anak-anak sedikit demi sedikit bisa memahami isi buku dan pentingnya belajar menggunakan buku yang ada. Bila anak-anak di usia Sekolah Dasar sudah bisa mencintai buku, tidak menutup kemungkinan minat baca akan meningkat dan bertambah pengetahuannya. Selain itu bisa mengurangi penggunaan teknologi di usia yang masih kecil, terutama bermain game dan media sosial.
Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Pemanfaatan lahan pekarangan oleh masyarakat di setiap desa yang tanahnya subur pun jarang sekali dilakukan, misal menanam cabai, tomat, sayur-sayuran dan sejenisnya. Masyarakat sekarang terutama ibu rumah tangga lebih memilih yang instan atau membeli langsung kepada pedagang keliling setiap pagi atau sore. Sedikitnya minat masyarakat menanam bahan pokok karena peminat jadi petani saat ini sudah mulai rendah. Mulai dari anak muda sampai pada orang tua semua lebih memilih bekerja di perusahaan demi menghasilkan gaji ketimbang jadi petani yang kadang berpenghasilan tidak menentu atau naik turun.
Padahal pemanfaatan lahan pekarangan bisa tinggi hasilnya, baik itu dilakukan di depan atau di belakang rumah walaupun tidak memerlukan lahan yang luas. Hasilnya bisa dijual kepada warga setempat yang dekat atau hanya untuk dikonsumsi sendiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus membeli ke pedagang keliling. Sehingga uang dari hasil bekerja yang harusnya untuk membeli kebuthan sehari-hari bisa ditabung untuk kebutuhan lainnya.
Kami mahasiswa mempunyai insiatif program pemanfaatan lahan pekarangan untuk mewujudkan ramah lingkungan, ibu rumah tangga mandiri, dan menambah penghasilan keluarga. Pemanfaatan lahan pekarangan sebenarnya tidak sulit, bisa menggunakan polibag ataupun ember yang terpenting menyesuaikan halaman yang kosong. Tidak harus menanam langsung ke tanah menggunakan cangkul seperti berkebun pada umumnya.
Kemudian untuk pemeliharaan tanaman agar tetap kuat dan tumbuh subur bisa mengolah sisa makanan dari dapur menjadi pupuk organik, baik menjadi cairan ataupun ampas. Kalau dilakukan secara rutin tentu tidak sulit tinggal kemuannya dilakukan.
Rangkasbitung, Â Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H