Di pertengahan tahun ini, Taiwan menjadi negara Asia pertama, meski hukum baru akan berlaku pada 2019 jika disetujui. Sementara Australia akan membuatnya menjadi hadiah natal tahun 2017 ini. Dari kacamata pribadiku, aku abstainakan hal ini, karena ini adalah hal kompleks.
Dari pertama, aku tidak menentang LGBT sama sekali, karena ini sesuatu yang natural bahkan sejak sebelum agama masuk ke dunia. And FYI,aku bukan penganut Darwinisme, in case you may ask.Dan banyaknya pengakuan akan LGBT membuatku seperti "selamat, kau mendapat kemudahan dalam hidup. Every man for himself."
Tapi, seiring banyaknya negara yang melegalkan, ada juga perasaan cemas. Bukan apa-apa, karena ini menyangkut tentang idol kita. Bingung? Nah, ini dia topik yang ingin kuangkat kali ini, setelah melihat Nogizaka Kojichuu minggu lalu dan minggu ini, sebenarnya sudah ada pikiran sejak lama. Tapi karena ini topik yang cukup berat, maka aku kesusahan untuk benar-benar menulisnya.
Mengesampingkan bahwa aku tidak benar-benar percaya ada idol yang hopelessdalam urusan asmara seperti yang digambarkan di Kojichuu, tapi ini untuk lain waktu. Dalam konteks ini, yah jelas kan apa yang kumaksud. Imagetentang Girl's loveitu memang terlihat kawaii, jika dilakukan oleh anak yang belum berusia 18 tahun. Diatas itu, well, rasanya ada yang salah.
Girl's love,atau apapun itu, sesuatu yang ampuh untuk dijadikan bahan jualan bagi idol. Katakan saja tentang my wife,Yumi dan Reika yang selalu dilihat sebagai lesbo di grup. Well, ini karena orang-orang di sekeliling mereka yang membuat seolah seperti itu, dan karena aku tidak menganggap LGBT semata dikarenakan lingkungan, afeksi WakaRei memang sedikit over.
The truth maybe will never be known, likely to the straight's one story. Personally, I'd like to not think so much about this, but suddenly I do think I have to. Jika, dan hanya jika, situasi membuat mereka -dalam hal ini, para member-menjadi gay, siapa yang harus disalahkan?
Aku akan menjawab tidak ada, karena dewasa ini, dimana hanya dalam hitungan detik kita bisa tahu apa yang terjadi di belahan dunia lain, dunia dimana filter informasi hanya ada di negara Kim Jong Number Un, semua hal kembali pada individu itu sendiri bukan? After all, life is a matter of choices.
Menyalahkan member yang menjadi gay karena situasi bagiku bukan pilihan baik. Dan sekali lagi, hal ini bersifat natural. Bagi yang berminat melihat lebih jauh tentang gender dan permasalahan LGBT, mungkin bisa mengecek ini. National Geographic mengangkatnya khusus dalam edisi bulan Januari kemarin.
Well, dalam pandanganku, di tahun 20'an mendatang, Jepang pun akan melegalkan same-sex marriage, dan ini akan membuat shiftingdi dunia entertainment. Banyak yang akan all-out begitu muncul kabar kalau Parlemen akan mempertimbangkan hal ini.
And that means,mungkin saja, kalau Sakamichi masih bertahan dengan member yang kita kenal sekarang ini, akan ikut dalam aturan baru. Ini cuma berandai-andai, sejauh ini, jadi jangan terlalu serius atau juga sekedar menganggapnya angin lalu. Aku ingin mendengar komentar jujur seperti anak-anak ini.
At last,apa yang ingin kukatakan dari artikel kali ini adalah, di zaman yang lebih terbuka meski dengan sedikit sekali netralitas ini -well, aku tidak akan membahas soal agama-aku tidak menganggap LGBT sebagai gangguan sama sekali. Berpikir terbuka akan lebih baik.