Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemerintah Politik Marketing, Rakyat Indonesia Melarat

27 Juli 2021   11:14 Diperbarui: 27 Juli 2021   12:13 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya semua warga negara mencintai bangsanya, semua kelompok partai politik juga mencintai bangsanya, mereka juga tidak ingin melihat rakyat dalam keadaan melarat. 

Maka kelompok politik secara normatif tidak mungkin mengecewakan apalagi ikut dalam kebijakan yang menekan apalagi memeras rakyat karena pada dasar fungsinya keberadaan mereka semua untuk membangun rakyat. Dengan demikian logika kekuasaan absolut atau sistem pemerintahan yang mengarah kepada sistem otokrasi adalah saja dengan upaya merusak sistem hidup kebangsaan dan sekaligus merusak negara.

Dalam prilaku politik gelagat suatu pemerintah dapat dirasakan merusak kebangsaan dapat dilihat dengan kebijakannya terhadap kelompok politik lain, misalnya merusak partai politik lain,  mengadu domba partai politik lain, melemahkan fungsi partai politik, melemahkan peran pimpinan partai politik lain, hal itu adalah bahagian dari kebijakan yang merugikan bangsa. 

Gelagat lainnya dapat juga dilihat dalam manajemen sosial, karena biasanya pemerintah seperti itu akan melakukan pendekatan langsung dengan rakyat lemah dengan memberikan bantuan-bantuan sosial sekedar mereka bisa bertahan hidup. Dimana ketika pemerintah memperlakukan kelompok politik atau mengerjai tokoh politik lain tidak menimbulkan protes atau simpati dari rakyat akar rumput.

Sebenarnya dalam perspektif strategi politik hal itu sah-sah saja dapat dilakukan apalagi rakyat tidak banyak yang memahaminya,  tetapi yang perlu digaris bawahi bahwa strategi tersebut adalah strategi politik yang menghalalkan segala cara tanpa mempertimbangkan faktor yang utama dalam pembangunan bangsa. 

Lalu dampak yang timbul yang dapat dilihat langsung dengan kacamata rakyat adalah semua kelompok politik akan tunduk dan diam terhadap prilaku pemerintah dan kelompok berkuasa, asalkan mereka mendukung yang juga mendapat bahagian dalam konspirasi terpusat tersebut yang sesungguhnya merugikan rakyat.

Dalam pemerintahan seperti ini semua urusan politik pemerintah akan mengarah pada sistem marketing, berita akan menjadi iklan pemerintah, mereka juga dengan sendirinya akan mengeksploitasi rakyat dan menjadikan rakyat berpihak kepada pemerintah karena hidup dasar rakyat akan bergantung kesana akibat kebutuhan mendasar dalam hidupnya yang mendesak.

Justru karena itu sistem marketing politik pemerintah dalam pembangunan bangsa tidak rasional dan sungguh sempit dalam sistem membangun bangsa, karena hanya membawa bangsa ini lebih terpuruk dari Sabang sampai Meurokee.

Harapan kita semoga pemerintah negeri ini akan lebih baik dimasa mendatang agar tujuan negara secara bertahap dapat dilalui demi mewujukan kesejahteraan rakyat. Namun bila kebijakan pemerintah marketing ini dilanjutkan secara terus menerus maka penulis yakin rakyat semakin dapat menilai pemerintah kamuplase (lips service)  dalam fungsinya dan rakyat akan apatis terhadap pemerintahan itu sendiri apalagi partai-partai politik yang mengusung presiden.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun