Dengan keberadaan pimpinan yang seorang guru dan kematangannya yang layak maka perbedaan lintas partai hanya pilihan cara pandang, cara berpolitik yang memiliki ruang untuk didiskusikan sehingga meskipun diantara mereka ada yang kritis maka dipandang sebagaimana pekerjaan profesional yang dijalankan untuk mencapai target pekerjaannya.
Sebaliknya kehidupan rakyat tanpa pimpinan yang cerdas maka sudah pasti masyarakatnya hidup dalam sentimen dan emosional, akhirnya bermusuhan lintas kader partai politik bahkan partai politik hanya akan menjadi semacam grub gengster yang sekedar memiliki jaringan dan mengurus kepentingan bisnisnya tanpa mengutamakan kehidupan rakyat tetapi prioritas mereka hanya pada bagaimana mereka bisa berkuasa atas rakyatnya.
Justru karena itulah maka partai politik di dalam negara maupun dalam provinsi dan kabupaten/kota dapat juga menjadi sebahagian ilustrasi bagaimana kondisi rakyatnya. Kalau lintas kader partai dianggap sebagai musuh maka lintas elemen masyarakat sudah pasti terjadi pemisahan dan perbedaan, karena pimpinan politik akan menutup mata terhadap kader partai lain meskipun lebih berkualitas sumber dayanya. Padahal masyarakat Indonesia yang berdomisili di daerah sesungguhnya sama sekali tidak berpolitik tetapi mereka sebatas mencari peluang untuk bertahan hidup, dan memperoleh pendapatannya. Â
Fakta-fakta ini dapat dilihat secara nyata pada sistem kehidupan di negara-negara atau daerah yang masyarakatnya sudah lebih sejahtera yang mereka memilih hidup dalam sistem kepemimpinan yang demokratis. Â Sementara fakta lainnya dapat dilihat secara nyata bahwa negara tertinggal dan provinsi tertinggal cenderung berada dalam sistem kepemimpinan otoriter bahkan pemerintah cenderung dhalim terhadap rakyatnya sendiri.
Dua pilihan ini memberi indikasi bahwa masyarakat tersebut sebagai indikasi masyarakat modern dan maju akan cenderung memilih kenyamanan, bermusyawarah dan mufakat sementara rakyat tertinggal mencari recehan dari tuan yang bisa memberi langsung kepadanya tanpa berpikir untuk masa depannya dan perubahan nasibnya.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H