Oleh: Tarmidinsyah Abubakar
Beberapa perbedaan yang begitu signifikan dalam ranah politik setiap tempat baik negara maupun daerah yang kemudian secara otomatis mempengaruhi ranah kebijakan publik dalam wilayah tersebut. Sehingga ada negara yang masyarakatnya maju dan tidak kurang pula negara yang tertinggal akibat keterbatasan kemampuan, wawasan dan pengetahuan pemimpinnya.
Ketika kita bicara tentang kondisi sosial dalam suatu negara, lalu kenapa kita utamakan berbicara tentang pemimpin? Karena pemimpin negara adalah satu-satunya yang bertanggung jawab penuh terhadap keberadaan nasib suatu bangsa, apakah bangsa itu di jajah atau merdeka terhadap bangsa-bangsa lain, begitu pun kondisi masyarakat di suatu daerah, kepala daerah dapat mempengaruhi secara dominan untuk menentukan masyarakatnya berkembang atau tertinggal.
Jika anda berpikir negara-negara di dunia semua merdeka maka pemahaman sahabat harus dikaji ulang karena berdasarkan pengalaman sejarah kehidupan semua bangsa-bangsa di bumi ini terikat dengan penjajahan, hanya saja di jaman ini perbudakan sudah dihapuskan sehingga kehidupan di depan mata kita tidak  lagi secara kasat mata semua orang mampu melihat penindasan manusia atas manusia lain.
Namun jika anda memiliki kacamata yang jernih sebenarnya perbudakan masih saja terjadi di bumi meski tidak terlihat oleh semua orang meskipun dilingkungannya dan masyarakat lintas bangsa.Â
Apalagi dalam konsep negara yang sedikit saja orang bisa memahaminya, maka hanya sedikit pula dari para pemimpin yang dipilih rakyat bisa melakukan perubahan kehidupan kesejahteraan rakyatnya.Â
Jika kita menyaksikan pemimpin negara-negara tertinggal maka sebahagian besar pemimpinnya hanya menikmati keberadaan mereka berjabatan sebagai penguasa sebagaimana raja dimasa lalu bahkan keberadaannya kebanyakan justru menghambat produktivitas rakyat dengan kebiasaan hidup turun-temurun (tradisional) yang sulit dibawa untuk berubah karena pemikiran mereka telah dibentuk secara kolektif sejak mereka dilahirkan dan lingkungan pertumbuhannya. Bahkan orang yang membawa perubahan dengan berpikir yang lebih maju dalam suatu masyarakat tertutup justru akan menjadi lawan dan sudah pasti terjadi pertaruhan hidup yakni menang dan kalah suatu bangsa, demikian pula pada masyarakat suatu daerah.
Daerah yang maju karena pemikiran pemimpinnya memang cerdas dan memiliki visi kebangsaan dan semua misi-misinya membawa dampak pada keterbukaan bagi manfaat hidup yang lebih baik bagi rakyatnya sekaligus membangun pengaruh kebangsaannya yang lebih luas.
Kalau kurang yakin tentang narasi di atas silakan ingat-ingat berapa abad bangsa Indonesia di jajah oleh bangsa lain. Maka sungguh masuk akal kalau kita menemukan ada suatu bangsa yang hidupnya mendiami hutan dan mereka masih belum menggunakan pakaian yang menutupi badannya secara sempurna.Â
Kenapa sampai tertinggal sangat parah? Karena hidupnya sejak lahir dipimpin dan diikat dengan budaya dan nilai-nilai kepercayaan yang diyakini terlalu sakral baik terhadap alam maupun dalam keyakinan terhadap Tuhannya. Ketika diantara mereka ada yang keluar dari kehidupan itu mereka menganggap sebagai pengkhianat bangsanya kecuali dia telah mampu menunjukkan manfaat kemapanan hidup langsung pada masyarakat banyak dan disitulah dapat terjadi pembukaan pintu perubahan dan terjadi transisi sosial.
Melihat ranah politik sosial di Indonesia dengan daerah-daerahnya masih berada dalam lingkaran tersebut yang penuh dengan tali-tali pengekangan masyarakat, sehingga politik sosial berjalan dengan mesin penggerak yang tradisional. Sementara konstitusi negara justru sudah dalam tatanan yang terbuka tetapi prilaku politik masih dihantui dengan sikap-sikap politik tradisional bahkan yang paling parah melanda prilaku politik di daerah-daerah.