Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prof. Amien Rais Pemimpin Politik Rakyat Bukan Sebatas Pimpinan Partai Politik

17 Maret 2021   21:23 Diperbarui: 24 Maret 2021   16:55 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Memantau sepak terjang Prof. Amien Rais dalam politik yang selalu berperan dalam mendobrak kebijakan pemerintah yang diyakini berhadapan dengan kepentingan rakyat menunjukkan bahwa kredibilitasnya sebagai tokoh politik, bukan pedagang politik, bukan prilaku kelas demagog yang sekedar mencari untung dalam kelemahan rakyat.

Meski tidak menggunakan apalagi mengatasnamakan partai politik suara Amien Rais yang lantang melebihi pengaruh suara partai politik yang dilengkapi dengan perangkat seperti anggota parlemennya diseluruh daerah.

Ini suatu bukti bahwa Amien Rais lebih bisa berperan melebihi kapasitas partai politik, positioningnya sebagai pemimpin politik dan tokoh masyarakat bukan sebatas pemimpin partai politik. Bagi Amien Rais partai politik yang didirikannya adalah murni sebagai alat untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan politiknya. Dengan begitu maka ia berpolitik bukan untuk kepentingan partainya semata tetapi lebih kepada kepentingan masyarakat secara umum.

Banyak tokoh yang dibesarkan oleh partai politik tetapi kapasitas Amien Rais justru sebaliknya justru partai politik yang bergantung pada nama besarnya sebagai Bapak Reformasi Indonesia. Meski kemudian ia sendiri terpisah dari partai politik yang didirikannya, akibat prilaku dan pemikirannya yang demokratis dan tidak mampu dipahami oleh kader partai sebelumnya.

Sebagai contoh lain dari peristiwa ini juga bisa dilihat pada kepiawaian pemimpin politik  Akbar Tanjung yang menyelamatkan partai Golkar ketika reformasi, namun karena memberi kesempatan yang terbuka secara demokratis kepada semua pihak yang berpartisipasi bersama sehingga dalam konvensi calon presiden di internal partai Golkar, ia harus menerima dikalahkan oleh Wiranto kala itu.

Namun pesan politik yang disampaikan begitu jelas bahwa partai yang dipimpinnya mengikuti arus gerakan yang diinginkan rakyat dalam sistem kepemimpinan yang demokratis dan anti dengan sistem kepemimpinan internal partainya sebelum itu.

Tetapi dalam kapasitas sebagai pemimpin politik, jika masyarakat Indonesia dapat melihat dalam kacamata yang normal maka Amien Rais jelas murni sebagai pemimpin politik, karena ia berpolitik dalam menentang kepemimpinan Soeharto yang otoriter sebelum adanya partai politiknya dan ia juga melakukan pekerjaan politik menentang pemerintah setelah ia tidak dipengurus dan memilih keluar dari anggota partai politik yang didirikannya.

Sikap politik M. Amien Rais begitu terang dalam membela kebenaran dan tidak ada pemimpin politik lain yang bersikap dan siap mengambil resiko politik sebagaimana diturunkan kepada anak sulungnya Hanafi Rais yang mengundurkan diri dari anggota DPR RI karena melihat partainya yang tidak lagi menjalankan visi, misi dan platform perjuangan sebagaimana konsepsi diawal pendiriannya.

Sikap mengundurkan diri dari jabatan anggota DPR RI bukan keputusan sembarang politisi, karena meraih kursi DPR RI itu juga bukan segampang yang kita pikirkan.

Lalu, kenapa M. Amien Rais banyak mendapat sorotan bahkan banyak orang yang terkesan memusuhinya? Berikut penjelasan dalam pandangan politik normatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun