Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bupati Berpolitik Menggunakan Kekuatan Setan, Melebihi Mazhab Nicollo Machiavelli

10 Maret 2021   13:51 Diperbarui: 10 Maret 2021   20:10 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah...jika kita menganalisa terhadap kader partai politik dibawah, misalnya sikap pimpinan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang tidak disentuh dengan ajaran ilmu politik dan mereka sudah pasti membawa politiknya hanya sebatas bagaimana mereka menggunakan partai politik sebagai alat mencari penghidupan apalagi peluang usaha dan lapangan pekerjaan semakin sulit pada masyarakat di akar rumput.

Oleh karena itu pemimpin politik pusat seharusnya tidak mengandalkan uang semata dalam menggerakkan partai politik. Mengingat uang tidak akan cukup untuk alat pencapaian tujuan politik. Yang dibutuhkan adalah keahliannya dalam pengelololaan partai dan manajemen politik. Hal ini penulis sampaikan karena pernah suatu partai di daerah hanya sebatas kemampuannya mengadakan kantor sekretariat sdh dianggap cukup kapasitas dan kualitasnya sebagai pemimpin politik di daerah.

Padahal seseorang yang memiliki cukup kemampuan dalam berpartai politik urusan kantor sekretariat itu urusan kecil dan mudah untuk ia mengadakannya karena akan banyak pihak yang mensupportnya. Orang yang cukup kapasitas tersebut sebagai organisator bahkan ia lebih mudah mencari uang untuk organisasinya daripada mencari uang untuk dirinya sendiri.

Kebijakan ini akan membuka peluang bagi kader lainnya untuk tetap memiliki hak politiknya dalam partai itu karena semua berandil baik dalam materil maupun moril dalam pengembangan partai atau organisasi lain.

Tetapi jika partai politik atau organisasi yang dominan kapasitas  secara materil oleh seseorang maka sudah pasti para kader akan menuju pembunuhan terhadap hak politiknya dan mereka sedang dalam proses bunuh diri dan jangan berharap partai itu akan menjadi asset rakyat tetapi partai dan organisasi akan menjadi milik pribadi dan keluarganya meskipun  mereka dipilih dan mengkampanyekan sistem demokrasi dalam partai politik.

Oleh karena itu hak politik itu sangat utama dalam politik dan partai politik. Kemudian hak politik itu juga bahagian dari harga diri warga masyarakat. Kalau sekali-kali mereka melupakan hal tersebut maka tidak berbeda mereka sedang menjual harga dirinya.

Tidak percaya? silakan pikirkan dengan pikiran yang jernih apa yang terjadi dengan politik di negeri kita dan kenapa politik tidak bersatu dengan tujuan rakyat dalam mencapai kedaulatannya. Hal ini akan berlangsung terus menerus sampai kapanpun hingga muncul kesadaran masyarakat dan warga politik untuk bersabar dalam penguatan dirinya dalam pemenangan politiknya. Karena kesabaran para politisi untuk tidak ambisius dan mengedepankan hawa nafsu. Kematangan para politisilah yang bisa mengantarkan mereka supaya tidak menghalalkan segala cara dalam meraih kekuasaan politik. Apalagi dengan cara-cara korup baik dalam meraih kursi parlemen dan kepala pemerintahan karena keberadaan mereka dapat menentukan hitam dan putihnya pembangunan rakyat.

Jika tidak demikian maka semua sikap dan kecenderungan aktivitas politik tersebut akan membunuh masyarakat dalam jangka panjang yang tidak berbeda dengan menggunakan kuasa syaitan. Oleh karena itu ancaman santet adalah sesuatu yang serius sebagai masalah rakyat karena kita juga paham bahwa kerjaan setan menguntungkan di depan dan merugikan dibelakang atau dalam jangka panjang. Tidak percaya logika ini maka kita juga termasuk sebagai orang yang tidak beriman dalam agama tidak hanya dalam Islam tetapi dalam agama apapun juga.

Salam

Gambar: beritamerdeka.net
Gambar: beritamerdeka.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun