Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Pernah Berkorban untuk Partai Politik di Tengah Kepemimpinan Tidak Tepat

1 Maret 2021   21:05 Diperbarui: 1 Maret 2021   21:09 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Setelah ada rencana politik, apa yang pertama anda lihat ketika pertama kali anda ingin masuk ke partai politik atau ingin berafiliasi dengan partai politik?

Jawabnya adalah Pemimpin atau Ketua Umum Partai Politik.

Beberapa alasan menyebabkan kita perlu mengetahui kredibilitas pemimpin partai politik, mengapa?

Pertama, Karena partai politik di Indonesia masih dalam kekuatan politik personal sebagaimana organisasi mafia yang menentukan salah dan benar bawahannya. Maka pemimpin masih dinilai tanpa indikasi, dengan menduga-duga maka pemimpin kharismatik masih dapat kita temukan di negeri kita. Terutama tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh lain-lain yang sesungguhnya semua tokoh berorientasi pada politik secara luas, tanpa memahami politik mereka juga akan terdegradasi dengan sendirinya.

Kedua, Karena wawasan politik masyarakat yang kemudian menjadi anggota partai politik lemah, sehingga orientasi partai politik dapat berubah arah akibat dipengaruhi oleh mereka yang memiliki uang. Kenapa bisa mereka pengaruhi? Karena Pemimpin partai juga otaknya tidak penuh dalam politik kebangsaan sehingga terkonsentrasi kepada memperbanyak kekayaan untuk modal politiknya dan partai politiknya.

Ketiga, Jahat dan baik dalam politik bedanya sangat tipis karena misi anda akan dipengaruhi oleh Ketua Umum partai dengan mengatasnamakan tujuan partai politik anda.

Keempat, Mentalitas politik anda akan dipengaruhi secara langsung oleh Ketua Umum partai, jika pemimpin tersebut berwawasan terbatas dalam politik dan pemikirannya sebatas pemenangan partai politik dengan lomba besaran menyogok masyarakat maka anda akan terjebak dalam pertaruhan sebagaimana dalam berjudi.

Kelima, Seharusnya Pemimpin partai politik itu adalah guru politik dan sekaligus guru berbangsa, mereka akan memberi pembinaan kepada segenap anggotanya, memperhatikan pemikiran-pemikiran anda dan alasan-alasan anda ketika membuat keputusan politik maka pemimpin partai politik yang baik tidak menghukum anda dengan kebijakannya tetapi membuat mekanisme untuk mencapai pembuatan keputusan yang kualitatif.

Keenam, Pemimpin partai politik yang berorientasi pada kebenaran akan selalu memberi ruang untuk mendengarkan argumentasi atau dia memahami sepenuhnya formasi-formasi dalam pembuatan keputusan anggotanya yang kemudian dia bisa mengambil kesimpulan bahwa prilaku anggotanya dapat dimaklumi karena bukan atas tujuan jahat atau mendhalimi tetapi masih dalam batasan tujuan politik anda, karena itulah pimpinan partai politik harus seseorang yang lengkap sebagai pemimpin. Lihatlah bagaimana dalam film-film internasional itu melakukan transformasi nilai dimana ada adegan saling menghentikan senjatanya kemudian berargumen dan mendengarkan secara baik. Ketika mereka menemukan kesepakatan, saling tembak atau pertempuran itupun dihentikan.

Ketujuh, Ketua Umum harus memahami batasan politik dan ruang demokrasi dan landasan politik partai tidak akan lari dari domokrasi sebagaimana tujuan dan semangat konstitusi negara, selama partai berjalan dijalur yang terarah anda sebagai pengikut partai juga tidak akan berbeda arah dengan politik partai anda, tapi kalau ketua umum berkontra dengan ketentuan ini maka anda juga akan menjadi lawan politik pemimpin partai politik anda.

Kedelapan, Ketua Umum partai politik anda seharusnya orang yang taat kepada Tuhannya yang paling sederhana taat beragama dan seseorang yang memahami budaya, keberagaman, dia bukanlah seseorang yang dibelenggu dengan pemikiran primordialisme, apalagi feodalisme agar anda tidak terjebak dengan sistem kepemimpinan penjajah dalam partai politik yang kemudian kehidupan anda penuh dengan kemunafikan dan pendhaliman, pressure terhadap anggota politik lain dan masyarakat sasaran.

Kesembilan, Memantau poisisi politik Ketua Umum atau pemimpin partai politik anda, apakah aman dalam politiknya atau dia terjerat dalam kasus-kasus yang bisa memerasnya sehingga anda harus ikut menanggung beban dalam berpartai politik, bukan membantu dan mendukung pemimpin yang masih logis dalam politik tetapi sebagai sasaran yang ikut diperas dalam politik.

Kesepuluh, Memantau prilaku Ketua Umum partai politik, apakah ia seseorang yang memiliki kans sebagai calon kepala negara atau wakilnya. Jika tidak tentu posisi politik anda juga akan lemah karena partai anda hanya partai pendukung bukan partai pengusung kandidat pasangan kepala negara.

Setidaknya sepuluh syarat dapat menjadi indikasi yang baik oleh seseorang yang ingin masuk dan berafiliasi dengan partai politik sehingga tujuan dan target politik anda tidak terkendala justru dengan partai politik, tetapi bagi anda yang sudah terlanjur dan lama bersama partai politik dan menemui masalah-masalah sebagaimana yang sudah kita uraikan, maka sabar, sabar, sabar sampai bertemu solusinya...ha ha ha...nasib, nasib, kata orang awam yang bijak,,,,

Oleh karena itulah maka warga masyarakat perlu berhati-hati dalam berkorban untuk tujuan politik partai, jika anda tidak memahami secara komprehensif ilmu politik yang sesungguhnya maka bisa saja posisi anda pada persimpangan. Kemudian mentalitas anda adalah sebagai penjudi dalam negara bukan sebagai politisi yang sesungguhnya.

Kenapa saya menyampaikan bahwa jangan pernah berkorban kepada partai politik yang pimpinannya tidak tepat. Karena pengorbanan anda tidak akan berarti apapun. Apalagi model pemimpin yang hanya menghitung pengorbanan anda dengan nominal uang, maka lima tahun ke depan uang itu akan menjadi recehan dalam inflasi uang negara kita ini. Sehingga pengorbanan anda tidak berarti apa-apa dalam politik.

Kemudian anda akan menjadi penyanyi klasik bahwa si penguasa partai tidak tahu balas jasa. Tapi masyarakat tidak menggubris cengengesan anda dan perlu diingat anda tidak akan kuat untuk mengalahkan politik model kekuasaan penjajah disaat trend politik itu menjadi cara pikir pemerintah terutama presiden dan menteri yang menangani partai politik.

Lalu formasi apa yang idealnya dilakukan oleh pimpinan partai politik sehingga memberi harapan kepada semua orang agar mereka berani berkorban? Manajemen kepemimpinan yang terbuka, kesetaraan dalam partai politik, menjauhkan sistem pemeliharaan bangsawan politik dalam partai, menjauhkan pemeliharaan primordialisme dalam berpartai politik.

Berikutnya partai politik membangun kepemimpinan yang berorientasi pada semangat ilmu kepemimpinan, ilmu politik dan ilmu bernegara.

Dengan orientasi ke arah tersebut maka partai politik juga menjadi lembaga pendidikan politik rakyat yang seimbang dengan lembaga pendidikan tinggi. Justru karena kedudukan partai politik yang demikian maka gelar akademis tidak berlaku dalam politik.

Tapi jika partai politik sebagai lembaga politik lubuknya sogok menyogok rakyat untuk memperoleh suara, gelar akademis juga tidak berlaku dalam partai politik karena ilmu politik tidak berlaku dalam ranah politik. Lalu apa yang berlaku?

Sogok menyogok dalam politik, korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pemerintahan, dan nilai uang menjadi lemah, rakyat sengsara, politisi ahlinya hanya lobby fasilitas, pemimpin bermental penjilat dan hipokrit, rakyat tidak produktif, negara terjajah dan mentalitas mentalitas bangsa terjajah dalam waktu lama. Maka tidak ada merdeka bagi negara tertinggal, karena mereka selalu dijajah oleh bangsa yang cerdas.

Namun masyarakat awam yang sebahagian besar menjadi warga negara di negara berciri ini, tidak pernah tahu bahwa bangsanya dijajah karena mereka tidak melihat todongan senjata bangsa asing kepadanya. Itulah yang membedakan penjajahan klasik dan modern.

Salam


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun