Pertama, anggota partai akan mengawal partainya sebagaimana kepercayaan terhadap agama bahkan mereka dapat digolongkan beriman atas kesetiaannya pada orang yang memasukkannya ke partai politik dan lama kelamaan juga setia kepada partai politik sebagaimana kepada tuannya.
Sehingga siapa pun yang menghina partai politik dan tuannya mereka pasti akan bertindak secara kasar. Karena itulah ketika seseorang melakukan pergantian partai politik meski dengan dalih yang rasional dalam ilmu politik tetapi dianggap sebagai bajing loncat, padahal pada setahun kemudian justru ketua partai itu yang pindah ke partai lainnya.
Kedua, sebahagian besar mereka hanya ingin bergaul dan mencari peluang untuk usaha dan hidupnya dalam aktivitas berpartai politik, sehingga menyebabkan distorsi fungsi dan peran partai politik di tengah rakyat. Mengapa?
Karena politik telah menjadi ranah potensial untuk memperoleh pekerjaan dan masuk ke aparatur pegawai negara. Sehingga di samping menunggu kesempatan memperoleh pekerjaan atau sedang dalam pekerjaan, mereka ikut menjadi calon anggota parlemen, karena banyak uang mereka pun menyogok pemilih, minimal hitungannya sama dengan menjadi pegawai negeri atau mendapat pekerjaan rutin sebagai mitra pemerintah.
Ketiga, karena keterbatasan wawasannya dalam ilmu politik maka mereka pun melakukan aktivitas politik sebagaimana pejabat masa lalu, semakin tinggi posisi jabatan semakin punya kuasa untuk memerintahkan orang di bawahnya.Â
Dalam partai politik juga demikian mereka para kader justru berebut di posisi jabatan yang tinggi supaya lebih berkuasa daripada yang lain dan bisa melakukan perintah sesuka hatinya.
Padahal dalam dunia politik modern posisi jabatan itu mengatur target dan produktivitasnya agar partai dapat berjalan normal sebagaimana tujuan politik.
Nah...karena kurang pahamnya pemangku jabatan dalam melakukan tugasnya maka bidang-bidang tugas di partai politik sama sekali tidak berfungsi maka kepengurusan partai hanya menjadi pasukan voting untuk landasan persetujuan ketuanya dalam pengambilan keputusan dalam perkara sikap yang umum politik partai karena tuntutan keadaan politik sosial atau negara.
Keempat, pada level yang lebih bawah warga masyarakat bergabung dalam partai politik murni untuk mencari pekerjaan sementara atau mencari peluang karena partai politik sebagai salah satu wadah pejabat apabila partai itu besar atau partai berkuasa.
Setiap tahun mereka minimal memperoleh bantuan fasilitas seperti bantuan menghadapi puasa, hari raya dan sebagainya.
Kelima, Anggota parlemen hanya melakukan tugas rutin kantornya sebagaimana para pejabat masuk dan keluar kantor pada jamnya kemudian berkumpul ke kantor partai politik. Itu pun kalau ketuanya juga seorang pejabat pemerintahan terpilih.