Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Paham Primordialisme, Membahayakan Organisasi dan Bangsa

15 Februari 2021   07:56 Diperbarui: 17 Februari 2021   10:20 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah anda menyaksikan seseorang dalam berorganisasi hanya berkumpul dan berkordinasi dengan orang-orang sekampungnya atau ada ikatan sekabupaten atau sekecamatan dengannya. Dia sulit melakukan komunikasi atau berkordinasi dengan orang lain diluar sekampung dengannya.

Yang lebih parah apabila kita menemukan seseorang pemimpin organisasi politik yang ketuanya menganut pola pikir primordialis sempit. Beberapa tahun kemudian anda hanya menemukan orang-orang sekaputen itu yang tinggal sebagai petinggi organisasi tersebut.

Kenapa demikian? karena sumber daya manusia lain meskipun jauh lebih baik tentu akan di keroyok atas kepentingan ideology sekampung seindatu si pimpinan organisasi tersebut.

Hai ini membahayakan negara, karena kualitas organisasi, kualitas sumber daya manusia akan dihambat perkembangannya oleh sikap primordialis sempit ini. Kecenderungan pemimpin organisasi berada pada pemeliharaan pola hubungan primordialisme akibat salah kaprah dalam berpikir dan salah kaprah pula dalam bertindak.

Lho, kenapa salah kaprah? Jelaslah karena wawasannya terbatas, bahwa mereka beranggapan pengikut dalam organisasi adalah anak buahnya ketua. Padahal ketua organisasi hanyalah kordinator pengambilan keputusan politik dalam organisasi dan setara dengan pimpinan lainnya atau pelaksana harian.

Apalagi dalam sistem organisasi top down yang ketua organisasi di daerah ditunjuk oleh pusat dengan kata lain ketua organisasi daerah hanya sebatas kacungnya atau anak buahnya pimpinan pusat.

Kenapa penting penulis memyampaikan pesan ini kepada masyarakat khususnya mereka yang organisatoris atau aktivis? Tentunya sebagai bahagian dari pendidikan politik dan organisasi sehingga siapapun yang membaca dapat mewaspadai agar bisa menghindari dalam organisasi yang dipimpin oleh si pemikir primordialisme itu. Kenapa?

Karena anda akan menjadi korban dalam permainan politik sempit sebatas memperebutkan organisasi yang seharusnya tidak menghabiskan energy dan umur anda disana ketika semua anggota paham tujuan organisasi dan siapa yang memiliki kemampuan untuk memimpin ke arah tersebut.

Ketika suatu organisasi berada pada tahapan itu maka dengan sendirinya sumber daya manusia di dalamnya akan terevaluasi, sehingga mereka pengikut dapat menempatkan orang yang pantas sebagai pimpinannya. Sikap-sikap sekeluarga, sekampung, sekabupaten sulit berkembang karena organisasi mengarah pada pengembangan secara profesional.

Resiko yang dapat anda temui dalam organisasi yang dipimpin oleh seseorang yang primordialis dapat mempersempit ruang gerak organisasi, dapat menghancurkan semua sisi baik dalam organisasi. Anda juga akan mengalami kendala dalam mengekspresikan kemampuan anda.

Karena semua akan menjadi sia-sia, apalagi ukuran kualitas tidak menjadi suatu indikator penting bagi lingkungan organisasi  tetapi sekampung dan setanah kelahiran menjadi lebih penting bagi orang-orang lemah dengan tampilan kuat tersebut.

Sehebat apapun karya dan pengorbanan anda dalam organisasi itu tidak akan pernah menjadi sesuatu yang berharga dalam organisasi itu selama anda tidak sekampung atau sekeluarga dengan atau sepertalian dengan pengendali organisasi itu. Anda akan menjadi korban dan pasti.

Untuk itulah maka kami penulis mengingatkan bahayanya sikap primordialisme sempit dianut oleh mereka yang mengendalikan otganisasi apalagi organisasi politik.

Justru karena ada sikap ini maka anda akan menemukan orang-orang atau tokoh yang anda idolakan dan melebihi kepantasan menjadi pemimpin suatu organisasi kemudian anda temukan justru sebaliknya.

Ketokohan pada seseorang itu tidak akan bisa dimatikan oleh sikap seseorang yang primordialisme tetapi ia hanya bisa dikunci dalam organisasi yang menggurita tangan-tangan kuasa si pemimpin primordialisme sempit itu. Sayangnya anda akan terjebak dalam perspektif kehidupan yang secara total disana dan masa depan anda akan berantakan dengan sikap si primordialisme itu, apalagi dia terlanjur besar dalam organisasi.

Karena itulah segera hindari organisasi yang dipimpin oleh orang-orang berprinsip primordialisme agar masa depan anda tidak seperti di neraka, dimana anda tumbuh besar sebagai tokoh tetapi tetap saja anda harus kembali sebagai bayi dalam organisasi seperti itu. Atau silakan saja jika anda mampu membangun kesepakatan dengan pihak berkontra dan melakukan kudeta terhadap kepemimpinan tersebut untuk memperbaiki organisasi anda.

Berikutnya sikap primordialisme ini juga dapat merambah ke ranah hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sendirinya. Sikap-sikap primordialisme yang berlaku pada stakeholders ini kemudian menjadi alat-alat perusak sempurna dalam kehiduapan bernegara karena membawa organisasi dan negara ke lembah yang sempit, dimana seharusnya butuh ruang yang luas untuk membangun suatu bangsa.

Lalu, bagaimana pandangan anda dengan para pelaku kepemimpinan dengan sikap yang menyempitkan dunia ini? Sebelum  pendidikan masyarakat membaik dalam politik maka para primordialis ini perlu di beri peringatan keras dan sanksi organisasi. Meski anggapan anda lebay sesungguhnya hal ini sangat sakral untuk membangun masa organisasi dan anda sebagai organisator dan tokoh daerah, tokoh bangsa ini.

Semoga bermanfaat.

Sumber Photo : wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun