Dunia kerja semakin familiar dengan kehidupan, jika tidak bisa menikmati dunia kerja sebagai bahagian urgen dalam hidup kita artinya kita juga kita sulit menghadapi hidup. Apalagi kita menjalani prosesi pengabdian masyarakat, kesehatan, keamanan, Â perlindungan lain-lain yang membutuhkan kerja tidak dibatasi waktu.
Film-film bertema hidup detektif, pengacara  memberi gambaran tentang kehidupan dunia kerja yang tidak pernah tidur. Bahkan keberadaan rumah tangga mereka akhirnya terlibat dalam dampak dan resiko profesi pekerjaan yang dipilih oleh suami atau istri dalam keluarga.
Dengan kata lain, di kantor dan di rumah para pekerja ini tidak berbeda dalam dampak profesinya tersebut. Jadi hidup mereka dapat disimpulkan sebagai work life yang menuntut fokus, santai, nyaman dalam menjalaninya.
Demikian juga sebagaimana profesi politisi yang tidak pernah berhenti dalam aktivitasnya, termasuk bersantai bersama keluarga, mengunjungi warga masyarakat meninggal meski tidak dikenal yang juga adalah bahagian dari pekerjaan politik bagi mereka yang bekerja sebagai politisi dalam dunia politik.
Begitu banyak pekerjaan profesi-profesi dimasa yang akan datang menjadi tuntutan pekerjaan yang tidak terpisahkan dari sisi kehidupan kita secara langsung dan menjadi aktivitas keseharian yang semakin nisbi dalam perspektif liburan sebagaimana jadwal libur dalam dunia kerja pemerintah saat ini.
Oleh karena itu pengambil kebijakan dalam pekerjaan profesi dimasa mendatang butuh kecerdasan psikologis sehingga ia paham kapan memberi waktu liburan kepada karyawannya untuk mengatasi stress dan memulihkan prilaku normal anggotanya.
Demikian pula stakeholders dalam manajemen kerja yang lebih tinggi sebagai atasan butuh kewenangan yang lebih besar sehingga dapat membuat kebijakan dan keputusan kerja secara bijak dilingkungan kerjanya. Tuntutan kemandirian kerja dan prinsip otonom dilingkungan lembaga tersebut dalam manajemen kerjanya akan sepenuhnya bergantung pada kordinasi dan kecerdasan pemimpinnya.
Dengan sistem yang lebih terbuka tentunya secara perlahan mengantar orang untuk menuju profesional dalam pekerjaannya dan mencapai kesungguhan dalam menjalani pekerjaan profesinya serta akan lebih patuh pada sistem kerja dan sekaligus pimpinannya. Kondisi ini tentunya menjadi daya ungkit dalam produktifitas kerja dimasa-masa yang akan datang diberbagai profesi kehidupan.
Manajemen
Hal yang paling diutamakan dalam  manajemen pekerjaan profesi ini adalah rasa memiliki pekerjaannya, sehingga masing-masing pekerja akan berpikir tentang prestasi kerja dan progres dalam pekerjaannya.
Kemudian semangat keterbukaan dalam manajemen, tentang evaluasi, penilaian dan prestasi, bukan sebagaimana kebanyakan pimpinan yang like and dislike dalam memberi nilai prestasi dan penghargaan kepada pekerja atau bawahannya, sehingga menimbulkan mismanajemen yang akhirnya jabatan mereka beroientasi untuk alat pressure bawahannya.
Kebersamaan dan saling menghargai, tidak saling curiga, saling memahami tentang pekerjaan secara komprehensif, dan solid sebagai suatu keluarga dalam lingkungan pekerjaannya.
Kepemimpinan
Ketika semua orang dalam kehidupan kerja maka komunitas masyarakat dunia tentunya akan saling belajar dan mengajar. Sehingga sistem kepemimpinan sebagaimana sekarang akan sulit berkembang karena pemimpin akan berperan sebagai kordinator, pengarah, penasehat, dengan kualitas dan kapasitasnya sebagaimana kepala keluarga dan sekaligus pemimpin.
Sebagai kepala keluarga, dalam model kehidupan kerja tentunya kebutuhan kualitas pimpinan yang cukup memahami karakter dan kehidupan bawahannya. Mereka akan menjadi pelindung bawahan dan keluarganya, sehingga para pekerja itu merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari.
Sumber Picture : freeimages
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H