Semua warga masyarakat dalam negara manapun menaruh harapan terhadap keberadaan negaranya agar bisa mewujudkan kehidupan masyarakat termasuk harapan dirinya untuk hidup lebih baik dan memiliki masa depan.
Setelah melihat tanda-tanda perbaikan dalam kehidupan yang dirasakannya tidak menemukan adanya perbaikan, maka secara umum mereka sebagai warga tentu saja ingin menyampaikan kepada orang yang memiliki pengaruh merubah nasib kehidupannya. Jika ada peluang tentu mereka akan memilih presiden sebagai kepala pemerintahan dan yang memiliki cukup alat untuk merubah kondisi kehidupan sosial suatu negara.
Dalam pilihan kepada siapa yang mungkin terjangkau disampaikan masalah rakyat, maka kita bisa melihat peta tentang masalah dan harapan apa yang mungkin bisa rakyat sampaikan, tentu lebih dan kurang kira-kira sebagai berikut:
Warga : Assalamualaikum Pak Presiden...
Presiden : Wa 'alaikumsalam wr wb. Â Bagaimana kabarnya bapak, namanya pak Burhan toh,,,apa ini yang ingin ditanyakan? (Jokowi Presiden ramah)
Warga : Kabar baik pak presiden, saya mau tanya, bagaimana bapak merubah masa depan rakyat Indonesia yang dari masa ke masa tidak mengalami perubahan apapun. Terutama dalam stabilitas hidup, dimana semakin lama semakin berat, minyak, gas, listrik dan kebutuhan pokok setiap waktu harganya naik-naik terus, sementara pendapatan perkapita rakyat yang minim tidak seimbang dengan kebutuhan.
Belum lagi kita bicara biaya pendidikan anak, yang katanya gratis tetapi kenyataannya berbagai macam uang di bebankan kepada orang tua mahasiswa dan siswa dalam mengikuti pendidikan. Bagimana bapak melihat masalah ini dan apa  solusinya yang sudah bapak pikirkan dan rencanakan?
Presiden : Ooo,,,iya. Beghini lho pak. Â Negara ini sudah lama lho carut marutnya, iya toh....
Kita harus mulai bangun dari awal lagii....dari awaaal betul,,,,termasuk rakyatnya, ya mentalitas, moralitas, prilaku sosial dan kesadaran dalam politik dan bernegara,,,,
Naaah,,,,mulai dari mana coba?
Pertama, kita akan memposisikan bangsa dan negara ini dalam politik negara-nagara didunia sebagai bangsa dan negara merdeka toh,,,,maka kita tidak hanya berkiblat ke negara adikuasa seperti Amerika lho...tapi kita juga harus membangun kekuatan baru politik bangsa-bangsa Asia, iya toh,,,,seperti RRC yang semakin baik dan kuat sumber daya manusianya menyaingi bangsa-bangsa dibelahan Amerika dan eropa.
Lalu dimana posisi bangsa dan negara Indonesia? Menurut pak Burhan kita sebaiknya ada dimana ya?
Warga : Menurut saya ditengah pak presiden, jangan hanya satu tuan, sebaiknya ada beberapa tuan yang kita bisa minta bantu,,,
Presiden : Itu dia tepat sekali, bapak memang salah satu rakyat yang cerdas lho,,,,
Warga : Tapi pak, kalau kita dukung RRC, kita diisukan ikut komunis, sementara negara kita sudah melarang ideologi komunis dengan peraturan negara, seperti Tap MPR itu lho pak presiden,,,,apalagi negara kita didirikan diatas lima agama, maknanya kita seluruh rakyat Indonesia bertuhan, sebagaimana sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, betulkan pak presiden,,
Presiden : Ooo,,,iya, tepat! tidak salah lagi,,,tapi gini lho pak,,,,kita tidak melihat persepsi ideology komunisnya, yang penting mereka membantu ekonomi kita dan mereka bekerja sama dengan baik. Jika sekarang kita melemah, ya supaya tidak dipaksa untuk lunasi hutang dan kita perlu tambahan hutang untuk membangun infrastruktur yang belum optimal, gitu,,,lho,,,,
Warga : Apakah bapak presiden dapat menjamin mereka tidak menjajah kita?
Presiden : Ya, secara politik cenderung dijajah, tapi masyarakat Indonesia kalau belum mereka gunakan senjata belum menganggap dijajah, sebagaimana pengalaman bangsa kita yang panjang itu lho,,,
Warga : Lho,,,saya kan tahu pak presiden,,,
Presiden : Wah,,,bapak kan sudah kenal saya, kita kerjasama aja, seperti kebanyakan anggota DPR yang dari partai politik itu lho,,,hah ha ha,,,
Yang penting kita sementara terbantu, gituuu,,,,
Kenapa cobaaa?
Karena jangankan rakyat pemerintahpun kesusahan melarat jika kita tidak pilih posisi politik bangsa seperti hari ini,,,
Warga : Ooo, sampe begitu ya pak presiden?
Presiden : Ooo,,,iya, dari dulu pemerintah kita hidup dengan hutang luar negeri, maka untuk sementara kita nikmati aja, yang penting bangsa dan negara ini masih ada meski terjadi berbagai gejolak rakyat, santai aja lho pak Burhan, namanya politik,,,hah ha ha,,,,
Warga : Lalu, bagaimana kedepan pak presiden, karena masa pemerintahan kan hanya dua periode? Apa bapak tidak kuatir, kalau penerus hasil pilpres nanti kelompok politik yang berlawanan?
Presiden : Hah ha ha,,,itu sudah kita pikirkan, semua aman-aman saja dalam kerjasama politik, formulasinya hanya berubah pola tapi tetap mengacu pada kemenangan politik meski kita menggunakan berbagai cara,,,hah,,hah ha,,,,
Saya ini pemeluk Islam yang dalam hadist dianjurkan tuntutlah ilmu meski ke negeri China, maksudnya kalau ilmu itu benar adanya maka dimulut anjingpun kita harus gunakan,,,,kalau kita terus belajar suatu saat kita bisa menundukkan mereka lho,,,,,
Warga : Siap pak presiden,,,he he he,,,,Lalu bagaimana kasus dengan FPI pak presiden?
Presiden : Hah,,,Ooo,,,iya ya,,Habib Shihab itu ya,,,itu urusannya polisi dalam penegakan hukum, saya tidak ikut campur lho,,,,nanti juga selesai, tau kenapa, ayoo,,,coba,,,,
Warga : Lama dipenjara pak presiden,,,,
Presiden : Lha,,,iya,,,siapa yang mau berurusan dengan orang dipenjara, lama-lama capek sendirikan,,,,hah,,,ha,,,ha,,,,politik ya resikonya normal-normal saja polanya begitu,,,,
Warga : Pak presiden itu dianggap menjalankan politik otokrasi atau oligarkhi dengan menjadikan anak serta menantu sebagai Walikota, apa benar pak?
Presiden : Hah,,,ha,,,ha, macam-macam aja,,,itu kan wujud adil lho,,,kenapa coba? Saya itu memberi kesempatan yang sama kepada setiap warga negara untuk berpolitik. Masa sih dengan jadi anak atau mantu presiden hak politiknya dihilangkan, Sekarang siapa yang anti demokrasi, Ayo coba,,,Itu cara pikir yang salah lho,,,,
Warga : Oo,,,iya pak, betul juga..
Tapi pak, banyak juga warga bahkan pengamat secara ekstrem beranggapan bahwa pemerintah sekarang memberi peluang kepada sistem komunis dimana sebelumnya mengarah ke liberalis, apakah ada pengaruh pinjaman dana pembangunan pada RRC pak?
Presiden : Wah,,,Utang luar negeri itu normatif, dalam pengelolaan negara, bahkan negara yang kaya juga adanya hutang piutang lho,,,
Hanya saja butuh keseimbangan dan rasionalitas..
Mengenai RRC, tentu karena mereka kesanggupan negaranya lebih kuat dibanding negara lain, apalagi mereka kan negara asia lho....soal ideology komunis dan liberalis ya,,,kita bukan mengarah ke politik tapi hubungan kita dalam pengembangan ekonomi, gitu,,,
Warga : Baik pak, semoga ekonomi dan politik bisa dipisahkan kepentingannya. Jangan sampai kerjasama ekonomi kemudian konsekuensinya justru ke politik ideology pak presiden.
Presiden : Ya,,,semoga semuanya berjalan lancar sebagaimana harapan kita semua, terimakasih semua atas pertanyaan dan partisipasinya....
Salam untuk keluarganya..ya..
Assalamualaikum,,,,
Warga : Waalaikumsalam wr wb....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H