Kebijakan rakyat menempatkan tokoh pejabat yang ambivalen tanpa wawasan dan pengetahuan dalam politik bernegara justru akan merugikan rakyat sendiri. Karena mereka tidak memahami, atau jika paham mereka akan sampaikan sebaliknya sehingga masyarakat akan terus bersentimen dengan negara dan masyarakat harus menganggapnya sebagai pejuang (pahlawan), sementara prilakunya murni sebagai penjilat aparatur pusat.
Hal inilah kesalah pahaman (misunderstanding) pandangan sosial terhadap pemimpin dan wakil rakyat daerah terutama Aceh dan Papua, para pimpinan dan wakil rakyat daerahnya hanya berjualan issu yang memantik emosional rakyat sementara mereka manggut-manggut dengan jabatannya supaya dipercaya kawan-kawan daerah lain di pusat dan selanjutnya membangun pemusatan kekuasaan untuk mempertahankan jabatan dan posisinya (hypocritical).
Justru karena itu yang memperkuat sentralistik dalam kebijakan kepemimpinan nasional adalah tokoh daerah sendiri yang berada di lingkaran kekuasaan, kecenderungan politik kekuasaan dan tergantung pada kapasitas dan kualitas mereka, bukan oleh suku bangsa tertentu misalnya Jawa atau Sunda atau Batak. Karena hal tersebut tidak mungkin mampu dilakukan dalam sistem politik yang terbuka, yang terburuk bila memungkinkan hal itu terjadi namun pasti akan berhadapan dengan kecurangan dan penyalahgunaan kewenangan.Â
Oleh karena itu masyarakat idealnya tidak perlu terprovokasi dengan issu-issu yang tidak rasional untuk memantik politik kepentingan sempit yang justru telah banyak melemahkan, melalaikan rakyat dalam mencapai tujuan bernegara, mereka larut dalam politik yang hanya sebatas sentimen. Akhirnya tahapan untuk kesejahteraannya sulit dicapai, apalagi pemerintahpun akan larut dalam mainan kekuasaan politik birokrasinya. Sudah saatnya rakyat mengusir hypocritical dalam kehidupan politiknya, karena akan memancing emosi rakyat semata, sementara kemampuannya bernegara justru akan melemahkan rakyat.
Semoga bermanfaat untuk menambah wawasan rakyat dan menjadi materi berdiskusi yang pada waktunya akan menempatkan kesamaan visi dan misi rakyat, sementara yang bertentangan dengan pemikiran rakyat akan terposisikan dengan sendirinya sebagai lawan rakyat yang sesungguhnya.
Sekian
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H