Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Kawan dan Lawan dalam Politik?

22 November 2020   12:57 Diperbarui: 22 November 2020   13:30 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kawan dan lawan dalam kehidupan sehari-hari diputuskan oleh faktor Sentimen. Kita merasa kurang cocok dan selalu bertentangan dalam pergaulan dengan seseorang. Berikutnya kita juga merasa kurang suka dengan kelompok yang mengganggu kenyamanan lingkungan kita. 

Keputusan-keputusan menempatkan orang lain sebagai lawan atau kawan mutlak menjadi keputusan kita sendiri yang dipengaruhi oleh faktor emosional, jiwa dan mentalitas pada diri kita.

Hal ini tentu saja tidak membawa dampak negatif terhadap orang lain karena tergolong kepribadian seseorang dan haknya untuk membuat keputusan-keputusan dalam hidupnya.

Kawan dan Lawan Politik

Dalam bidang politik kawan dan lawan menjadi sangat penting bahkan vital karena dapat mempengaruhi menggagalkan atau mensukseskan tujuan politk, kehidupan orang sudah pasti tidak nyanman, apabila sepanjang hidupnya berada dalam kekuasaan lawan politik.

Kawan dan lawan dalam politik dapat dibagi dalam beberapa level jika kita kaji dalam ilmu politik yang standar diterapkan di negara kita. Kawan dan lawan dalam politik berbeda menurut kualitas politik. Oleh karena itu maka lawan politik itu tidak ditentukan dengan emosional dan perasaan kita sebagaimana dalam pergaulan sehari-hari.

Jika kurang yakin, lihat saja misalnya dalam suatu keluarga terdapat perbedaan pandangan maupun sikap politik, hal itu sesungguhnya biasa saja karena bukan ditentukan oleh faktor hubungan emosional diantara mereka. Secara kekeluargaan mereka tetap saja normal dalam ikatan sedarah yang harus saling memberi, menerima, kasih sayang dan saling membela.

Justru karena itulah, orang yang menguasai ilmu politik yang benar  yang menjalankan politik demokratis maka emosinya adalah zero dalam pergaulan dan akan terlihat sebagai seseorang yang lebih matang memahi kehidupan dirinya, keluarganya dan kehidupan orang lain. Karena sikap politik itu hanya bisa dipengaruhi dengan akal sehat dan landasan berpikir yang sehat atas kesadaran masing-masing orang.

Sehingga kehidupan politik demokratis jika sudah berlaku dalam suatu lingkungan maka tidak akan terjadi intimidasi, teror, sogok dan hal negatif yang membuat orang lain berkuasa atau memerintah atau diperintah, menundukkan atau ditundukkan sebagaimana dalam sistem kehidupan yang feodalis.

Lalu bagaimana selama ini kita menyaksikan aktivitas politik itu bergerak dalam masyarakat, misalnya mengangkat seseorang sebagai orang yang cukup kapasitas untuk menjalankan kepemimpinan? Tentu menurut cara pandang dan wawasan kebanyakan orang yang berkesadaran untuk melakukan tujuan yang bisa saja sebagai bentuk mengejar tahapan tujuan hidupnya masing-masing.

Lalu pihak manakah yang merupakan lawan politiknya? Tentu saja faktor-faktor yang menghambat tujuannya sudah pasti diposisikan sebagai lawan politiknya, sementara yang menjadi kawan politik tentu saja faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam pencapaian tujuan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun