Seseorang yang memiliki kemahiran dalam ilmu trading tentu saja ia juga memiliki pikiran yang penuh apalagi mereka berdomisili di daerah dengan kehidupan masyarakat rata-rata yang sederhana.Â
Namun perlu diketahui bahwa seorang trader membutuhkan kedisiplinan, keuletan, kesabaran dan emosional dibawah rata-rata. Ia akan terlihat dingin dan penuh perhitungan baik dalam melakukan trading maupun dalam kehidupannya sehari-hari.
Kenapa demikian? Karena menjadi trader yang sukses itu melibatkan mentalitas, mereka jauh dari mentalitas sebagai penjudi yang hanya mempertaruhkan keberuntungan semata. Kesempurnaan sikapnya itulah yang memberi penghargaan dalam pendapatannya yang maha besar ketika ia telah sukses.
Lalu, Syahmir sang trader itu dalam kesehariannya di kota kampungnya menjadi seseorang yang misteri dalam profesinya, bahkan tidak sedikit orang yang menganggapnya sebagai penjual shabu-shabu.Â
Kondisi ini juga akibat dari keengganannya untuk menjual metode dan ilmunya untuk orang lain. Kemudian ia juga tidak sebagaimana trader di kota besar yang membuka kantor dan membuka less privat serta mengadakan seminar. Berikutnya ia juga bukan tidak ingin berbagi tetapi ia sekedar tidak ingin direpotkan dan hanya ingin hidup dalam ketenangan.
Potensi inilah yang menyebabkan sumber daya di daerah tidak dapat berkembang secara sempurna. Kalangan pemilik uang juga tidak mampu melihat potensi ini karena kebiasaan mereka melakukan pekerjaan kasar seperti profesi membangun jalan, jembatan, gedung.Â
Pekerjaaan masyarakat lainnya adalah sebagai pendistribusi barang. Profesi lainnya yang mandiri adalah membuka peternakan yang besar, memiliki kapal penangkap ikan, memiliki tambak yang besar serta perkebunan dimana warga itu kemudian menjadi pemilik uang yang banyak.Â
Lalu, jika dibandingkan dengan pekerjaan Syahmir sang trader yang perdagangannya hanya berwujud dengan naik turunnya angka-angka dan grafik. maka sungguh sulit diyakini sebagai usaha profesional yang bisa menghasilkan sebagaimana usaha mereka. Inilah realita kehidupan masyarakat kita saat ini dalam perspektif ekonomi.
Sekian
*****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI