Lalu apakah, apakah apatisme tersebut pasif? Tentu saja tidak demikian ketika ada pilihan mereka akan bangkit dan melakukan apasaja baik atas nama kenenaran maupun dipolitisasi dengan segala cara oleh mereka yang berjiwa kapitalisme.
Dari masa kemasa sebahagian besar masyarakat Aceh hanya menonton kemewahan petro dollar, uang yang banyak, minyak berlimpah dimasa lalu, begitupun dimasa reformasi uang juga terbanyak di Aceh dengan otsusnya. Kehidupan masyarakat justru terbalik dengan gembar-gembornya. Sementara mereka yang tidak mampu bertahan mencari jalan menjadi warga negara lain dan bekerja untuk bertahan hidup di negeri lain.
Begitulah terdhaliminya masyarakat Aceh dalam kehidupannya setelah menjadi bahagian dari Republik Indonesia dimana sebelumnya masyarakat Aceh tergolong hidup dalam tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
Semoga, ada kebijakan pemerintah Republik ini yang memberi kesejukan terhadap keberadaan provinsi yang berstatus otonomi khusus sehingga minimal masyarakat dapat memahami status daerahnya dimata pemerintah pusat.
Sekian
*****
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/12/1597888215671-5f83e3d28ede4857420cfb02.png?t=o&v=555)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI