Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai UMMAT, Kenapa Bukan PAN Reformasi?

4 Oktober 2020   17:17 Diperbarui: 4 Oktober 2020   17:20 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai UMMAT, Kenapa Bukan PAN Reformasi?

Partai UMMAT adalah suatu nama partai yang digagas dalam musyawarah para pendiri partai baru prof. Amien Rais dan para pemikir. Kemudian nama partai ini diumumkan dalam media sosial dan grub-grubnya untuk tersebar kepada segenap para politisi yang menunggu informasi tersebut.

Berbagai macam persepsi muncul dalam pemikiran masyarakat yang sangat bergantung pada tingkat wawasannya masing-masing sebelum mendapat informasi dan penjelasan tentang platform perjuangan partai ini.

Tentu penilaian itu akan menghadapkan Sosok nama besar Prof. Amien Rais yang tokoh utama Reformasi sebagai pemimpin politik yang memiliki banyak kader, banyak pendukung dan simpatisan serta tidak kurang pula mereka yang menempatkannya sebagai musuh dalam pandangan politik.

Sebagai contoh yang paling besar bisa kita baca pandangan masyarakat secara umum tentang perubahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi. Dalam perjalanan masa Reformasi paska amandemen UUD 1945 yang masa itu menjadi tuntutan mendasar sebahagian besar rakyat untuk adanya perubahan pada bangsa dan negara ini. Namun setelah berjalan beberapa tahun kemudian masyarakat menjadi dua bahagian  dalam persepsi tersebut.

Hal ini sangat tergantung pada tingkat wawasan dan pengetahuannya tentang politik dan bernegara. Kelompok masyarakat pertama, yang berpikir tentang kebebasan dan mengedepankan hak politiknya tentu saja menganggap perubahan dalam masa Reformasi sebagai suatu kemajuan bangsa dan negara yang signifikan karena masyarakat Indonesia terbelenggu begitu lama dalam kediktatoran dan keterbatasannya dalam kepemimpinan dan politik.

Masyarakat yang tergolong ke dalam golongan ini adalah masyarakat kalangan menengah atas dalam pendidikan, pengetahuan dan wawasannya, bukan menengah atas dalam perspektif kaya dan miskin sebagaimana pandangan orang kebanyakan yang memandang status sosial itu dengan indikator memiliki kekayaan atau harta benda. Pandangan semacam ini adalah pandangan masyarakat materialistis yang miskin ilmu pengetahuan pada bangsa kaum bar-bar.

Kedua, tentu saja pada masyarakat kelompok menengah ke bawah dalam pengetahuan, wawasan dan pendidikannya. Mereka memandang bahwa masa sebelum Reformasi masyarakat lebih sejahtera dalam kacamata yang sempit. Lapangan pekerjaan pada perusahaan besar yang saat itu masih dalam membangun infrastruktur pengeksploitasian hasil bumi di tanah Indonesia oleh bangsa asing. Sementara masyarakat Indonesia terserap menjadi buruh yang mendominasi tenaga security, driver, dan tenaga kasar lapangan.

Logika Politik

Tulisan ini mengetengahkan cara berpikir logis terhadap politik dan penyederhanaan teori politik untuk rumus politik. Kemudian penulis menghindari puja-puji kehebatan orang atau bagusnya suatu partai politik. Karena hal itu dapat menjadi antitesis bagi masyarakat Indonesia dan daerah yang sudah banyak memahami partai politik dan prilaku para politisi kekinian.

Pertama, ada rumus politik yang mengatakan bahwa "kalau anda mendukung maka anda akan mencari cara, tetapi ketika anda tidak mendukung maka anda akan menggali berbagai dalih".

Dalam perkara ini maka penulis bukan sedang mencari-cari cara untuk mengajak orang memberi dukungan membabi buta kepada partai UMMAT dan tentu bukan pula mencari-cari cara untuk mengajak masyarakat mendukung politik Prof. Amien Rais. 

Lalu apa? Saya hanya sekedar mengajak kita masyarakat Indonesia berpikir secara jernih tentang logika politik terhadap pemikiran dan inisiatif prof. Amien Rais, kenapa harus mendirikan partai politik baru padahal dari perspektif usianya tidak lagi bisa disebut muda sebagaimana masa reformasi dan pendirian PAN.

Kedua, Ada Istilah yang mengatakan bahwa, Pemimpin yang pecundang membiarkan pengikut dan masyarakat yang berperang, tapi seorang pemimpin sejati akan bersikap tegas karena dialah yang berperang didepan menghadapi kedhaliman serta ketidakadilan untuk membela ummatnya.

Lihatlah dinamika kepemimpinan selama ini sebahagian besar pemimpin politik berkonspirasi diatas (para elit) sementara dibawah masyarakat pengikut diekploitasi untuk berperang dan membangun sentimen lintas masyarakat apalagi pengikutnya.

Lalu, lihatlah langkah dan sikap politik Prof. Amien Rais yang tidak pernah berhenti melakukan sesuatu yang dalam politik ketika melihat ketidakadilan, sikapnya yang memberi respon kepada persoalan sosial. Meskipun harus menghadapi kekuasaan dan pemimpin politik lainnya. 

Hal inilah yang kemudian seorang pemimpin politik memiliki banyak musuh dan menjadi korban pembunuhan karakter oleh politisi dan kemudian mempengaruhi masyarakat yang lemah wawasannya dengan fasilitas dan uang untuk memusuhi.

Tetapi pemimpin yang benar tidak akan berskonpirasi dengan pemimpin politik lainnya sementara harapan dan tujuan masyarakat terabaikan, lalu sebahagian besar masyarakat Indonesia menilai salah kepada mereka pemimpin politik yang memiliki sikap politik yang tegas, bahkan dituduh membuat kegaduhan politik. Begitu pula pandangan masyarakat terhadap oposisi yang negatif padahal oposisi adalah keharusan dalam rangka membangun bangsa dan negara ini.

Sejarah Baru

Pendirian partai UMMAT, adalah sejarah baru bagi bangsa Indonesia, kenapa? Mungkin baru partama terjadi di negeri ini pendiri utama partai harus keluar dari partai yang didirikannya dan membuat partai lain sebagai alat perjuangan.

Ketika telah mendirikan dua partai politik, apakah pendiri tersebut arogan dalam politik dan tidak memberikan pihak lain? Tentu saja bukan soal arogan atau membatasi hak politik orang lain untuk mendirikan partai. Tetapi yang perlu diketahui bahwa level pemimpin politik itu idealnya perlu memiliki partai politik untuk alat sebagaimana orang yang hidupnya full dimedsos tentu ia harusnya memiliki websites, melanggar hukum ini tentu pekerjaaan dan profesinya tidak akan optimal.

Demikian juga halnya dalam politik, ketika seorang pemimpin politik sedang menghadapi perjuangan dalam politik dan ia paham apa yang harus dikerjakan untuk memperbaiki negaranya tentunya tidak akan maksimal dalam berpolitik tanpa memiliki partai politik. 

Berbeda halnya ketika seseorang pemimpin partai politik yang membuat target pencapaian untuk satu jabatan menteri maka partai politik justru menjadi sesuatu yang  begitu besar untuk perjuangan itu. Kenapa? Karena banyak orang tanpa partai politik juga bisa memperoleh jabatan menteri. Apakah ketua Partai politik tidak memiliki wawasan untuk melakukan sesuatu yang berharga bagi rakyat?

Jika ketua partai itu paham tentu saja ia akan membuat langkah politik yang terarah sebagaimana idealnya platform perjuangan partainya. Percuma platform partai bagus tetapi pengelolanya tidak memiliki wawasan maka semua tujuan dan harapan partai itu menjadi naif.

Oleh karena itu positioning partai politik untuk posisi tawar jabatan menteri adalah tindakan yang dapat merusak fungsi partai politik, tatanan bernegara dan  mengacaukan hubungan negara dengan masyarakat karena menteri tersebut akan sulit memberi perhatian pada pembangunan masyarakat yang sesungguhnya tetapi ia hanya memberi perhatian kepada kelompoknya. Berbeda halnya ketika partai politik berkoalisi maka partai itu bisa memperoleh beberapa menteri sebagai kompensasi dukungan kepada pemerintah.

Tapi ketika partai diluar koalisi mengharap jatah menteri tentu saja partai itu akan menjadi petualang politik yang posisinya politiknya bisa saja dikiri dan dilain waktu bisa saja dikanan. Karena sikap politik seperti itu yang telah mengorbankan nilai suatu partai politik yang dalam istilah awam sering disebut lonte politik.

Gejala Partai Bangkrut?

Kemudian, ketika anda tanya kenapa bisa partai politik berlaku demikian? Tentu saja karena pemimpin politiknya bukan seseorang yang punya pengetahuan dalam kepemimpinan partai politik. Mungkin saja dia sebatas tengkulak, karena banyak uang lantas dia dipilih sebagai ketua partai, atau dia pengusaha kontraktor atau konsultan kemudian karena sanggup membayar peserta ia dipilih untuk Ketua Umum partai, atau dia seseorang yang sukses dengan usaha perumahan dan usaha lainnya lantas ia menjadi pemimpin politik secara instan.

Karena kondisi seperti itu maka terjadi kebijakan yang keliru dalam partai, akibat ketiadaan ilmu maka pengkaderan mengalami pelemahan dan mulailah langkah pragmatis menjelang bangkrut. Kebijakan apakah itu? Tidak lain mengajak artis menjadi wakil rakyat dan kemudian menjadi pemimpin partai politik. Saat itulah terjadi bangkrutnya nilai-nilai suatu partai politik rakyat yang sesungguhnya.

Lalu, kenapa Prof. Amien Rais mendirikan partai baru. Jawabnya tentu saja partai yang didirikan  sebelumnya itu tidak bisa lagi diandalkan sebagai alat perjuangannya. Apakah ada gejala bangkrut sebagai partai politik? Tentu saja bangkrut dalam pengertian peran dan fungsi partai politik.

Oleh karena itu silakan perhatikan dalam penempatan pengurus partai dipusat atau kemudian pada level yang telah lebih lemah kita bisa melihat ketua partai di daerah, adakah mereka menempatkan artis, toke yang banyak uang?

Nah,,,,itu sudah pada tahapan yang mengarah atau sudah pada tahapan stadium yang membahayakan. Karena fungsi partai politik sudah tidak berlaku lagi secara normal, ia sudah ditangani secara keliru dengan injeksi uang sebagaimana perusahaan yang perlu disokong dengan investasi pihak ketiga, tetapi perusahaan itu pemiliknya bukan rakyat tetapi si toke yang bisa melakukan apa saja untuk kepentingannya dan dia hanya tunduk dan patuh kepada Ketua Umum sebagai anak buahnya.

Lalu kenapa bukan PAN Reformasi?

Pertama, PAN tidak bisa lagi direformasi karena partai itu sudah ketinggalan jaman dan dia stagnan pada tahapan itu justru kemudian menjadi korup dalam mentalitas politiknya. Sistem kepemimpinannya tidak bisa lagi disentuh dengan konsep-konsep demokrasi yang menghargai hak masyarakat sebagaimana yang dilakukan dimasa awal kehadirannya.

PAN dibiarkan menjadi bunglon dalam politik Indonesia dan berjalan mundur ke masa Orde Baru dalam model kepemimpinannya. 

Lalu, kenapa partai UMMAT? Mengamati pergerakan politik yang dilakukan oleh Prof. Amien Rais tentunya kita bisa melihat agenda politik besar dihadapannya. Ajarannya cenderung pada tantangan dalam menghadapi permasalahan sosial, permasalahan bangsa dan negara yang tentunya hal fundamental yang dihadapi oleh rakyat Indonesia. Disitulah perbedaan negarawan dengan kelompok demagog dalam politik yang mana demagog mengurus rakyat dalam hal yang sepele-sepele sementara negarawan mengurus hak-hak rakyat yang fundamental yang membutuhkan sikap keberpihakan total dan tentu membawa perubahan pada cara hidup bangsa.

Menilai nama partai Ummat maka kita memahaminya sebagai partai terbuka dan pluralis. Hal ini juga bentuk pemenuhan syarat suatu partai politik bersama yang memberi sinyal demokratisasi dalam kandungannya. 

Jadi kita harus berhenti berpikir tentang upaya pengeksploitasi ummat Islam sebagaimana pengerahan massa yang pernah dilakukan 212. Meskipun kehadiran ummat Islam ditengah perpolitikan tidak bisa terbantahkan dan hal ini lumrah ditengah kehidupannya yang diminan. Tetapi minimal dengan lahirnya partai Ummat tersebut tersedianya wadah politik yang memberi ruang kepada semua ummat untuk berapresiasi dalam politik melalui jalurnya yang tidak bisa dipermasalahkan legalitasnya.

Akhirnya kita berharap bahwa kehadiran partai Ummat ini dapat mewakili pemikiran-pemikiran pendirinya secara sempurna untuk membawa perubahan pada sistem kehidupan bangsa dan terlebih lagi kehadirannya bermanfaat untuk menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi di negara ini dan pemerintah adalah pelayannya yang juga sempurna.

Sekian
*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun