Dalam perkara ini maka penulis bukan sedang mencari-cari cara untuk mengajak orang memberi dukungan membabi buta kepada partai UMMAT dan tentu bukan pula mencari-cari cara untuk mengajak masyarakat mendukung politik Prof. Amien Rais.Â
Lalu apa? Saya hanya sekedar mengajak kita masyarakat Indonesia berpikir secara jernih tentang logika politik terhadap pemikiran dan inisiatif prof. Amien Rais, kenapa harus mendirikan partai politik baru padahal dari perspektif usianya tidak lagi bisa disebut muda sebagaimana masa reformasi dan pendirian PAN.
Kedua, Ada Istilah yang mengatakan bahwa, Pemimpin yang pecundang membiarkan pengikut dan masyarakat yang berperang, tapi seorang pemimpin sejati akan bersikap tegas karena dialah yang berperang didepan menghadapi kedhaliman serta ketidakadilan untuk membela ummatnya.
Lihatlah dinamika kepemimpinan selama ini sebahagian besar pemimpin politik berkonspirasi diatas (para elit) sementara dibawah masyarakat pengikut diekploitasi untuk berperang dan membangun sentimen lintas masyarakat apalagi pengikutnya.
Lalu, lihatlah langkah dan sikap politik Prof. Amien Rais yang tidak pernah berhenti melakukan sesuatu yang dalam politik ketika melihat ketidakadilan, sikapnya yang memberi respon kepada persoalan sosial. Meskipun harus menghadapi kekuasaan dan pemimpin politik lainnya.Â
Hal inilah yang kemudian seorang pemimpin politik memiliki banyak musuh dan menjadi korban pembunuhan karakter oleh politisi dan kemudian mempengaruhi masyarakat yang lemah wawasannya dengan fasilitas dan uang untuk memusuhi.
Tetapi pemimpin yang benar tidak akan berskonpirasi dengan pemimpin politik lainnya sementara harapan dan tujuan masyarakat terabaikan, lalu sebahagian besar masyarakat Indonesia menilai salah kepada mereka pemimpin politik yang memiliki sikap politik yang tegas, bahkan dituduh membuat kegaduhan politik. Begitu pula pandangan masyarakat terhadap oposisi yang negatif padahal oposisi adalah keharusan dalam rangka membangun bangsa dan negara ini.
Sejarah Baru
Pendirian partai UMMAT, adalah sejarah baru bagi bangsa Indonesia, kenapa? Mungkin baru partama terjadi di negeri ini pendiri utama partai harus keluar dari partai yang didirikannya dan membuat partai lain sebagai alat perjuangan.
Ketika telah mendirikan dua partai politik, apakah pendiri tersebut arogan dalam politik dan tidak memberikan pihak lain? Tentu saja bukan soal arogan atau membatasi hak politik orang lain untuk mendirikan partai. Tetapi yang perlu diketahui bahwa level pemimpin politik itu idealnya perlu memiliki partai politik untuk alat sebagaimana orang yang hidupnya full dimedsos tentu ia harusnya memiliki websites, melanggar hukum ini tentu pekerjaaan dan profesinya tidak akan optimal.
Demikian juga halnya dalam politik, ketika seorang pemimpin politik sedang menghadapi perjuangan dalam politik dan ia paham apa yang harus dikerjakan untuk memperbaiki negaranya tentunya tidak akan maksimal dalam berpolitik tanpa memiliki partai politik.Â