Covid 19 atau sering disebut era corona banyak membuat perubahan cara hidup dan sisi-sisi kehidupan vital dalam prosesi kehidupan masyarakat dunia.
Untung saja dimasa ini teknology memasuki tahapan dalam penyempurnaannya yang menunjang hubungan lintas manusia dibelahan bumi tanpa batas kecuali pertemuan fisik secara langsung.
Kita tidak dapat lagi menyaksikan atau menikmati gegap gempita dan riuh sorakan sebagaimana dalam pertandingan sepak bola yang dihadiri oleh ribuan penonton dalam stadion yang besar.
Kita tidak dapat lagi menikmati dan menyaksikan secara lansung gegap gempita kampanye politik yang dibanjir massa sebagaimana pemilu dan pemilihan presiden dimasa lalu.
Mungkin saja suatu saat hal itu dapat normal kembali ketika wabah yang dihegemonikan ini hilang atau punya alat yang memberi kekebalan kepada setiap orang sebagaimana suntikan anti cacar.
Lalu, bagaimana kita memilih cara hidup, cara memimpin yang selalu dan perlu melibatkan banyak orang sebegaimana partai politik atau kampanye politik, atau pertemuan demokratis yang melibatan orang atau para pengurus yang banyak itu. Kemudian bagaimana anda melakukan orientasi dan mendidik kader serta mendidik politik sosial agar arah perjuangan politik anda dapat dipahami dan menjadi alat perjuangan bersama dalam politik kerakyatan.
Intinya akan berbeda cara atau beda ilmu dan wawasan antara sistem pengelolaan politik masa lalu dan masa kini akibat pandemi dan perkembangan teknology.
Adapun perbedaan itu mencakup cara melakukannya melebihi cara-cara sebagaimana masa lalu dimana pemimpin partai politik dapat mengumpulkan orang yang banyak tanpa kejelasan maksud dan tujuannya. Dimana ketika melihat kecenderungan orang menghadiri maka orang lainpun yang tidak berkait dengan itu beranimo menghadirinya, apalagi ada peluang memperleh atribut.
Pertama, Memimpin partai politik dimasa pandemi tentu saja menuntut fokus semua kader dan pimpinannya untuk menjadi orang yang bertanggung jawab penuh dalam politik dan terhadap semua perkataan mereka. Karena apa yang anda katakan dalam pertemuan dan rapat-rapat dengan mudah menjadi file pada organisasi tersebut bahkan menjadi konsumsi masyarakat.
Kedua, Para politisi dituntut mahir berbahasa, memiliki konsep dan teori yang harus dipahami untuk memperkuat argumentasinya, sehingga kader dan masyarakat yang berpartisipasi tidak bisa menganggap anda bodoh dan kurang wawasan dalam politik
Ketiga, Pemimpin politik harus memiliki ajaran politik, tidak cukup dengan sekedar memahami manajemen partai politik, anda juga tidak bisa lagi melakukan gonta-ganti orang sembarangan baik pengurus, DPR maupun pejabat dari partai politik bersangkutan.