Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Bagaimana Hidup dan Nasib Profesi Politisi di Masa Depan?

8 Agustus 2020   10:44 Diperbarui: 9 Agustus 2020   08:24 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS>COM/KRISTIAN ERDIANTO

Seterusnya politik juga diiringi dengan pressure mayoritas, yang penting ramai tanpa memahami benar dan salah, bahkan politik tradisional dalam sistem feodalisme yang tidak sesuai perkembangan jaman masih terpelihara secara rapi. Kemudian orang-orang yang tidak diprofesi politik menyalahkan demokrasi. Padahal yang tepat kita memang tidak pernah paham demokrasi yang sesungguhnya.

Lalu apa yang anda ingat dalam politik masa lalu, tidak lain adalah kebenaran ada pada mereka yang banyak.

Logika demokrasi tanpa kajian teori dan kepahaman serta kecerdasan pemimpin maka regulasi politik politik juga stagnan dan salah kaprah. Kalau pemimpin kurang paham arah pembangunan manusia maka regulasi itu akan mendorong kehidupan salah kaprah. Jika arah pembangunan masyarakat salah kaprah maka bisa dipastikan kita sedang memproduksi kebodohan sosial.

Karena itulah maka pemimpin politik itu seharusnya adalah mereka yang paham membaca tanda-tanda jaman.

Sebagai ilustrasi dimasa lalu, jika seorang pemimpin statis mereka akan mendorong pengembangan warung telekomunikasi (wartel), karena izinnya berada ditangan pemerintah, sehingga banyak anggota keluarganya dan kerabatnya yang membuka usaha itu untuk memperkaya golongan. Tapi beberapa tahun kemudian wartel itu tidak berguna, karena ditangan semua orang sudah tersedia alat komunikasi.

Pertanyaannya tidakkah kebijakan itu sebagai kebijakan salah kaprah? atau hal itu bisa digolongkan sebagai wujud kobodohan pemimpin yang diikuti oleh masyarakat.

Politik juga demikian, jika dulu kita menganggapnya hiburan dan pemantik emosional, karena orang-orang politik ilmunya sebatas mengumpulkan modal lalu mengumpulkan sebanyak-banyaknya orang tanpa mendidik dan memperhitungkan kualitasnya maka di masa depan ketika berkumpul dan beraksi dalam keramaian semakin sulit dilakukan, pressure hegemony kekuasaan tidak berpengaruh, ancaman tidak lagi bisa dilakukan karena akan mudah dideteksi, warga negara semakin mandiri dan mentalnya semakin baik, hak-haknya juga semakin dipahami.

Berikutnya propaganda akan mudah terbongkar, karena orang-orang pintar akan memberi pandangannya melalui jaringan internetnya. Forum-forum politik sudah online yang politisi lebih bebas posisinya, memberi kemudahan mereka berpikir dirumah, ruang bebas ekspresi dan apresiasi terbuka lebar, sehingga semua politisi harus bicara dan bersikap. 

Tidak ada lagi politisi yang bisa bersembunyi dari sikap terhadap masyarakat. Penciteraan tidak berarti ketika mereka harus bertugas sebagai anggota parlemen dan pejabat negara.

Yang lebih parah lagi mereka yang ahli sogok tidak bisa lagi menyogok karena uang hanya ada dalam angka-angka di peralatan teknologi itu, ketika ada pemindahan uang dari calon maka dengan segera bisa dideteksi.

Apa sinyal yang bisa anda pahami bahwa kondisinya akan sampai pada kondisi tersebut? Faktanya uang tradisional akan segera hilang, kita akan masuk ke dalam dunia uang krypto, dunia uang digital yang wujudnya kita lihat di gambar tapi tidak kita temukan dipasar tradisional. Lalu anda beli kebutuhan sehari-hari dengan apa? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun