Lalu, siapa pelaku utamanya? Jawabnya : Calon pemimpin organisasi politik dan pemimpin organisasi politik yang kedudukannya dari hasil jilat tanpa berpikir terhadap tatanan demokratis dalam sistem masyarakat daerah. Ketika demokrasi tidak lagi terpelihara maka kepentingan pihak ketiga adalah jawaban terhadap fungsi organisasi itu.
Lalu, anda bicara tentang peradaban?? Kalau sistem dan nilai pengelolaan organisasi masyarakat kita tidak paham, bagaimana mungkin kita bicara tentang peradaban, maski saban pilkada ada calon kepala daerah bicara peradaban secara simbolik tapi hal itu hanya pepesan kosong.
Lalu anda masyarakat daerah mengatakan, pemerintah semua hanya janji tidak pernah ditepati, padahal yang terjadi adalah kelemahan para pelaku organisasi terutama organisasi politik karena tidak lagi berorientasi pada kemampuan berpikir tetapi nilai sudah bergeser pada lobby dan uang.
Akibatnya semua anggota organisasi politik lemah berpikir karena kebijakan pemimpin maka terkadang anda melihat sesuatu yang aneh dalam prilakunya namun anda menganggap sebagai strategy karena dia pimpinan partai politik padahal yang sesungguhnya memang Konyol karena dia Banyolan.
Apakah masyarakat daerah dirugikan dengan prilaku organisator semacam itu? Jawabnya Rugi Total karena telah meruntuhkan tatanan kehidupan masyarakat daerah. Oleh karena itu kalau anda anggap otonomi khusus itu sekarang hebat.
Biasa ajalah,,,,,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H