Dalam era digital yang terus berkembang, mahasiswa KKM gabungan dari kelompok 38, 108, dan 178 Program Studi Teknologi Informatika menciptakan inovasi berupa aplikasi dan website untuk pengelolaan PAM (Perusahaan Air Minum) Desa Pandanrejo. Inisiatif ini bertujuan untuk mempermudah proses pembayaran dan pengelolaan data PAM Desa, memberikan pelayanan yang lebih efisien dan modern kepada masyarakat.
Proyek pengembangan aplikasi dan website PAM Desa dilakukan dengan pendekatan kolaboratif antara mahasiswa dan perangkat desa. Langkah awal melibatkan pengumpulan data kebutuhan pengguna dari masyarakat serta perangkat desa untuk memastikan fitur aplikasi sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.
Mahasiswa yang terlibat secara aktif memanfaatkan kemampuan mereka dalam pemrograman, desain antarmuka, dan manajemen sistem untuk menciptakan platform yang ramah pengguna.
Pengembangan aplikasi dan website PAM Desa ini memiliki tujuan utama untuk mempermudah akses dan layanan terkait air minum di Desa Pandanrejo. Dengan sistem yang terintegrasi secara digital, diharapkan pengelolaan PAM menjadi lebih transparan, akurat, dan efisien. Selain itu, warga dapat menikmati kemudahan tanpa harus datang langsung ke kantor desa untuk melakukan pembayaran atau mengecek data penggunaan air.
"Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk meminimalkan kesalahan pencatatan manual dan memberikan kenyamanan kepada masyarakat dalam mengakses layanan PAM," ujar Ketua Tim.
Proyek ini menyasar seluruh warga Desa Pandanrejo sebagai pengguna utama aplikasi. Dukungan dari perangkat desa menjadi salah satu faktor pendukung utama keberhasilan program ini. Kepala Desa Pandanrejo menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa KKM.
Proses pengembangan aplikasi tidak lepas dari tantangan, terutama waktu yang dibutuhkan untuk merancang, membangun, dan menguji sistem agar berfungsi dengan baik.
Permasalahan utama adalah kompleksitas pengembangan teknologi yang membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar. Namun, mahasiswa mengatasinya dengan meminta bimbingan dari dosen pembimbing terkait. Dengan panduan ini, tim pengembang dapat menyelesaikan permasalahan teknis dengan lebih cepat dan efisien.
"Bimbingan dosen membantu kami dalam memecahkan kendala teknis, terutama dalam pengelolaan database dan pengintegrasian fitur pembayaran digital," ujar salah satu anggota tim.
Penyelesaian aplikasi dan website PAM Desa ini diharapkan memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan efisiensi layanan air minum. Selain itu, proyek ini juga membuka peluang bagi pengembangan sistem digital lainnya untuk mendukung pelayanan publik di Desa Pandanrejo.
Dengan aplikasi ini, warga dapat lebih mudah memantau tagihan air, melakukan pembayaran, dan menyampaikan keluhan secara langsung melalui fitur layanan pelanggan. Sistem yang transparan ini juga meminimalkan potensi kesalahan pencatatan dan meningkatkan akuntabilitas pengelolaan PAM Desa.
Mahasiswa berharap agar aplikasi ini dapat terus dikembangkan dan dikelola dengan baik oleh perangkat desa setelah mereka menyelesaikan program KKM. "Kami berharap inovasi ini menjadi langkah awal transformasi digital untuk layanan publik di Desa Pandanrejo," tutup Ketua Tim Pengembang.
Inovasi aplikasi dan website PAM Desa yang dikembangkan oleh mahasiswa KKM ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi kreatif untuk meningkatkan kualitas hidup. Dengan dukungan penuh dari perangkat desa, proyek ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi warga, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa lain untuk memanfaatkan teknologi dalam layanan publik.
Penulis : Kelompok KKM 178 UIN Maulana Malik Ibrahim
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI