Mohon tunggu...
Tarabhumi
Tarabhumi Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Kelompok KKM UIN Malang di Desa Pandanrejo adalah kelompok pengabdian yang melibatkan mahasiswa dari berbagai jurusan yang bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengimplementasikan berbagai program yang bermanfaat bagi pembangunan desa. Kelompok ini bertujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa KKM UIN Malang Berkunjung ke Pemilik UMKM Pabrik Cincau Desa Pandanrejo

13 Januari 2025   20:20 Diperbarui: 14 Januari 2025   18:01 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis, 2 Januari 2025-Mahasiswa KKM UIN Malang Desa Pandanrejo melakukan kunjungan ke owner atau pemilik UMKM Pabrik Cincau bertempat di Dusun Ngragi. Berawal dari usaha keluarga pada awal tahun 1990-an, UMKM pabrik cincau Janggelan Powder di Desa Pandanrejo telah berkembang menjadi salah satu produsen cincau serbuk, baik di pasar domestik maupun internasional. Dengan modal awal sebesar 30 juta dan bisnis turun temurun keluarga, semula pabrik ini memproduksi produk cincau berbentuk gel. Namun, seiring waktu, produksi cincau dalam bentuk gel dihentikan dan fokus dialihkan ke produk serbuk yang lebih tahan lama dan mudah digunakan.

Produk serbuk cincau yang dihasilkan telah mendapatkan sertifikasi halal dan Certificate of Analysis yang menjamin bebas polutan dan menjamin kualitasnya. Dengan masa ketahanan hingga satu tahun, produk ini diproduksi tanpa bahan kimia tambahan, menjadikannya pilihan yang aman bagi konsumen. Setiap bulannya, pabrik mampu memproduksi hingga 1 ton serbuk dan 0,5 ton ekstraksi, dengan bahan baku utama berasal dari pengepul langganan di Ponorogo. Untuk menjaga kualitas, bahan dari pemasok baru selalu diuji terlebih dahulu sebelum digunakan.

Pemasaran produk pabrik ini sudah menjangkau berbagai wilayah, seperti Bali melalui agen dan Jakarta dengan grosiran, bahkan merambah ekspor ke Malaysia. Produk dijual dalam bentuk box dengan harga 375 ribu per sachet, 70.500 ribu per kilogram, dan 30 ribuan untuk ekstraksi. Kesuksesan pemasaran ini tidak lepas dari laporan keuangan yang tertata rapi antara pribadi dan perusahaan, yang memberikan kepercayaan lebih kepada para mitra usaha. Dengan jumlah karyawan sekitar 5 sampai 10 orang, mayoritas dengan latar pendidikan SMA, pabrik ini berhasil menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Sementara itu, pengelolaan administrasi dilakukan oleh satu orang lulusan Sarjana. Limbah organik yang dihasilkan pabrik juga dimanfaatkan oleh warga untuk pupuk kompos, menjadikan usaha ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga ramah lingkungan.

Produk Cincau Hitam UMKM Desa Pandanrejo (Sumber: dokumentasi pemilik)
Produk Cincau Hitam UMKM Desa Pandanrejo (Sumber: dokumentasi pemilik)

"Saya ingin melakukan inovasi lebih lanjut, seperti mendirikan pabrik modern di atas lahan yang telah disiapkan. Dengan tetap menjaga standar kualitas dan fokus pada pengendalian polutan, saya berharap dapat memperluas pangsa pasar dan menciptakan produk baru yang lebih inovatif". Ungkap Owner Pabrik Cincau Janggelan Powder.

Seiring perkembangan usahanya, pabrik ini juga memproduksi agar-agar dan karagen, yang menjadi bahan dasar pembuatan produk populer seperti Nutrijel. Langkah ini membuktikan kemampuan UMKM untuk beradaptasi dan terus berkembang di tengah persaingan pasar. Dari awal yang sederhana, pabrik cincau ini kini menjadi simbol keberhasilan usaha lokal yang menginspirasi.

Penulis : Kelompok 178 KKM UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun