Karena kecendeungan ini maka warga masyarakat yang mumpuni (orang pintar dalam negara) akan semakin jauh dari pusat kekuasaan, mereka yang akan menari-nari dalam kekuasaan politik hanyalah orang-orang bodoh yang tidak menghargai hak politik warga masyarakat dalam bernegara.
Ketidakpercayaan terhadap pimpinan partai politik dalam menjalankan demokrasi seringkali muncul karena beberapa alasan:
Kepentingan Pribadi dan Kelompok
Seringkali, kepentingan pribadi atau kelompok tertentu di partai lebih diutamakan daripada kepentingan rakyat secara keseluruhan. Bahkan kebanyakan pimpinan partai politik justru menganggap mantan pimpinannnya atau yang lebih pintar darinya sebagai musuh yang menghambat tujuan keegoisannya.
Hal ini dapat mengarah pada kebijakan yang tidak pro pembangunan kemampuan dan kecerdasan rakyat dan tentu saja mereka menjadi absolut yang bermental korup (cenderung melakukan korupsi).
Janji Kampanye yang Tidak Ditepati
Banyak pemimpin partai politik yang membuat janji-janji besar saat kampanye, namun setelah terpilih, janji-janji tersebut seringkali tidak ditepati.
Hal ini menyebabkan masyarakat merasa dikhianati dan kehilangan kepercayaan.
Kurangnya Transparansi
Proses pengambilan keputusan di dalam partai politik seringkali tidak transparan. Hal ini membuat masyarakat sulit untuk mengetahui alasan di balik kebijakan-kebijakan yang diambil.
Keterlibatan dalam Korupsi, banyak kasus korupsi yang melibatkan para politisi dan partai politik. Hal ini semakin memperkuat persepsi negatif masyarakat terhadap para pemimpin partai politik.