Berikut selama ini rakyat hanya mendapatkan toke-toke yang mendapat suara dengan mereka membelinya menggunakan cash money dan fasilitas yang diberikan oleh jabatan dimaksud.
Karena itu selama rakyat masih bodoh jangan berharap mendapatkan pimpinan daerah yang pintar. Berikutnya selama rakyat masih bodoh maka jangan bangga kita menjadi wakil rakyat atau menjadi kepala daerah kenapa?
Karena kita adalah produk yang dilahirkan oleh orang-orang tertinggal. Maka perkataan-perkataan pimpinan daerah yang bercampur dengan sentimen politik dan kekuasaan menjadi bahan lelucon bagi mereka yang memahaminya dan mereka memperhalus dengan kata kuatir dan prihatin.
Karena itulah bila ranah politik daerah anda belum memperbaiki kualitas demokrasi sebagaimana konstitusi negara maka semakin langka kita menemukan orang-orang pintar dan mumpuni dalam politik. Kenapa demikian?
Karena kecenderungan pada orang yang memahami dan mumpuni tidak akan match dengan sistem politik transaksional yang akan menjerat mereka sendiri, sementara orang bodoh menikmatinya walau ruang kebebasannya dimatikan yang penting bagi mereka bisa jadi pejabat atau wakil rakyat yang selalu harus menjilat.
Karena itu berhentilah berbicara bahwa orang pintar hanya diam, yang benar orang pintar hanya bisa memberi pendidikan politik dalam kemandirian dengan harapan kita membaca dan belajar agar kita menjadi pemimpin.
Sementara dalam politik otoriter mereka hanya mencari cara supaya orang mengikuti perintah pimpinan dengan berbagai cara sesuai kepentingan yang diatas, dan anggota hanya dieksploitasi untuk menjadi anak buah selamanya.
Semoga timbul kesadaran dan pemahaman ditengah rakyat yang semakin hari semakin bertambah orang-orang yang memahami arah dan tujuan politik rakyat dan semakin rakyat tahu tentang konstitusi negara maka semakin baik kualitas pemahaman demokrasi pada rakyat.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI