Apa itu Sistem Manajemen Kinerja ? Sistem manajemen kinerja merupakan proses berkelanjutan yang terdiri dari identifikasi, pengukuran, dan pengembangan kinerja dalam organisasi dengan menghubungkan kinerja dan tujuan masing-masing individu dengan misi dan tujuan organisasi secara menyeluruh sehingga sistem manajemen kinerja merupakan salah satu hal yang perlu diterapkan dalam perusahaan (Aguinis, 2014).
Penerapan Sistem Manajemen Kinerja Pegawai adalah kinerja yang mengikuti tata cara atau prosedur sesuai standar yang telah ditetapkan. Akan tetapi didalam kinerja tersebut harus memiliki beberapa kriteria agar peningkatan produktifitas sehingga apa yang diharapakan bisa berjalan sesuai apa yang di inginkan. Untuk meningkatkan kinerja yang baik harus intropeksi diri demi tercapainya kinerja yang lebih baik kedepannya, bekerja sesuai posisi, porsi, dan jobnya masing - masing.
Bevan dan Thompson (1991) dalam Dharma (2005:28) mengemukakan bahwa Sistem Manajemen Kinerja (performance management system -- PMS) adalah proses pengintegrasian yang mencampurkan berbagai kegiatan manajemen sumber daya manusia dengan sasaran organisasi.
Â
Hal yang dapat diperhatikan dalam Penerapan Sistem Manajemen Kinerja pada karyawan / pegawai yaitu :
1. Komitmen dan kebijakan, Standar komitmen dan kebijakan kinerja yang telah ditetapkan di perusahaan sangat penting untuk membimbing perilaku pekerja untuk menyelesaikan standar yang telah dibangun dan menyediakan dasar bagi kinerja-kinerja pekerja dapat dinilai secara efektif dan jujur. Sehingga dalam melaksanakan tugas terlebih dahulu membuat standar komitmen dan kebijakan yang telah disepakati agar karyawan juga mampu termotivasi untuk mencapai hasil kerja yang baik.
2. Perencanaan, Untuk mencapai tujuan organisasi seperti apa yang diharapkan maka sangat dibutuhkan suatu kepemimpinan yang sesuai, Perencanaan konsep perencanaan ialah pengambilan keputusan tentang apa yang dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, kapan mengerjakannya, siapa yang mngerjakannya dan bagaimana mengukur keberhasilan pelaksanaannya.
3. Penerapan, Penerapan menetapkan kebijakan secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang di perlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan.
4. Faktor penghambat, Faktor penghambat yaitu : a) Tidak ada kecocokan pada tim, b) Tidak ada kejelasan peran, c) Kesehatan Karyawan, d) Atasan yang buruk.
5. Faktor pendukung. Â Tenaga kerja atau karyawan adalah faktor yang bersifat senantiasa bergerak dan selalu berubah-ubah, mempunyai akal dan perasaan serta motivasi, jika tenaga kerja sebagai faktor produksi merasa senang bekerja dengan penuh semangat dan bergairah, maka dapat dipastikan bahwa tujuan yang telah ditetapkan perusahaan atau organisasi akan semakin mudah tercapai. Pada faktor pendukung ini dibutuhkan : a) Tingkat kesadaran yang tinggi dalam dalam melakukan pekerjaan sehingga dapat terselesaikan,
b) Tingkat pengetahuan yang semakin meningkat sehingga mampu berjalan dengan efektif dan efisien.