Menjelajahi Dunia Baru Konseling: dari Dasar hingga Teknik Terapeutik

Dapat dikatakan bahwa komunikasi memiliki dampak seperti uang. Bisa menyembuhkan atau bisa menimbulkan penyakit. Salah satu hal yang perlu diingat sebagai konselor adalah tidak disarankan untuk memberi nasihat, yang diperbolehkan adalah pemberian informasi. Keputusan akhir tetap pada konseli atau peserta didik. Komunikasi konselor adalah komunikasi penyembuhan. Apa yang dikatakan konselor adalah solutif. Kemampuan yang harus dikuasai oleh profesi bimbingan dan konseling, termasuk guru BK, adalah komunikasi.

Adapun kita bisa melihat pribadi terapeutik dari ciri-cirinya, di antaranya:

• Congruence: Menunjukkan dan menjadi diri sendiri.
• Unconditional Positive Regard: Positif menerima dan menghargai orang lain tanpa pamrih.
• Empati: Memahami orang lain dari perspektif orang tersebut.

Perlu kita ketahui juga syarat-syarat komunikasi terapeutik, seperti hadir dalam percakapan, mendengarkan dengan perasaan dan hati, serta empati. Bagaimana cara pembentukan komunikasi terapeutik? Kita bisa mengupayakan dengan memulai belajar menjadi pendengar yang aktif, memahami perasaan, dan memfasilitasi pemahaman lebih dalam kepada orang lain.

Ada beberapa hal yang perlu kita hindari ketika melakukan komunikasi terhadap konselor:

• Comparing: Membandingkan diri dengan orang lain atau adu nasib.
• Mind Reading: Mencoba atau menebak-nebak pikiran orang lain.
• Planning: Merencanakan argumen atau cerita yang akan dikatakan selanjutnya oleh konseli.
• Filtering: Hanya mendengar topik yang disukai.
• Judging: Memberi penilaian dengan pernyataan sendiri.

Selain komunikasi secara langsung, ada pula komunikasi tulisan. Tentunya beberapa tips untuk komunikasi tulisan agar berjalan lancar perlu dilakukan dengan baik dan benar, seperti menulis dengan fokus, mengetahui hal-hal yang problematik, menggunakan bahasa standar, mengikuti panduan, dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Tingkatan keprofesionalan dalam pelayanan konseling dibagi menjadi lima:

• Pragmatik: Menggunakan teknik yang menurut pengalaman konselor dianggap memberikan hasil maksimal, tanpa berpaku pada teori tertentu.
• Dogmatik: Menggunakan teknik tertentu yang dijadikan dogma/keyakinan. Teknik ini diterapkan tanpa memandang siapa kliennya dan apa masalahnya.
• Sinkretik: Menggunakan beberapa metode konseling yang dicampur aduk tanpa pertimbangan.
• Elektik: Menggunakan pemahaman mendalam dan tahu kapan teknik tertentu perlu digunakan.
• Mempribadi: Menguasai metode konseling dan teknologinya. Mampu mempertimbangkan, memilih, dan menggunakan teknik yang tepat sesuai dengan waktu dan kondisi. Konselor memiliki cara dan pendekatan yang khas, sehingga mereka bisa memberikan konseling yang ilmiah, efektif, dan disesuaikan dengan setiap klien.

Keberhasilan konseling bukan disebabkan oleh salah satu pihak. 70% keberhasilan ditentukan oleh kolaborasi konselor dan konseli, sementara 30% ditentukan oleh teknik konseling.