Mohon tunggu...
Tapa Shidiq
Tapa Shidiq Mohon Tunggu... Guru - Belajar mentuturkan gagasan lewat tulisan.

Seorang guru matematika di Kabupaten Serang Banten. Meski bakat menulis masih belum mumpuni tapi ingin menjadi bagian dari pejuang-pejuang literasi,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ku Adukan Kau Pada Tuhanku

28 Oktober 2023   10:26 Diperbarui: 28 Oktober 2023   10:52 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yaa Rabb, Entah dengan kata apa Hamba memulai...

Hamba tak berdaya, kata-kataku tak bertenaga ....

Hamba diantara jutaan orang yang menangis.

.....diantara jutaan orang yang marah...Mengutuk

...... diantara jutaan orang merasakan Pedih...... sakit.

Namun, tak memiliki daya ....

Untuk sekedar menyeka airmata mereka.

Atau memeluk balita yang tubuhnya gemetar....

Atau mengusap darah yang tertutup debu reruntuhan puing-puing.

Hanya bisa mengadu .... mengadu ... padaMu

Untuk kesekian kalinya hamba mengadukan kesedihan, kesakitan, kepedihan, kesengsaraan, kesepian ....

.... mereka.

Pagi ini hamba mengadukan padaMu Yaa Rabb.

Tentang kejahatan para Durjana.

Seperti anak-anak itu Yaa Rabb .... mereka pagi ini mengadu juga padaMu bukan?.

Ya Mereka mengadu padaMu.... selalu itu yang mereka lakukan.

Karena tak ada lagi tempat mengadu selain padaMu.....

Harta mereka satu-satunya adalah keyakinan padaMu.

Semua boleh hilang, semua boleh sirna, asal Engkau tetap utuh sempurna dalam hati-hati mereka....

Hangatkanlah hati meraka dengan keyakinan itu yaa Rabb.

Turunkanlah para malaikatMu untuk menghibur anak-anak balita itu yaa Rabb ... mereka baru saja ditinggal Ayah, Ibu serta Abangnya.

Yaa Rabb Engkaulah pemilik kekuatan diatas semua kekuatan.

Wahai orang2 durjana.....  Wahai orang-orang durjana.

Ketahuilah pagi ini ...

Bersama dengan anak-anak kecil yang tak berkaki ,

bersama jutaan orang jelata tak berdaya  .... dan puluhan pemimpin negeri-negeri muslim yang tak berdigdaya.

Pagi ini aku adukan kezaliman kalian Kepada Tuhan yang Tak Pernah Mati.

Ia Maha Kuat dan siksaanNya abadi.

Kami bersaksi kalian telah berbuat kerusakan dimuka bumi ini....

Menumpahkan darah dan air mata... terus menerus begitu ....

Kalian tak pernah sadar ... Tidak pernah sadar ....

Sejak dulu ... sejak kalian membunuhi nabi-nabi yang suci.

Sudah saatnya Yaa Rabb....

Sudah saatnya yaa Rabb ....

............

Sudah saatnya pepohonan dan bebatuan menjadi saksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun