By : Papah Langit
Gegap gempita perayaan peringatan hari kemerdekaan indonesia dirayakan dipenjuru negeri. 77 tahun genap negeri ini berdiri. usia yang sebenarnya masih cukup belia bagi ukuran sebuah negara. Inggris butuh 400 tahun bangkit memimpin dunia dengan revolusi industrinya (antara tahun 1660) pasca wabah balck dead (tahun 1347) yang memporak porandakan seluruh dunia.Â
Amerika butuh 169 tahun untuk menjadi negeri super power pemenang Perang Dunia ke-2. Tiongkok butuh waktu seabad jatuh bangun merancang kekuatan ekonominya untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia saat ini.Â
Tak ada negara yang mampu maju melesat secara instan, kecuali proxy dari negara yang sedang adidaya. Sejak awal merdeka kita telah memutuskan menjadi bangsa yang berdikari, bukan proxy bangsa manapun.
Founding Father kita sang proklamator, sejak awal telah menarasikan bahwa indonesia adalah antitesa dari dua kutub yang sedang berkuasa saat itu (Sekutu/As dan Unisoviet). Melalui gerakan non blok dan konfrensi Asia Afrika mempertegas indonesia ingin menyatukan negeri-negeri dunia ketiga.
77 tahun adalah usia dimana harapan kolektif  warga negara agar negeri ini menjadi negeri kian membuncah.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan ancaman resesi, rakyat masih menikmati euforia. Karna sejatinya kita adalah bangsa yang basis kulturalnya kuat. kekeluargaan dan gotong royong masih kentara meski pertalite langka. Lomba-lomba dan pesta rakyat diselenggarakan tak peduli dunia saat ini sedang krisis bahan makanan.
Betul apa yang disampaikan seorang pakar ekonomi syariah, Bpk. Syafi'i Antonio dalam sebuah kesempatan wawancara. "Bahwa indonesia akan maju jika diboikot oleh semua negara". Karna bangsa ini punya semua. Sejatinya bangsa ini tak harus bergantung kepada bangsa lain untuk maju. hanya butuh nyali untuk berdikari.
lalu apakah definisi negara maju itu?
Menurut opini penulis negara maju adalah negara dimana semua warga negara dapat menikmati kesejahteraan hidup dengan level yang tinggi (bukan standar). Tidak ada kesenjangan yang begitu kentara. Tidak hanya hidup sederhana tapi hidup dengan penuh kemakmuran.
Jika kita melihat dari kacamata ekonomi, kesejahteraan suatu negara diukur dengan pendapatan perkapita  (pendapatan per orang per tahun, dihitung dari pendapatan produksi bruto (GDP) nasional dibagi jumlah penduduk) Menurut World Bank negara maju adalah negara dengan perkapita US$ 11.960 (sekitar Rp. 180 juta)
sementara menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pendapatan perkapita penduduk Indonesia pada tahun 2021 adalah US$ 4,35 ribu (Sekitar Rp.62,2 juta).
Jika dilihat dari data tersebut negara kita masih jauh dari angka ideal pendapatan negara maju. Belum lagi jika kita melihat dari pemerataan, bahwa kekayaan bangsa ini masih berputar pada beberapa gelintir elit saja di negeri ini.
Namun, bukan hal mustahil Indonesia ditahun-tahun mendatang dapat menaikan pendapatan perkapita sejajar dengan negara-negara maju lain.
Menurut ahli ekonomi Djaka Badrayana (dilansir dari okezone.com) untuk menaikan perkapita suatu negara dapat diraih dengan meningkatkan pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB), yakni dengan mendorong konsumsi pemerintah lebih tinggi, investasi lebih tinggi, ekspor ditingkatkan dan impor dikurangi.
Ketiga hal tersebut sangat mudah untuk ditingkatkan oleh negeri kaya raya ini. Kekayaan alam yang melimpah, potensi pertanian dan perikanan yang besar. Bonus demografi yang signifikan yakni usia angkatan muda lebih besar dibandingkan usia tua. Juga letak geografis yang sangat strategis. Tinggal bagaimana kebijakan ekonomi pemerintah dan iron stok SDM yang memadai untuk bersaing pada era industri 4.0 ini.
Bangsa ini punya seluruh anasir untuk menjadi negara maju. Tahun-tahun inilah diprediksi akan muncul kekuatan baru Dunia. Pasca Gelombang pandemi covid  ditambah ketegangan dunia akibat peperangan Rusia-ukraina, menteiger krisis global.Â
Srilanka mengalami krisis energi yang akut, menyebabkan rezim Raja paksa tumbang, 60 negara diprediksi resesi, krisis pangan melanda negara-negara eropa. Dimanakah posisi indonesia? Apakah akan terkena imbas krisis atau justru kita menjadi negeri pemenang itu?
Jika mau bersatu, menyatukan mimpi, menyatukan seluruh energi untuk menkonstruksikan strategi: Menjadi negara maju. Maka tak mustahil kita menjadi negeri yang keluar sebagai pemenang dari badai krisis dunia.
 Sudah saatnya mengesampingkan perbedaan, biarkan perbedaan itu diselesaikan dengan kultur asli bangsa Indonesia. Musyawarah Mufakat. Sudah saatnya perbincangan para Buzzer diruang maya adalah tentang tantangan menjadi negara maju.
Momentum HUT RI adalah saat yang tepat untuk menyingkirkan sekat. Seperti para pejabat yang kemarin cair bergoyang dengan rakyat. Mereka telah dihibur saatnya mereka yang menghibur rakyat dengan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Semoga harapan menjadi negara gemah ripah loh jinawi Baldatunbtoyyibatun warobbun ghofuur bisa terwujud. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H