Memang akan sulit bagi bangsa ini untuk mengejar ketertinggalan. Alih-alih keluar sebagai pemenang negeri ini semakin terseok ditengah pandemi yang menggila. Saat negeri-negeri lain sudah asyik berkerumun main bola, warga negeri ini tetap dihimbau untuk dirumah saja.
Semestinya bangsa yang terpisah dari benua asia dan australia ini bisa melockdown diri dan merdeka dari wabah. semestinya TKA tidak boleh masuk, dan bla bla bla semestinya-semestinya yang lain. memang nasi sudah menjadi bubur. Namun, harapan itu masih ada. Harapanlah yang bisa menumbuhkan imun bangsa ini.
Meminjam kata-kata Almarhum Prof. BJ Habibie. Ketika ditanya bagaimana cara mengejar kemajuan tektologi negara-negara lain. "tak perlu mengejar, kita hanya perlu mengintercept" begitulah jawaban simpel dari seorang genius nomor wahid dinegri ini.
Layaknya seorang bek handal ia perlu piawai mengintercept lawan. menentukan momentum, angle, speed dan power yang pas agar bisa menghantikan laju bola lawan, tanpa pelanggaran.
 Ia harus mengandung unsur kejutan. Bangsa ini punya potensi yang besar untuk melahirkan kejutan-kejutan. Bonus Demografi bisa menjadi aspek penentu.  Jika keterbatasan jumlah pekerja memicu revolusi industri, maka melimpahnya angkatan kerja seharusnya menjadi keunggulan bangsa ini. Tinggal menunggu, siapa yang akan memicu kejutan itu. jika di Inggris ada Wet tyler dan James Watt. Maka negeri ini tak kurang dari orang-orang hebat nan revolusioner.
kita tunggu semoga.
Referensi : Whay nation fail, Daron Acemogli dan James A. Robinson
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H