Punya barang, tapi masih pinjam ke orang. Kelakuan itu lagi dipraktikkan Kementerian Pertanian (Kementan).Â
Padahal sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan ada surplus produksi jagung nasional sebanyak lebih dari 13 juta ton pada tahun ini. Tapi belakangan muncul kabar bahwa Kementan mau meminjam jagung dari perusahaan pakan ternak (feedmill), sebanyak 10 ribu ton
Rencana peminjaman ini diungkapkan oleh Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak (Dirbitpro) Kementan, karena memang sudah ada kekurangan jagung di lapangan. (Berita dari http:wartakota.tribunnews.com).Â
Harga jagung di lapangan juga sudah ada yang mencapai Rp 6000 per kg, jauh dari patokan pemerintah yang Rp 4000 per kg. Peternak rakyat pun jadi terjepit. Antara stok jagung yang defisit dan harga yang melejit.
Mungkin mereka sakit hati, merasa dibohongi Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang terus-terusan mengatakan produksi jagung berlebih, sampai kita bisa ekspor. Tapi kenyataannya, tidak ada jagung yang bisa ditemukan di pasaran.
Yang namanya kebohongan, lama kelamaan juga akhirnya akan terungkap. Dan benar saja. Akhir Oktober kemarin, pemerintah memutuskan untuk mengimpor jagung sebanyak 100 ribu ton hingga Desember 2018 nanti.
Pinjaman 10 ribu ton jagung ke Feedmil juga sebenarnya bukan jumlah yang besar. Jumlah itu setara dengan produksi sehektare jagung. Masalahnya, jika jumlah ini saja harus dipenuhi dengan cara meminjam, maka klaim surplus apa lagi yang mau Kementerian Pertanian sajikan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H