Alsintan atau alat mesin pertanian adalah sebutan untuk semua alat dan mesin yang digunakan dalam usaha bidang pertanian. Alsintan dewasa ini mutlak sangat dibutuhkan dalam pembangunan pertanian. Peningkatan teknologi tepat guna melalui alsintan ini sangat dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi pertanian.
Adanya alsintan ini menjadi pemicu transformasi teknologi kepada petani menuju pertanian yang lebih modern, efektif, dan ramah lingkungan. Teknologi mekanisasi tersebut harus mencakup dari hulu sampai hilir sehingga tidak hanya meningkatkan produksi, akan tetapi kesejahteraan petani.
Peran strategis mekanisasi pertanian melalui alsintan adalah proses menjadi lebih cepat.
Namun, jika alsintan rusak justru akan menimbulkan hambatan. Sebagai contoh tiga traktor di Dinas Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara, rusak. Petani mulai bingung untuk mengelolah lahan pertanian.Â
Mereka bilang lahannya akan segera dibajak, namun traktornya rusak. Alsintan tersebut rusak karena tingginyaoperasional dari petani. Akhirnya, biaya perbaikan diambil dari biaya sewa alat oleh petani sebesar Rp 300 ribu per hektar.
Kejadian rusaknya alsintan tentu terjadi di berbagai daerah. Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendirikan bengkel alsintan di setiap kecamatan di kabupaten tersebut. Pendirian bengkel alsintan ini dianggap sangat penting supaya bantuan alsintan yang rutin digelontorkan pemerintah pusat tidak sia-sia.
Madong menyebut bahwa selama ini sudah cukup banyak alsintan hasil bantuan pusat yang tidak dapat dipergunakan. Mesin itu rusak lalu dibiarkan para petani menjadi barang rongsokan.
"Saya yakin kalau bengkel alsintan tersedia, alsintan yang rusak itu masih bisa diperbaiki. Spare part mesin itu juga akan lebih mudah didapatkan," katanya.
Tidak hanya itu saja, Madong turut meminta agar Pemerintah Pusat menganggarkan kegiatan berupapelatihan kepada para petani penerima alsintan. Pelatihan ini penting agar para petani bisa profesional dalam menggunakan alat tersebut.
Pelatihan ini juga penting p etani juga mesti mengetahui cara menggunakan alat itu agar hasilnya maksimal.
Madong mengatakan bahwa Dinas Pertanian dan Holtikultura Muaro Jambi sangat berharap program ini dapat direalisasikan pemerintah pusat. Di samping itu pihaknya akan mencoba mengusulkan program ini melalui APBD Kabupaten Muaro Jambi. "Melalui APBD tentu akan kita upayakan, tapi kami tetap berharap pihak kementrian yang mengeksekusinya," ujarnya.
Kementan sendiri sebelumnya pernah berharap pemerintah daerah (Pemda) memfasilitasi kelompok tani dalam memperbaiki alsintan yang rusak. Dengan demikian bantuan alsintan berikutnya bisa dialokasikan ke daerah lainnya yang membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H