Sistem pembayaran Mikrotrans lebih efisien dibandingkan dengan angkot. Biasanya penumpang angkot membayar sesuai dengan jarak tempuh dengan tunai, belum lagi menunggu kembalian yang akan menyebabkan kemacetan. Mikrotrans menggunakan sistem cashless atau non- tunai dengan tap kartu elektronik JakLingko. Kartu yang dapat dibayar bisa JakCard ataupun Bank DKI. Saat ini tarif Mikrotrans gratis, sehingga sebagian masyarakat setia menggunakan Mikrotrans.
Dalam menghadapi dinamika perubahan transportasi publik dan merebaknya popularitas pengguna Mikrotrans, tak sedikit para sopir angkot mulai beralih ke Mikrotrans dengan berbagai alasan yang mereka anggap menjadi dampak positif untuk keberlangsungan hidup mereka
Rizky, salah seorang mantan sopir angkot konvensional dan sekarang beralih menjadi sopir Mikrotrans JakLingko menjelaskan perbedaan menjadi pramudi dari kedua armada tersebut: "Sistem gaji enakan JakLingko, jadi kita ga mikir ngejar setoran. Beralih ke Mikrotrans karena kalo angkot reguler penumpang berkurang, pemerintah kan udah terjamin, istilah kata kita ngga ngejar setoran, ga ngejar bensin, jadi kita cari per kilometer." Jakarta Selatan, Sabtu (23/12/2023)
Pandangan dari pengalaman pribadi sopir Mikrotrans tersebut menerangkan perbedaaan antara angkot biasa dengan Mikrotrans. Hal ini menjelaskan sisi sistem gaji, biasa nya angkot yang diketahui adalah setoran bayarin per hari, namun Mikrotrans dapat penghasilan yang lebih menjajikan dengan sistem gaji per kilometer dan jam kerja yang teratur secara shift.Â
Tidak hanya dari sisi penghasilan, faktor kenyamanan menjadi alasan utama para sopir angkot konvensional beralih menjadi sopir Mikrotrans Jaklingko.
Perubahan ini menjadi tantangan baru bagi sopir angkot dan Mikrotrans. Mikrotrans Jaklingko hadir untuk memberikan warna baru di dunia tranportasi publik agar teratur, aman,dan mudah.Â
Eksistensi angkot mulai berkurang dengan adanya inovasi tranportasi publik ini dan cenderung lebih baik dari segala fasilitas. Beberapa mantan sopir angkot yang sudah beralih ke Mikrotrans mengharapkan angkot konvensional beralih ke pemerintahan agar terjamin dan lebih terstuktur.Â
Walaupun demikian, angkot masih tetap eksis dan digunakan banyak orang bagi yang tidak memiliki kartu elektronik. Sopir angkot masih banyak  yang nyaman dengan kondisi kerjanya sehingga tidak ingin bergabung dengan armada Mikrotrans JakLingko. Sementara Mikrotrans juga harus mempertahankan integritasnya agar mendapatkan penerimaan yang lebih luas di tengah masyarakat.Â
Persaingan tidak dapat dihindari, namun hal yang utama adalah bagaimana caranya mereka sebagai pramudi dari armada- armada tersebut berjuang di kota metropolitan yang besar ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H