Mohon tunggu...
Alek Laksana Vp2
Alek Laksana Vp2 Mohon Tunggu... -

Asisten Sopir Bajaj..... \r\n\r\n~\r\n\r\n"Belajar Membaca"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rohis, Anugrah dan Teroris

24 September 2012   19:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:47 2363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pelajar yang usianya masih dalam mencari jatidirinya,Bagaimanapun sekolah harus mampu mengawasi dan bertanggung jawab terhadap kegiatan kegiatan pelajarnya,selama kegiatan tersebut masih dalam kategori kegiatan sekolah termasuk kegiatan eskul rohis ini.Tentu ada panduan kurikulum dan peraturan peraturan lainnya yang dapat digunakan pihak sekolah dalam hal ini.

Jadi sangat penting bagi Sekolah,Guru,dan Orang Tua untuk ikut terlibat dan mengawasi kegiatan rohis di sekolah masing masing Bagi pelajar yang mengikuti rohis, sangat penting untuk memberitahu guru sekolah dan orang tua tentang keseluruhan isi dari kegiatan kegitan rohis yang diikuti terutama saat bersentuhan atau melibatkan pihak luar dari sekolahnya masing masing termasuk dari alumninya sendiri.

Lantas apa hubungannya judul artikel ini dengan kata anugrah,

Anugrah disini merujuk kepada sahabat kompasianer yang bernama Anugrah Roby Syahputra, www.kompasiana.com/anugrahroby, Seorang yang mengaku pelaku dan pengurus dari kegiatan rohis,juga pernah sebagai ketua rohis gabungan di kotanya, bahkan juga ikut dalam alumni rohis,masih aktif hingga saat ini.Artinya saya menilai kompasianer ini keterlibatannya sudah dalam dari kegiatan kegiatan rohis disekolahnya dulu dan juga kini sebagai alumni rohis.Mungkin bisa dikatakan sebagai pentolan rohis

Tetapi saya tidak habis pikir ketika dalam artikelnya tentang rohis dalam menjawab komentar,dia mengatakan tokoh sekaliber Buya Syafii Maarif dan juga Said aqil sebagai " tokoh yang sering berpandangan nyeleneh, pendapat nya banyak ngawur ".

Tentu saya tak habis pikir karena hal ini diutarakan oleh orang yang dapat dikatakan sebagai pentolan rohis,walaupun pandangan miring kepada Buya ini sebenarnya sudah terdengar juga beberapa tahun sebelum ini,Yang saya tidak tahu saat itu adalah kenapa orang sekaliber Buya dituduh seperti itu.Padahal saat awal awal reformasi atau sebelum reformasi belum terdengar pandangan atau tuduhan seperti ini terhadap Buya.

Tetapi saya mulai mengerti bagaimana pandangan seperti pandangan pentolan rohis  diatas, ketika sudah sedikit membaca buku Ilusi Negara Islam, dimana didalamnya Buya Syafii maarif CS  mengatakan menolak apa yang dilakukan atau diperjuangkan  oleh Hizbut Tahir (HTI),Wahabi,Ikwanul Muslimin dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bahkan Muhammadyah sampai mengeluarkan SKKP khusus untuk membersihkan Muhammadyah dari PKS.Tuduhan miring tersebut sengaja diarahkan ke Buya karena Gus Dur sudah tidak ada,karena posisi Buya sebagai sesepuh Muhammadyah serta tentu karena pandangan pandangan Buya terhadap organisasi organisasi tersebut.

Begitu juga di saat kompasianer itu  berkomentar HTI itu adalah "" organisasi yang mengakui Pancasila dan UUD 45 ini buktinya mereka terdaftar di Kemendagri sebagai ormas. Dan membuat pernyataan yang berisi komitmen pada NKRI, Pancasila dan UUD 1945. ""

Padahal bila kita melihat ke website hitbuz tahir jelas disana dikatakan bahwa HTI adalah organisasi politik yang berideologi islam.Jadi apa yang dikatakannya adalah sangat bertolak berlakang dengan apa yang dikatakan HTI dalam websitenya sendiri.

Dari dua hal diatas yang dikatakan oleh pentolan rohis sendiri, sebagian sudah diperlihatkan kepada kita, tentang bagaimana pergerakan yang terjadi didalam kegiatan rohis tersebut saat sekarang ini.

Karena itu saya semakin maklum saat kompasianer ini mengaku melaporkan saya dan kompasianer lain ke admin agar akun saya dan kompasianer yg tidak disukainya di blokir hanya karena kami mengkritisi artikelnya, Memang sih kalau dibandingkan dengan teman teman sealirannya yang melaporkan saya dan kompasianer lain ke admin,Dia saya nilai lebih fair karena berani mengakuinya sendiri dalam artikelnya. Tetapi walaupun begitu saat ini saya jadi berpikir, jangan jangan sahabat kompasianer kita ini sudah menjadi............................. Teroris Kompasiana,.HAHAHAHA.:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun