Apakah Pimpinan DPR tandingan justru akan menghambat kerja pemerintah yang dipimpin oleh Jokowi ?
Untuk sementara tidak terpengaruh,apalagi bila terkait anggaran seperti yang di katakan HS, karena anggaran 2015 sudah ditetapkan. Itu saja sudah cukup,Tidak masalah bagi rakyat seperti saya.
Pemerintahan juga tidak akan mati suri seperti dikatakan HS, karena Pemerintah sudah bisa gunakan APBN tersebut diawal tahun, sambil menunggu perkembangan di internal Golkar diawal tahun nanti. Bila Golkar tidak berubah posisi juga, Jokowi masih bisa mengeluarkan PERPU untuk menjalankan pemerintahannya diakhir akhir tahun 2015 bila dibutuhkan oleh Jokowi-JK.
Apakah pembentukan undang-undang jelas akan terhambat dengan kondisi ini ?
Jelas untuk hal ini akan terhambat, Dan Saya setuju saja, bila DPR dengan kondisi sekarang ini tidak menghasilkan satupun UU selama lima tahun kedepan.
Karena kalau melihat 'angkuh dan pongahnya' KMP, Bagaimana dari proses lolosnya UUMD3 2014 dan UU PILKADA serta KMP yang mengambil semua pimpinan DPR, dan juga Empat nama dari lima pimpinan MPR, anda sudah bisa membayangkan UU macam apa yang akan dihasilkan DPR kedepannya, terutama UU yang berkaitan dengan Politik dan Demokrasi.
Memang Pimpinan DPR tandingan ini kondisi yang unik, cuma saya tidak bisa mengklaim bahwa tidak ada dinegara manapun pernah terjadi ada "dua pimpinan DPR" seperti yang dikatakan Harja Saputra karena saya belum menelitinya, barangkali HS sudah melakukan penelitan sebelumnya hehehe
Jelas Saya juga tidak bangga dengan kondisi ini, tetapi saya juga tidak menyalahkan KIH atas langkah langkah politik yg dilakukan mereka.
Kalau Harja saputra mengatakan langkah KIH itu adalah "langkah yang menggelikan, memalukan dan langkah yang ceroboh.". Saya justru melihatnya ini langkah perlawanan yang bagus dilakukan oleh KIH.
Bagaimanapun juga kisruh ini bermula dari Pemilu,baik Pemilu legislatif maupun PILPRES, karena itu mulailah dari PEMILU untuk menilai alinea terakhir artikel Harja Saputra tersebut,yang isinya  "" Kini semua orang bisa menilai: siapakah sesungguhnya yang tidak bisa menerima kekalahan, apakah KMP atau KIH.""
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H